ACARA KUNJUNGAN KERJA PRESIDEN KE KALIMANTAN TENGAH, 24 APRIL 2008

 
bagikan berita ke :

Kamis, 24 April 2008
Di baca 1215 kali

HTML Source EditorWord wrap

SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
PENCANANGAN PEMBANGUNAN DESA MODEL DAERAH TERTINGGAL DI INDONESIA DENGAN MAMANGUN TUNTANG MAHAGA LEWU DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DAN PERESMIAN PEMBUKAAN REMBUG DESA NASIONAL SERTA PERESMIAN DIMULAINYA PEMBANGUNAN HOTEL ISEN MULANG DAN PENYERAHAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR),
DI PALANGKARAYA, KALIMANTAN TENGAH
TANGGAL 24 APRIL 2008

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

Selamat siang, Salam sejahtera untuk kita semua,

Yang saya hormati Saudara Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Saudara Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, dan para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu.

Yang saya hormati Saudara Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Saudara Gubernur Kalimantan Tengah, Gubernur Jawa Timur, dan Gubernur Gorontalo, para pimpinan Badan-badan Usaha Milik Negara.

Yang saya hormati para pimpinan dan pejabat yang bertugas di, baik Kalimantan maupun Kalimantan Tengah, baik itu dari unsur eksekutif, legislatif, yudikatif, maupun TNI dan Polri. Para pimpinan organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan, para ulama, para tokoh adat yang saya muliakan. Para Camat para Kepala Desa, para kader, baik para sarjana masuk desa maupun para kader penggerak pembangunan satu bangsa.

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

Marilah pada kesempatan yang baik dan semoga senantiasa penuh berkah ini, sekali lagi kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan perkenan-Nya, kita semua masih diberi kesempatan, kekuatan, dan semoga kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, serta tugas dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara tercinta. Kita juga bersyukur ke hadirat Allah Subhaanahu wa Ta'aala karena hari ini dapat bersama-sama menghadiri peresmian kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan daerah tertinggal yang tadi telah sama-sama kita dengar tujuan, sasaran, dan bentuk kegiatannya dari Gubernur Kalimantan Tengah dan dari Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal.

Saudara-saudara,

Ketika Pak Teras Narang, Gubernur Kalimantan Tengah, dan Pak Lukman Edy, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal, menyampaikan sambutan beliau, saya mencatatnya dengan seksama. Oleh karena itu, lebih mudah tugas saya, sebagai Presiden, karena kalau Pak Gubernur Kalimantan Tengah sudah sangat kreatif dan inovatif maka tugas saya tinggal menggarisbawahi, tinggal mendorong, dan mudah-mudahan apa yang telah menjadi kebijakan dan program beliau dapat dilaksanakan dengan baik untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Tengah. Oleh karena itu, tepat dan cocok kalau beliau tadi bersama-sama Gubernur Jawa Timur dan Gubernur Gorontalo menerima penghargaan Meretas Ketertinggalan bersama para Bupati yang lain.

Saudara-saudara,

Saya sungguh bersyukur, senang, dan tentunya ikut berbahagia karena capaian pembangunan di Kalimantan Tengah, tahun-tahun terakhir ini, menunjukkan prestasi yang baik. Dikatakan tadi, ekonomi tumbuh dengan baik, pengangguran berkurang, kemiskinan pun berkurang. Kalau seluruh propinsi di Indonesia ini juga mencapai prestasi yang sama, jika seluruh kabupaten dan kota di negeri tercinta ini juga dapat menumbuhkan ekonomi, mengurangi pengangguran, dan mengurangi kemiskinan secara signifikan, maka secara nasional ekonomi kita akan tumbuh baik dan kesejahteraan pun akan juga meningkat dengan baik.

Saudara-saudara,

Pada era pemerintahan yang dulu lebih tersentralisasi, memang keberhasilan pembangunan lebih banyak ditentukan oleh kebijakan dan program-program yang dikelola oleh pemerintah pusat. Saya barangkali bisa menyebutnya 70 % sangat tergantung kepada kebijakan, program, dan anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat, dan barangkali 30 % ditentukan oleh prestasi daerah. Sekarang, kita telah menganut sistem pemerintahan yang didesentralisasikan dengan mengimplementasikan otonomi daerah. Oleh karena itu, hampir semua urusan, sudah dialirkan, sudah dilimpahkan kepada pemerintah daerah beserta kewenangan, fiskal ataupun anggaran, dan tentunya termasuk tanggung jawab dan kewajibannya. Oleh karena itu, saya boleh mengatakan, sekarang, 70 % justru sangat ditentukan oleh apa yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan 30 % apa yang menjadi kebijakan, program, dan pemerintah pusat. Oleh karena itu, apa yang saya amati, lihat, dan nilai sebagai seorang yang sedang mengemban amanah 3,5 tahun lebih ini, banyak sekali daerah baik propinsi, kabupaten, dan kota yang memiliki kemajuan yang sangat signifikan karena prestasi daerahnya memang baik, karena kebijakan, program, dan tindakan pemerintah daerahnya baik, dan karena memang kepemimpinan dari para Gubernur, Bupati, dan Walikota baik.

Saya terus mengajak dan mendorong kepada semua jajaran pemerintahan baik pusat maupun daerah, mari terus kita tingkatkan upaya kita, manajemen kita, dan kepemimpinan kita agar semua program untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang juga menggunakan anggaran yang besar, dapat kita laksanakan dengan baik.

Saudara-saudara, hadirin sekalian yang saya hormati,

Saya menyambut baik, saya mendukung program Mamangun Tuntang Mahaga Lewu yang dilaksanakan oleh Kalimantan Tengah sebagai juga bagian dari program nasional kita yang dimotori oleh Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal yang intinya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di semua daerah tertinggal, di daerah perdesaan. Saya setuju dan saya dukung kalau basis untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat termasuk kemajuan di daerah tertinggal itu menggunakan basis perdesaan dan kemudian kecamatan. Mengapa? Benar, bahwa sekitar 60 % penduduk Indonesia tinggal di daerah perdesaan dan jangan lupa sekitar 65 % saudara-saudara kita yang masih miskin itu juga tinggal di perdesaan dan bergerak di sektor pertanian. Oleh karena itu benar, kalau kegiatan untuk memajukan kesejahteraan rakyat, basisnya atau lebih kita orientasikan, atau lebih kita jalankan di daerah-daerah perdesaan, utamanya desa yang masih tertinggal.

Tahun 2005, pemerintah telah melakukan revitalisasi pembangunan pertanian dan pedesaan. Buahnya semakin nyata, arahnya sudah benar. Oleh karena itu, mari, dengan gigih, dengan penuh semangat dan tanggung jawab, terus kita lakukan revitalisasi pembangunan di sektor pertanian dalam arti luas tentunya, dan di daerah perdesaan.


Saudara-saudara,

Tadi telah berdiri para Camat, para Kepala Desa, para sarjana yang akan berkarya di desa, para kader penggerak pembangunan di daerah tertinggal tadi, saya ucapkan selamat berkarya, selamat mengabdi, selamat menjalankan tugas, karena tugas Saudara semua sangat mulia. Jalankan tugas itu dengan baik, saya ulangi lagi, laksanakan tugas itu dengan baik, dengan penuh semangat, dan ketulusan karena apa yang Saudara lakukan sangat menetukan masa depan saudara-saudara kita yang ada di daerah itu. Sesungguhnya, masyarakat kita makin cerdas, banyak inisiatif lokal yang baik, banyak budaya, dan kearifan lokal yang luhur. Jangan disia-siakan. Jadikan semuanya itu sebagai pendorong agar mereka lebih kreatif, lebih bisa berbuat untuk membangun daerahnya, kembangkan, dorong, berikan semangat dan motivasi mereka. Tentu juga dengan bimbingan-bimbingan yang terarah agar semua program pembangunan masyarakat perdesaan, program pemberdayaan Mandiri, apapun program yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat, pemerintah propinsi, dan pemerintah kabupaten dan kota bisa berhasil dengan baik karena masyarakatnya aktif, masyarakatnya tidak hanya menyerahkan begitu saja kepada pemerintah tetapi dengan kreatifitas, tanggung jawab, dan kontribusi mereka, saya yakin akan lebih cepat dan lebih berhasil pembangunan yang kita lakukan.

Saya berkunjung ke banyak daerah di negeri ini selama 3,5 tahun yang lalu. Saya melihat desa, kecamatan, baik daerah-daerah terpencil, maupun di daerah yang relatif maju, yang dengan gamblang saya lihat, kalau masyarakatnya diberdayakan, diajak serta, dibimbing, diberikan fasilitas, diberikan bantuan, hasilnya sungguh nyata dengan peningkatan kesejahteraan yang makin baik.

Hadirin yang saya muliakan,

Saudara Gubernur Kalimantan Tengah juga melaporkan tadi kepada saya bahwa produksi dan produktivitas tanaman padi meningkat dengan baik. Saya ingin menjadi semangat kita di seluruh tanah air untuk meningkatkan produksi pangan secara signifikan mulai sekarang ini. Dulu orang tidak percaya kalau kita bisa menuju swasembada beras setelah dulu pernah memang tahun 1980-an kita telah berswasembada. Tapi, karena penduduk Indonesia tumbuh dengan cepat, sekarang jumlahnya sekitar 230 juta, ditambah dengan faktor-faktor lain maka kita semua meragukan apa bisa Indonesia, suatu saat, berswasembada pangan, bahkan surplus pangan dan bisa mengekspornya ke negara-negara lain. Oleh karena itu, tertantang kita semua.

Tahun lalu, tahun 2007, para Gubernur, tentunya dengan dukungan Bupati dan Walikota, dengan saya, dan pemerintah pusat, bersepakat untuk meningkatkan produksi beras, 2 juta ton tambahan. Meskipun masih ada bencana banjir karena cuaca dan faktor-faktor lain, maka produksi kita tahun 2007 baik dan bahkan peningkatan terbaik dalam waktu 10 tahun terakhir. Tahun ini sesungguhnya kita bisa surplus namun saya menginstruksikan jangan dulu diekspor karena faktor global, faktor pangan dunia yang harganya meningkat tajam, kita harus pandai mengelola produksi beras kita baik-baik, jangan ada yang lari ke luar negeri, sambil meningkatkan produksi tanaman yang lain. Gula relatif aman, jagung hampir aman, kedelai belum aman, daging sapi belum aman, daging ayam dan telor sudah berswasembada. Yang sudah swasembada kita pertahankan, terus kita dorong menjadi surplus, lebih, yang belum mencapai target, mari kita tingkatkan mulai tahun ini dan tahun-tahun berikutnya lagi.

Saya dukung upaya Gubernur Kalimantan Tengah untuk membuka lahan pertanian kedelai yang lebih besar lagi dan ini juga berlaku bagi Gubernur yang lain. Kita masih mengimpor kedelai dalam jumlah yang besar. Produksi nasional baru sekitar 600.000-700.000 ton per tahun, yang kita perlukan 2,1 juta ton kedelai per tahun karena tempe, tahu, dan lain-lain. Meskipun negeri kita bukan daerah yang sangat baik untuk pertanian kedelai, tapi ada tempat-tempat yang bisa kita gunakan untuk meningkatkan produksi kedelai. Oleh karena itu, mengahdapi krisis pangan dunia tidak perlu gamang, tidak perlu cemas, tidak perlu takut, justru, marilah, kalau ini disebut musibah kita jadikan berkah, dengan ridho Allah, kalau itu krisis, mari kita jadikan peluang.

Negeri kita punya lahan, yang apabila kita gunakan dengan baik sangat bisa kita meningkatkan produksi pangan. Saya telah memerintahkan jajaran pemerintah pusat, dua tahun terakhir ini, untuk melakukan pengecekan lahan atau tanah di negeri ini untuk apa saja, ada tidak tanah-tanah yang terlantar, lahan-lahan yang tidur, yang tidak digunakan? Jawabannya ternyata ada, jumlahnya tidak sedikit. Kepala Badan Pertanahan Nasional bekerja sama dengan departemen dan kementerian terkait dan pemerintah daerah menemukan ada sekitar 7-8 juta hektar tanah yang sesungguhnya tidak digunakan dengan baik di seluruh tanah air. Bahkan ada 1,7 juta hektar yang ada HGU-nya (Hak Guna Usaha) tetapi kenyataan di lapangan tidak diolah dan tidak digunakan. Tidak boleh terjadi di negeri tercinta ini. Oleh karena itu, saya memerintahkan menteri-menteri terkait, para Gubernur, Bupati, dan Walikota, atas hasil pengecekan ini, mulai sekarang, mari kita tertibkan kembali lahan dan tanah yang kita miliki. Mereka yang memiliki HGU, tidak digunakan HGU-nya, ditaruh di mana, berdosa, salah, karena kalau itu bisa kita olah menjadi areal pertanian, perkebunan, dan lain-lain, mendatangkan kemakmuran bagi rakyat. Kita harus cek bersama-sama jangan sampai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa, tanah kita, kita telantarkan. Tidak usah kita melihat yang lalu, mulai sekarang ke depan. Tidak usah kita meratapi kenapa dulu tidak pandai kita semua merawat hutan, menggundulinya, sehingga banjir bandang, longsor, tidak usah. Mulai sekarang mari kita rawat baik-baik negeri kita, hutan kita, lahan kita, tanah kita untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Saya meminta dukungan Saudara semua, dorong para pimpinan, dorong semuanya, para Bupati, Walikota, Gubernur, Menteri, termasuk saya untuk mendayagunakan apa yang kita miliki ini untuk, sekali lagi, kesejahteraan rakyat kita.

Saudara-saudara,

Lingkungan memang sangat penting. Alhamdulillah, tahun lalu tidak ada kebakaran yang signifikan, hampir tidak ada. Pertama, karena ditolong oleh iklim yang baik, hujan lumayan. Yang kedua, karena upaya yang serius dari para Bupati, Walikota, dan masyarakat, kita harus pertahankan tahun ini. Saya dengar tadi jawabannya siap. Kalau siap, Kalimantan Tengah harus menjadi contoh dari propinsi yang lain. Jangan kita ekspor asap kita lagi ke negara-negara yang lain, malu. Berlaku juga bagi Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur. Mari kita rawat hutan kita, jangan ada kebakaran yang asapnya masuk ke Malaysia, ke Singapura, dan negara-negara lain. Insya Allah bisa, mohon pada Allah cuacanya bagus. Mari kita berbuat sebaik-baiknya. Hand tractor, tossa, dan lain-lain, sarana, yang penting semangat kita, pekerjaan kita, kepemimpinan para pemimpin daerah untuk bersama-sama mencegah kebakaran. Kebakaran itu ruginya banyak. Pertama, ya kebakar, hilang. Yang kedua, udara kotor. Yang ketiga, kita dipermalukan pada tingkat dunia. Indonesia kok mengekspor asap, tidak boleh.

Saudara-saudara,

Yang lain yang ingin saya sampaikan adalah sebagaimana disampaikan oleh Saudara Gubernur dan juga Menteri Lukman Edy, sejak tahun lalu, tentunya tahun ini dan seterusnya, kita tertibkan, kita efektifkan, kita perbaiki semua program untuk penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Sayang kalau anggaran negara besar, programnya berserakan di mana-mana, tidak terkoordinasi dengan baik, akhirnya hasilnya tidak optimal. Saudara tahu, anggaran negara untuk mengurangi kemiskinan tiap tahun naik dengan tajam. Tahun ini Rp 58 triliun, tahun lalu Rp 51 triliun, tahun lalunya lagi Rp 41 triliun, tahun lalunya lagi Rp 24 triliun, tahun 2004 dulu Rp 19 triliun. Kita terus tingkatkan sejalan dengan perkembangan ekonomi dan penerimaan negara. Saya ingin anggaran yang besar itu sampai pada sasarannya dengan program-program yang efektif. Negara kita memang masih ada kemiskinan, sebagaimana pula negara-negara yang lain di dunia ini. Alhamdulillah, 10 tahun terakhir sesungguhnya prosentasenya terus menurun. Tapi kita belum puas sampai suatu saat negara kita betul-betul tidak ada yang miskin. Oleh karena itulah, mari kita sukseskan semua upaya mengurangi kemiskinan dengan program-program yang nyata. Tidak cukup dengan seminar, tidak cukup dengan debat sana, debat sini, menyalahkan sana, menyalahkan sini. Itu kuno, rakyat tidak dapat apa-apa. Mari kita jalankan betul semua program. Programnya ada tiga.

Yang pertama yang disebut dengan cluster atau wilayah bantuan dan perlindungan sosial bagi yang sangat miskin, harus kita bantu langsung. Ibarat filsafah, kita kasih ikannya, kalau kita kasih kailnya, tidak cukup kuat untuk memancing karena memang kondisinya lemah. Kita bantu langsung. Itulah yang melatarbelakangi cluster sosial bantuan langsung tunai bersyarat yang sekarang namanya Program Keluarga Harapan, beras untuk rakyat miskin, pengobatan gratis bagi yang miskin, Bantuan Operasional Sekolah atau BOS, pendidikan gratis bagi yang miskin, subsidi, dan lain-lain, yang jumlahnya besar. Itu memang kita bantukan secara langsung.

Nah, yang kedua, ada daerah-daerah yang sudah mulai berdaya, yang sudah menggeliat, yang sudah tidak miskin tapi masih memerlukan bimbingan. Itulah yang kita jalankan, program baru, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat yang kita juga serahkan anggarannya, tujuannya masyarakat diberdayakan agar tumbuh di situ infrastrukturnya, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Kita kasih kailnya.

Satu lagi agar lebih berhasil maka ada cluster usaha kecil dan menengah. Kita bantu usaha mikro, usaha kecil, dan menengah, dengan bantuan modal yang dipermudah. Dulunya, saudara-saudara kita yang ingin pinjam Rp 1 juta, Rp 2 juta, Rp 5 juta mengalami hambatan. Persyaratannya banyak, memang bank harus seperti itu. Kalau banknya tidak hati-hati, jebol, krisis lagi seperti tahun 1997, 1998, memang bank harus hati-hati. Tapi jangan sampai karena hati-hatinya bank, saudara-saudara kita, pengusaha kecil, menengah, tidak bisa hidup, tidak berkembang karena tidak ada modal. Itulah pemerintah dengan program Kredit Usaha Rakyat dan yang sejenisnya, mengeluarkan anggaran sekian trilyun, kita gunakan untuk memberikan tanggungan bagi usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah.

Dengan harapan lebih banyak lagi, saudara-saudara kita mendapatkan pinjaman yang dipermudah. Sebagaimana kita saksikan tadi tiga Direktur Utama bank, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, BNI, memberikan secara simbolis kredit itu kepada banyak sekali nasabah di seluruh tanah air dengan tujuan bergeraklah semua usaha mikro dan kecil itu. Kalau itu terjadi, maka saya yakin dengan kepemimpinan semua pemerintah daerah termasuk para Kepala Desa, para Camat, tentunya para Bupati dan Walikota yang ada di depan, usaha mengurangi kemiskinan dengan bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, maupun pinjaman yang menggunakan kemudahan-kemudahan tertentu tadi, bisa betul-betul meningkatkan kesejahteraan rakyat kita. Itulah yang mesti kita jalankan secara bersama.

Saudara-saudara,

Saya sangat surprise tadi, suprise dalam arti kurang happy, kurang senang kalau ada perijinan menyangkut tata ruang yang belum turun. Pak Gubernur sudah benar, tidak mungkin memberikan ijin, entah tambang, entah kebun, entah pertanian, tanpa kejelasan tata ruang itu supaya lingkungan tidak rusak. Tetapi, harus segera rampung, harus segera selesai. Saya akan cek terus terang, ini ada Menteri Sekretaris Negara, ada Sekretaris Kabinet, tidak usah nunggu instruksi saya, langsung dicek kepada menteri terkait, mengapa belum terbit, mengapa belum turun? Mudah-mudahan belum turunnya karena masih diteliti, masih dirapikan, masih dipastikan bahwa tata ruang ini baik. Jangan sampai, ini kebiasaan yang buruk di negeri kita ini, ada pepatah kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah. Mudah-mudahan tidak ada lagi, ini penyakit. Inginnya saudara, inginnya cepat, ada yang lambat. Kalau lambat, tidak dapat apa-apa. Kalau lambat, lambat majunya. Saya ingin semua, bukan hanya pemerintah pusat, pemerintah daerah, Gubernur, Bupati, Walikota, permudah setiap urusan, percepat semuanya yang bisa dipercepat. Saya serius. Jangan kita kehilangan peluang, jangan kita merugi sendiri, jangan kita berbuat salah sendiri. Percepat, permudah setiap urusan supaya ngalir semuanya. Saya, Pak Teras Narang, akan cek apa yang terjadi dengan belum terbitnya itu. Mudah-mudahan segera selesai dan bisa dijalankan.

Kepada Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, Pak Lukman Edy, tadi, saya dukung penuh, segera sukseskan. Jangan sampai negara kita ini kalau maju, maju sendiri, kita ingin maju bersama. Betul? Maju bersama, makmur bersama. Jadi kalau kabupaten maju yang lain tidak boleh tertinggal. Kecamatan, yang dua maju, yang tiga tidak boleh tertinggal. Kewajiban kita semua yang tertinggal kita dorong, kita bantu, semua bisa maju. Oleh karena itu, mari kita sukseskan pembangunan daerah tertinggal, percepatan pembangunan daerah tertinggal. Pemerintah pusat harus ikut turun tangan, demikian juga pemerintah propinsi karena kalau kabupaten tertinggal, tentu kabupaten itu tidak bisa mengejar ketertinggalannya sendiri, harus kita bantu. Oleh karena itu, semua program untuk peningkatan pembangunan daerah tertinggal harus kita sukseskan. Dan terakhir sekali saya ucapkan untuk melaksanakan rembug desa, bicarakan baik-baik. Sekali lagi, Saudara harus tahu masyarakat kita ini cerdas, makin maju, makin kreatif, jangan salah. Dorong, bantu, kasih ruang untuk bisa memikirkan pembangunan di wilayahnya sendiri. Kemudian kepada para penerima tanda penghargaan, selamat. Pak Gubernur, Pak Bupati, pertahankan, kembangkan, dan berbuatlah terus-menerus untuk rakyat yang Saudara-saudara pimpin.

Dan dengan harapan, ajakan, dan pesan-pesan seperti itu, Saudara-saudara, maka, dengan terlebih dahulu memohon ridho Tuhan Yang Maha Kuasa seraya mengucapkan bismillahhirahmannirrahim, semua kegiatan yang dilaksanakan mulai hari ini terutama di lingkungan atau dalam program Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dan pemerintah propinsi Kalimantan Tengah, dengan resmi saya nyatakan dibuka. Sekian.

Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.


Teleconference (wawancara jarak jauh) Presiden RI dengan Kabupaten Kota Waringin Barat dan Kabupaten Kapuas:

Moderator (Gubernur Kalimantan Tengah):

Bapak Presiden yang kami hormati, pada hari ini sesuai dengan jadwal yang ditentukan, akan kita lakukan teleconference (wawancara jarak jauh) dengan dua kabupaten yaitu Kabupaten Kota Waringin Barat, yang berlokasi di Pangkalan Bun, kemudian Kabupaten Kapuas yang akan langsung dari ibukota Kabupaten Kapuas, yaitu Kuala Kapuas, dan atas ijin Bapak Presiden nanti kita akan memulai dari Kabupaten Kapuas. Dan khusus untuk Kabupaten Kapuas, saya ingin tanyakan apakah sudah siap?

Perwakilan Kabupaten Kapuas:

Siap, Pak. Sudah siap.

Moderator:

Apakah sudah terlihat Bapak Presiden di situ?

Perwakilan Kabupaten Kapuas:

Belum, hanya Bapak Gubernur yang terlihat ini.

Moderator:

Sekarang udah lihat?

Perwakilan Kabupaten Kapuas:

Sudah terlihat, sudah.

Moderator:

Baik, saya persilakan. Ada berapa orang yang nanti akan bicara? Tolong singkat-singkat. Saya persilakan Pak Haji.

Pak Haji:

Assalaamu’alaikum, Pak Presiden dan Pak Gubernur. Kami dari warga Kabupaten Kapuas, pertama, menyampaikan titipan salam dari seluruh aparat pemerintah Kabupaten Kapuas dan seluruh masyarakat kepada Bapak. Semoga Bapak Presiden selalu dalam keadaan sehat wal afiat dan dapat memimpin negara Indonesia yang besar ini menjadi negara yang termaju di dunia ini nanti pada masa yang akan datang. Kami semuanya, Pak, mendoakan.

Bapak Presiden yang kami muliakan,

Perlu kami informasikan dalam acara ini, bahwa masyarakat Kabupaten Kapuas keadaannya sangat rukun sekali, Pak, sangat rukun. Baik intern umat beragama, antar umat beragama, dan antar umat beragama dengan pemerintah, sangat baik sekali, Pak. Kemudian, agar kerukunan ini bisa kita tingkatkan, minimal kita pertahankan, ini perlu, Pak, kita memberikan ilmu pengetahuan agama yang mantap kepada generasi-generasi muda kita karena kami yakin, mereka yang berpengetahuan agama yang bisa menjaga kerukunan ini. Nah, maka untuk demikian, di Kabupaten Kapuas, Pak, keadaan guru agama yang mendidik di sekolah-sekolah umum ataupun di sekolah agama ini sangat kurang, sangat kurang, Pak. Nah, maka oleh demikian, agar ini terpenuhi, kami mohon kepada Bapak Presiden kiranya berkenan nanti, pada tahun yang akan datang, lebih banyak lagi mengangkat guru-guru agama karena mereka inilah sebagai penanam benih kerukunan dan akhlak yang baik kepada masyarakat sehingga kerukunan dan ketentraman masyarakat bisa tercipta. Itu yang pertama, Pak.

Dan yang kedua, setelah mereka memiliki agama, tentu mereka ingin beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa atau Allah Subhaanahu wa Ta'aala, dan ini semua agama, Pak. Jadi, kami mohon juga di samping guru agama, perlu rumah ibadah yang memadai, Pak, karena ada di antara desa, bahkan kecamatan, rumah ibadah itu lebih baik rumah camat atau rumah RT daripada rumah ibadah, Pak. Jadi kami inginkan agar rumah ibadah, rumah Tuhan ini, baik agama Islam, pokoknya semua agama, itu lebih baik. Kalau mereka di desa, paling baik bangunan di desa adalah rumah ibadah, apakah Islam, Kristen, dan lain sebagainya. Kalau di kecamatan, usahakan rumah ibadah paling baik bangunan yang ada di kecamatan, begitu juga di kabupaten, di kotamadya, dan di propinsi, serta di pusat, Pak, karena dengan baiknya rumah ibadah, ini mencerminkan kebaikan agama itu. Jadi kami menyarankan kepada Bapak Presiden kiranya apa yang pernah dirintis dan dilakukan oleh Orde Baru dulu, Pak, ada yang namanya itu Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila yang setiap tahunnya membangun beberapa buah mesjid. Nah, kira-kira cara atau sistem seperti ini baik kita pertahankan, Pak. Jadi kita jangan berasumsi Orde Baru semua jahat, tidak Pak. Ada di antara orde baru itu yang baik dan yang baik ini perlu kita pertahankan, dan kalau kurang baik atau tidak baik, itu kita tinggalkan dan kita perbaiki. Nah, diantaranya orde baru yang baik menurut hemat kami adalah membangun mesjid ini tadi. Dengan baiknya mesjid, berarti baiknya agama. Baiknya gereja, baiknya agama. Baiknya agama berarti baiknya masyarakat. Baiknya masyarakat, pemerintah akan mudah melaksanakan pembangunan dan perubahan-perubahan apa yang akan dilaksanakan.

Yang selanjutnya mengenai semboyan Rakyat Sehat, Negara Kuat. Nah, maka agar rakyat sehat perlu sarana dan prasarana kesehatan di Kabupaten Kapuas lebih ditingkatkan. Memang kami terus terang sangat berterima kasih atas adanya bantuan merehabilitasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kapuas, Pak, tapi sarana dan prasarananya masih kurang, Pak, sehingga Kabupaten Kapuas kadang-kadang masyarakatnya berobat ke Kalimantan Selatan karena sarana dan prasarana yang masih kurang. Padahal, kalau masyarakat Kabupaten Kapuas berobat ke Kalimantan Selatan tentu ini akan menambah biaya. Bahkan kadang-kadang menjalaninya itu, di tengah jalan sudah dijemput malaikat maut, Pak.

Perwakilan Kota Waringin Barat:

Siap, Bapak Gubernur, dari Kabupaten Kota Waringin Barat. Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Yang saya hormati Bapak Presiden Republik Indonesia, beserta Ibu Hj. Ani Bambang Yudhoyono, Bapak Gubernur Kalimantan Tengah, Bapak Agustin Teras Narang, beserta jajaran. Dengan tidak mengurangi rasa hormat, saya menyampaikan mengenai biodata. Nama, Pangeran Muadzudin Syah, ingin menyampaikan hal-hal sebagai berikut atau menyampaikan unek-unek kepada Bapak Presiden Republik Indonesia. Namun sebelumnya, saya minta dengan hormat lagi sangat, Bapak Wakil Bupati Kota Waringin Barat beserta seluruh undangan agar berdiri memberikan tepuk tangan rasa hormat kita dan kebanggaan kita kepada Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Terima kasih.

Bapak Presiden yang saya banggakan, Kabupaten Kota Waringin Barat merupakan kabupaten satu-satunya yang dulu bekas kesultanan, di mana tentunya tidak salah apabila saya salah satu dari putra Sultan yang ke-14, mengharapkan dan memohon kepada Bapak Presiden dapat kiranya lebih memperhatikan mengenai situs peninggalan sejarah, di mana di dalam, ada seni, budaya, yang tidak ternilai harganya. Kemudian, melalui situs peninggalan sejarah, dengan bekerja sama Dinas Pariwisata Seni dan Budaya, kita dapat meningkatkan kontribusi kepada pemerintah daerah, khususnya Kabupaten Kota Waringin Barat, propinsi pada umumnya, yang mana bahwasanya pemerintah juga mencanangkan tahun kunjungan wisata melalui program lebih meningkatkannya sektor-sektor di kepariwisataan.

Sementara di daerah Kabupaten Kota Waringin Barat, Kalimantan Tengah pada umumnya, banyak sumber daya alam yang tidak kalah bagus baiknya dengan daerah-daerah lain, sehingga dengan adanya obyek-obyek wisata, maka akan bermunculan aktivitas kegiatan masyarakat sehingga juga dapat memberikan peluang bagi masyarakat yang kebetulan mengalami kesulitan untuk mencari mata pencaharian. Dengan adanya kegiatan, di sektor, di bidang apapun, maka kita sudah ikut membantu mengurangi daripada pengangguran, kemudian meningkatkan income per kapita. Dengan naiknya income per kapita maka akan tingginya daya beli masyarakat, yang pada akhirnya kita harapkan masyarakat Kota Waringin Barat khususnya, Kalimantan Tengah pada umumnya, dapat lebih sejahtera. Tidak harus mentergantungkan kepada salah satu sektor usaha. Di samping adanya sumber daya alam yang cukup, lebih, banyak, juga banyaknya sumber daya manusia, putra-putra daerah yang memimpin, contoh seperti halnya dengan Bapak Gubernur Agustin Teras Narang dari putra daerah kita. Saya berharap dan saya memohon sekali lagi kepada Bapak Presiden, marilah kita sama-sama merasa ikut memiliki, ikut merawat, dan ikut menjaganya, meluwo ruongso handoweni hanggarbeni hangulunkebi, sebagai seorang pemimpin dapatlah dijadikan contoh ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.

Saya terima kasih Bapak Presiden, mohon maaf. Kebanggan buat saya dan seluruh masyarakat Kota Waringin Barat beserta para pejabat, aparat keamanan. Kemudian juga sangat kami sayangkan bahwa Bapak pernah datang ke Kota Waringin Barat, namun kami cuma bertemu di Lanud TNI AU Iskandar. Kemudian saat ini saya juga bertemu dengan Bapak, namun hanya melalui video conference. Untuk itu kami berharap kapan Bapak ingin berkunjung ke Kota Waringin Barat dan bertatap muka langsung dengan masyarakat Kota Waringin Barat. Semoga Bapak selalu mendapatkan perlindungan daripada Allah SWT, di dalam memimpin negara Republik Indonesia, masyarakatnya aman, tentram, dan damai. Untuk Kabupaten Kota Waringin Barat, alhamdulillah selalu dalam keadaan kondusif. Demikian, kurang lebihnya mohon maaf, saya akhiri dengan ucapan wabilahi taufiq walhidayah, wassalamualaikum warrahmatulahi wabarakatuh.

Moderator:

Terima kasih. Demikian Bapak Presiden dari Kapuas dan dari Pangkalan Bun. Selanjutnya, saya atas perkenan Bapak Presiden untuk memberikan kesempatan kepada yang hadir di sini untuk menyampaikan apa yang ingin disampaikan. Saya persilakan.

Penanya 1:

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Bapak Presiden Republik Indonesia beserta Ibu, dan rombongan yang kami hormati. Tuan rumah, Bapak Gubernur dan rombongan yang kami hormati. Alhamdulillah, kami dari Sulawesi Barat, Kabupaten Polewali Mandar, sebagai daerah propinsi yang terbungsu di Indonesia. Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Presiden beserta Kementerian PDT yang telah mengundang kami hadir di tengah-tengah seluruh saudara-saudara kami di seluruh Indonesia pada hari ini.

Yang kami sangat berterima kasih kepada Kementerian PDT karena tentunya kepedulian ke daerah kami dan sudah menjadi 2 tahun kami mendapat bantuan langsung dari PDT, yaitu melalui 15 kelompok yang kami bina, karena kami adalah selaku pendamping kelompok penenun sutera asli daerah Mandar, sebagai ciri khas budaya kami. Dalam hal ini kami sangat bersyukur dan pada hari ini kami membawa kelompok tersebut yang terdiri dari orang bisu. Jadi kami yang dibina, Pak, orang bisu yang menghasilkan tenun sutera asli Mandar, dan pada hari ini kami membawa 2 orang. Kalau Bapak Presiden berkenan, kami meminta dengan hormat bahwa kami ingin berfoto dengan Bapak Presiden beserta Ibu dengan kelompok kami ini, oleh karena ini merupakan hal yang sangat baru bagi kami dan ini mungkin satu kali dalam seumur hidup, kami bertemu dengan Bapak Presiden secara langsung. Itu yang pertama, Pak.

Yang kedua, kami ingin agar hal-hal yang seperti ini tetap ditindaklanjuti kepada kami, oleh karena ini pada mulanya, Pak, kelompok kami ini adalah tukang tenun atau tukang menenun atau pesanan dari tengkulak, melalui benangnya dan segalanya. Tapi setelah ada bantuan dari Kementerian PDT, alhamdulillah, teman-teman kami, atau di kelompok kami ini, mereka mulai berdaya dengan bantuan tersebut dan hanya satu hal yang menjadi kendala kami, oleh karena pemasarannya yang belum tersentuh mungkin oleh Bapak Presiden, artinya, kerajinan kami ini belum dipakai oleh Bapak Presiden. Kami hanya baru sampai kepada Gubernur Sulawesi Barat, Bapak Anwar Adnan Saleh, bahwa kerajinan kami ini sudah diinstruksikan kepada seluruh staf Pemda yang ada di Sulawesi Barat agar memakai sebagai seragam, satu hari dalam satu minggu bagi pegawai negeri. Jadi, kami sangat mengharapkan ada perhatian khusus kepada daerah kami dan kalau berkenan Bapak Presiden menginstruksikan kepada yang hadir pada hari ini, khususnya rombongan Bapak Presiden karena kami membawa sutera tersebut meskipun masih ada di Asrama Haji, kami membawa itu untuk berkenan membawa itu dan membeli oleh Bapak Presiden.

Demikian untuk sementara sekali lagi, kami berkenan agar sudi kiranya Bapak Presiden mau berfoto dengan kami.

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Presiden:

Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakaatuh.

Moderator:

Bu, namanya dulu siapa, Bu?

Penanya 1:

Kami mohon maaf lupa, Pak, kami atas nama Zubariah.

Moderator:
Ibu Zubariah?

Penanya 1:

Iya. Dari Lembaga Mitra Perempuan, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Moderator:

Baik, terima kasih, Bu Zubariah. Yang sebelah kanan sabar dulu, tadi Ibu, silakan.

Penanya 2:

Terima kasih, Pak. Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Presiden:

Wa'alaikum salam.

Penanya 2:

Bapak Presiden bersama Ibu yang kami hormati. Saya bernama Nursiah dari Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah. Saya sangat tertarik sekali, Pak, dengan apa yang Bapak sampaikan tentang program-program Kabinet Bersatu. Sebagai warga negara Republik Indonesia, sangat saya sayangkan apabila program yang dicanangkan oleh Bapak Presiden akan putus di tengah jalan karena hanya sebuah perhelatan politik. Oleh karena itu, kami sangat-sangat mendukung apa yang Bapak sampaikan kepada kita sekalian. Melalui kesempatan ini, Pak, kami berterima kasih kepada Bapak Presiden yang telah memberikan bantuan ke daerah kami melalui Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, kami juga Parigi Moutong mendapat bantuan tersebut sebanyak lima kelompok untuk tahun 2007. Saran kami, Pak, dalam hal ini, sekarang memang sudah diberikan bantuan berupa dana yang cukup besar. Namun, yang sangat kami sayangkan di daerah-daerah, kami sangat kekurangan tenaga-tenaga ahli untuk membantu mendampingi pengelolaan sumber daya alam dan telah mendapatkan dana yang begitu besar dari pemerintah pusat. Olehnya itu, melalui kesempatan ini, kami menyampaikan kepada Bapak Presiden agar di daerah-daerah tertinggal dapat pula diberikan selain dana, dapat memberikan tenaga-tenaga ahli yang bisa mendampingi kami di daerah-daerah. Sebab apa, Pak? Banyak keterampilan-keterampilan, khususnya yang dikelola oleh perempuan-perempuan sekarang ini, boleh dikata kualitasnya belum bisa diharapkan. Jangankan untuk diekspor di daerah-daerah sendiri saja, biasanya kami di daerah lebih suka belanja ke luar negeri daripada belanja di daerah sendiri. Karena apa? Karena kualitas untuk pengelolaan apa-apa yang diusahakan oleh daerah itu belum bisa mampu menyaingi. Jangankan daerah-daerah yang sudah terkemuka di Indonesia, menyaingi luar negeri juga tidak mampu, Pak.

Olehnya itu, Pak, melalui kesempatan ini, kami sangat memohon kepada Bapak Presiden, sekali lagi, menurunkan para tenaga ahli, baik dia dokter, guru, dan lain sebagainya, karena apa, Pak? Buktinya sekarang ini, di daerah-daerah tertinggal, apabila dia berprofesi sebagai dokter, kalau dia sudah ahli, dia akan pindah ke kota, dia tinggalkan daerah. Kalau dia guru yang ahli, dia akan pindah ke kota, dia tinggalkan daerah. Ini adalah pengalaman yang nyata bagi kami daerah-daerah. Mohon, maaf, Pak, demikian.

Wabillahit taufiq wal hidaayah,

wassalaamu'alaikum warahmatulahi wabarakaatuh.


Presiden:

Wa'alaikum salam. Terima kasih, Ibu.

Moderator:

Silakan, sebelah kanan tadi. Ya, yang tadi juga, silakan duluan.

Penanya 3:

Bismillaahirrahmanirrahiim.
Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

 

Presiden:

Wa'alaikum salam.

Penanya 3:

Yang saya hormati, Bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu. Bapak-bapak dari Kementerian dan tamu undangan yang berbahagia. Nama saya, saya perkenalkan, Sugio Wiratmojo, Ketua HIPMI Kalimantan Tengah. Sebagaimana yang sudah disampaikan oleh Bapak Gubernur tadi, Bapak Presiden, program revitalisasi perkebunan, baik karet maupun sawit di wilayah Kalimantan Tengah yang sudah dicanangkan mulai 2007, kelihatannya belum bisa terealisasi. Padahal, program tersebut sangat mulia dan bisa segera mensejahterakan rakyat Kalimantan Tengah secara fisik dan tentunya bisa mengentaskan kemiskinan. Namun, Bapak Presiden, terkait dengan RT, RW di Kalimantan Tengah yang tadi sudah disampaikan, sampai hari ini belum bisa direalisasikan, maka program tersebut juga belum bisa terealisasi. Itu yang pertama.

Kemudian yang kedua, Bapak Presiden, bahwa TDR, Perusahaan Besar Perkebunan Sawit yang sudah memiliki ijin yang sudah berjalan dan sebagian besar ada juga yang belum memiliki plasma. Kami harapkan segera membuat kebun plasma kurang lebih 20 %, yang tujuannya adalah untuk mengentaskan kemiskinan dan menyejahterakan rakyat. HIPMI Kalimantan Tengah, Bapak Presiden, kami laporkan, dari tahun 2006 memiliki program memberikan pinjaman tanpa bunga dan tanpa agunan dalam rangka mencetak para pelaku-pelaku ekonomi baru. Dan ini, sampai hari ini, sungguh sangat dahsyat, tanpa ada yang macet sama sekali. Bapak Presiden, bahwa Kalimantan Tengah tahun 2007 pertumbuhan ekonominya adalah 6,06 %. Namun, dengan pertumbuhan sebesar itu, yang diawali tahun 2006 sektor riil sudah mulai berjalan, tetapi terhambat dengan salah satunya adalah kelangkaan bahan bakar minyak.

Kita contohkan, bahwa kita mau berangkat ke Kuala Pure, Gunung Mas, kita harus ngantri BBM 4 jam, itu hanya bisa membeli kurang lebih Rp 100.000, dan nanti dalam perjalanan tidak ada lagi yang jual BBM lagi, Pak. Sehingga kelangkaan BBM, utamanya di Kalimantan Tengah, sangat menghambat pertumbuhan ekonomi khususnya adalah sektor riil. Dan ini mohon solusi dari Bapak Presiden, utamanya adalah BBM ini, dan kami mohon juga Bapak Presiden, bahwa minyak tanah misalnya yang harga dari Pemerintah ditetapkan harganya cukup murah, tetapi sampai di masyarakat ternyata harganya sampai Rp 7.000, sampai mungkin di atas Rp 7.000 pun masyarakat bisa membeli. Apakah ini bisa dipecahkan bersama-sama karena kita amati bersama-sama bahwa minyak tanah ini sebagian besar dipergunakan oleh oknum tertentu untuk dioplos dengan minyak solar sehingga menjadi minyak solar, sehingga ini mohon solusi dan kebijakan dari Bapak Presiden. Mudah-mudahan minyak tanah ini sampai ke rakyat kecil dengan harga yang cukup murah sebagaimana harga yang sudah dibuat oleh pemerintah. Jadi, itu yang dapat kami sampaikan Bapak Presiden, mudah-mudahan Bapak selalu diberikan keselamatan, kesehatan, ketenteraman, dan bisa menjalankan negara ini, mengisi pembangunan secara berkesinambungan. Terima kasih. Wabilahit taufiq wal hidaayah,

Wassalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

 

Moderator:

Dari sarjana, silakan.

Penanya 4:

Selamat siang, salam sejahtera. Nama saya Simerman. Sebelumnya kami mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada kami untuk bisa bertatap muka dan berdialog dengan Bapak Presiden, Bapak Gubernur Kalimantan Tengah juga, dan para undangan semua. Pada saat ini saya mewakili 42 orang sarjana pembangun Tuntang Mahaga Lewu, ingin menyampaikan dua hal yang menjadi harapan kami.

Moderator:

Maaf, namanya?

Penanya 4:

Simerman. Mewakili harapan-harapan kami yang lain. Pertama, saya minta ijin kepada Bapak Presiden, eh, kepada Bapak Gubernur Kalimantan Tengah, dan minta maaf jika dalam penyampaian kami ada kesalahan. Kami melihat bahwa desa menjadi tertinggal, itu diakibatkan karena desa tersebut belum bisa memanfaatkan potensi yang ada pada desa tersebut secara maksimal. Kedua, diakibatkan juga karena program pemerintah yang sampai kepada desa tersebut belum bisa berjalan dengan baik, kurangnya dukungan dari pemerintah juga, dan kurangnya respon dari masyarakat itu sendiri. Dan kami sangat berbangga kepada Bapak Gubernur, dengan adanya program Mamangun Tuntang Mahaga Lewu ini dan ini merupakan harapan bagi masyarakat di desa sehingga bisa bangkit dari ketertinggalannya.

Kedua, kami juga mengharapkan perhatian pemerintah kepada kami 42 orang sarjana Mamangun Tuntang Mahaga Lewu ini. Selama 3 tahun kami bertugas, begitu pun juga setelah kami selesai bertugas nanti. Dan kiranya, terakhir, saya mohon kiranya Bapak Presiden berkenan memberikan kepada kami nasehat atau wejangan kepada kami untuk kami bisa melaksanakan tugas kami dengan baik nanti di desa-desa tertinggal. Demikian harapan kami, terima kasih. Selamat siang.

Moderator:

Terima kasih. Demikian Bapak Presiden, beberapa hal yang disampaikan. Selanjutnya mohon perkenan, Bapak.

Presiden:

Terima kasih saya bisa mulai berkomunikasi dengan Kuala Kapuas, dengan Bapak Haji Sugianor, bisa disambungkan ke Kuala Kapuas. Baik, Bapak, terima kasih, saya sudah mendengar tadi apa yang Bapak sampaikan, alhamdulillah apabila kehidupan saudara-saudara kami yang berada di Kula Kapuas rukun dan damai itulah yang kita tuju. Kita harus tetap rukun, damai, saling menghormati dan dengan toleransi yang tinggi. Tidak boleh kita terpecah belah karena perbedaan agama, perbedaan etnis, perbedaan suku, perbedaan golongan termasuk perbedaan partai politik, tidak boleh. kita harus tetap rukun dan damai sebagai sesama bangsa Indonesia.

Yang kedua, saya setuju bahwa guru-guru agama harus makin kita tambah jumlahnya dan kita tingkatkan mutunya, anggaran yang kita keluarkan untuk Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama terus meningkat. Kita juga mengangkat yang tadinya guru ataupun pegawai negeri sipil yang masih honorer maupun bantu. Apa yang Bapak sampaikan saya akan cek nanti sejauh mana rencana dari Departemen Agama untuk tahun 2008 dan tahun-tahun berikutnya, terutama yang berkaitan dengan peningkatan jumlah dari guru agama termasuk yang diperlukan di Kalimantan tengah dan di Kuala Kapuas. Mudah-mudahan ke depan makin dapat kita penuhi. Tentunya kita Pak Haji Sugianor betul ya, kita sesuaikan dengan kemampuan pemerintah, kemampuan negara, karena yang kita tingkatkan banyak termasuk saudara-saudara kita, calon-calon guru agama dari provinsi lain.

Nah, yang ketiga atau yang terakhir, saya juga setuju rumah-rumah ibadah agama manapun harus semakin banyak dan berkualitas. Ini juga tentu memerlukan anggaran yang tidak sedikit. Pemerintah pusat, pemerintah provinsi termasuk pemerintah kabupaten juga masyarakat luas, juga saudara-saudara kita dari dunia usaha ikut menyumbang agar rumah-rumah ibadah dapat terus kita tingkatkan. Memang, Pak, dulu ada yayasan-yayasan yang bisa memberikan bantuan untuk pembangunan rumah ibadah. Terus terang, yayasan-yayasan itu, karena reformasi, dilakukan penertiban-penertiban agar pengelolaanya benar, dananya bisa dipertanggungjawabkan, dan seterusnya. Saya sebagai Presiden tidak mengelola yayasan satupun dan tidak tentunya mengelola anggaran untuk itu. Oleh karena itu, saya akan teruskan kepada Kementerian, kepada departemen, pejabat-pejabat terkait, agar apa yang bisa kita lakukan seperti yang dulu, pembangunan-pembangunan rumah ibadah sesuai dengan kebijakan yang baru, aturan yang baru, bisa kita lakukan. Pesan saya, Bapak, setelah, insya Allah dengan kemampuan negara, pembangunan rumah ibadah kita tingkatkan, umatnya, umat agama manapun juga harus rajin beribadah. Yang menentukan adalah hati kita, keimanan kita, ketaqwaan kita. Mohon para ulama, para pemuka agama membimbing semua umatnya untuk terus menjalankan ibadah yang baik, saling menghormati, berperilaku yang baik dengan demikian masyarakat juga akan menjadi baik. Demikian Bapak Sugianor atas pandangannya, terima kasih.

Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Saya ingin berkomunikasi dengan Bapak Muhajidinsyah tadi dari Pangkalan Bun. Bisa disambungkan kesana?

Bapak Muhajidinsyah:

Siap Bapak Presiden, kami sudah ada ditempat.

Presiden:

Bapak, terima kasih, saya sungguh terharu mendengar pandangan dan pemikiran-pemikiran Bapak. Mudah-mudahan kita bisa bertemu, insya Allah kalau saya bisa berkunjung ke Pangkalan Bun baik nanti kita bisa bertemu dengan saudara-saudara kita disana.

Yang kedua pikiran Bapak sama dengan pikiran saya, sama dengan pikiran barangkali, budayawan dan saudara-saudara kita yang lain. Kita harus terus-menerus meningkatkan apresiasi dan bahkan pengelolaan yang berkaitan dengan sektor dengan kebudayaan, sektor kepariwisataan dan sektor sejarah, termasuk warisan sejarah atau heritage. Banyak sekali program yang kita lakukan, tentu harus kita tambah dan kita tingkatkan, dan bahkan Bapak Muhajidinsyah, sekarang ini dunia, bukan hanya Indonesia meningkatkan ekonomi kreatif, ekonomi berbasiskan produk budaya, ekonomi warisan atau heritage economy, ekonomi lingkungan. Saya kira bangsa kita memiliki keunggulan yang tinggi. Oleh karena itu, atas usulan Bapak tadi untuk kembali memelihara, mengembangkan, mengelola situs-situs sejarah akan kami tingkatkan terus, dan saya akan menugasi nanti Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dengan pejabat terkait, bersama-sama Pak Gubernur untuk bisa mendalami lebih dalam lagi apa yang Bapak usulkan tadi khususnya dari Pangkalan Bun, dari Kota Waringin Barat agar bisa kita pelihara dan kita tingkatkan. Bapak, itu yang dapat saya sampaikan. Terima kasih pemikirannya. Salam untuk saudara-saudara kita di Pangkalan Bun.


Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Bapak Muhajidinsyah:

Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakaatuh, Bapak Presiden.

Presiden:

Terima kasih. Sekarang yang terakhir, dari, ada yang di depan saya, Ibu yang dari Sulawesi Barat tadi, Ibu Zubariah. Kalau foto itu barokah Ibu, jadi mari nanti kita berfoto, ya, sebagai kecintaan kita semua, kita harus rukun satu sama lain.

Yang kedua, saya belum melihat produk yang dihasilkan oleh ibu-ibu dan teman-teman di Sulawesi Barat, insya Allah ini ada Karumga Kepresidenan tolong ikut majukan ekonomi di sana dengan tentunya nanti membeli apa yang Ibu hasilkan. Ibu, kemarin saya membuka pameran kerajinan Indonesia yang namanya Inacraft. Sudah empat kali, empat tahun berturut-turut saya hadir dalam pameran itu, termasuk pameran di Kemayoran. Mengapa? Karena kerajinan buatan putra-putri Indonesia makin ke depan makin baik, luar biasa, indah, cantik. Ibu harus tahu, tahun 2006 ke tahun 2007 produk kerajinan kita naik 19,5%, dengan sumbangan kepada negara US $ 620 juta sama dengan Rp 6 triliun, besar sekali. Sumbangan produksi perhiasan buatan kita, dari 2006 ke 2007 naik 36,6% dengan sumbangan US $ 953 juta, itu sama dengan Rp 9 triliun, besar sekali. Oleh karena itu, jangan ragu-ragu, kembangkan terus produk-produk kerajinan kita, handicraft. Desainnya yang baik, mutunya yang baik pasar bersama-sama kita cari dan bantu, setelah pasarnya ada yang produktif, sehingga pasar bisa membeli apa yang mereka lakukan. Saya setujui bahwa nanti perlu lebih diturunkan bimbingan teknis. Saya akan sampaikan kepada Dekranas, kepada yayasan yang dikelola oleh pusat seperti mutumanikam ataupun Kadin untuk bekerjasama dengan, tentunya dengan Pemerintah Sulawesi Barat agar bisa dimajukan. Bakatnya luar biasa, seniman-seniman kita, tinggal teknologinya, tinggal manajemennya, tinggal modalnya, tinggal pasarnya. Kita akan bimbing ke situ. Sampaikan salam saya, insya Allah saya akan berkunjung ke Sulawesi Barat. Kapan Seskab? 6 apa? 6 bulan Mei insya Allah saya akan datang ke Sulawesi Barat nanti.

Baik, kemudian Ibu dari Sulawesi Tengah, dari Kabupaten Parigi Moutong. Saya pernah datang kesana, alhamdullilah sudah rukun. Saya senang sekali saudara-saudara kita di Sulawesi Selatan, di Poso, di mana-mana, sudah hampir pulih, rukun kembali, indah, Ibu, jangan ada apapun disana. Tidak baik diantara kita saling bermusuhan apalagi dengan kekerasan-kekerasan. Mari kita pertahankan suasana yang rukun dan damai di Poso utamanya, dan di Sulawesi Tengah pada khususnya. Saya dukung penuh apa yang dilakukan oleh saudara-saudara kita di sana. Kemudian tadi Ibu mengatakan, yang dari Sulawesi, jangan sampai diputus bantuan, insya Allah akan dilanjutkan, PNPM akan berlanjut, bantuan langsung akan berlanjut, kredit usaha rakyat akan berlanjut dan saya akan minta dukungan semuanya, pemerintahan 2009 siapapun yang memerintah, insya Allah akan terus berlanjut karena itu rakyat semuanya. Semua pemimpin di negeri ini tentu berjuang untuk rakyatnya ya.


Kemudian tenaga ahli, sama dengan Ibu dari Sulawesi barat tadi, insya Allah akan kita tingkatkan dan mudah-mudahan semua yang ibu-ibu laksanakan itu terus berlanjut dan makin berkembang.Terima kasih.

Kemudian dari pimpinan HIPMI Kalimantan tengah, saya kira bagus sekali pandangan-pandangannya, tata ruang akan segera kita bereskan ini. Tolong nanti kita sampaikan ke Menteri Kehutanan, ada apa gerangan ini? Supaya segera rampung dan selesai begitu. Kemudian, silahkan dikembangkan plasma inti, itu kerjasama yang baik, perusahaan dengan rakyat di sekitar saudara-saudara kita. Kalau tumbuh, tumbuh bersama, maju, maju bersama, untung, untung bersama. Jangan hanya perusahaannya saja tapi rakyat di sekitarnya tidak mendapatkan penghasilan yang layak, itu harus kita tingkatkan dan kemudian terima kasih tadi juga memberikan pinjaman. Saya yakin usaha-usaha kecil itu bahkan jarang yang macet kreditnya itu. Kalau tidak bisa membayar mungkin ada musibah, tidak ada yang nakal, kecil sekali yang tidak patuh. Mari kita terus berikan bantuan kepada mereka-mereka supaya bisa mengembangkan usahanya dengan baik. Saya kira semua mengambil pelajaran yang pahit dari krisis yang dulu. Semua dunia usaha, usaha besar, usaha menengah, usaha kecil. Mari kita kelola dengan baik, mari kita patuhi ketentuan perbankan dengan baik. Dunia perbankan juga harus begitu, yang baik jangan ada kolusi, jangan ada nepotisme, jangan ada korupsi, dengan demikian semua uang negara bisa kita keluarkan dan kita gunakan untuk kepentingan yang baik. Kita harus mengambil pelajaran dari masa lalu, yang baik kita lanjutkan, yang tidak baik jangan kita lanjutkan. Apa yang dilaksanakan oleh Presiden terdahulu, mulai dari almarhum Bung Karno, almarhum Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur, Ibu Megawati, yang baik-baik kita lanjutkan, yang tidak cocok dengan perkembangan zaman bersama-sama kita perbaiki untuk kepentingan yang lebih baik.

Kemudian masalah bahan bakar minyak begini. Memang ini dunia sedang mengalami krisis energi, harganya selangit meroket ampun-ampun. Subsidi kita besar sekali. Minyak tanah kalau dilepas harganya Rp 10.000, meskipun harga patokan atau harga eceran yang dikeluarkan pemerintah hanya Rp 2.000 mari kita atasi semuanya tapi yang penting pemerintah akan mencari solusi terus, pemerintah akan mengatur volume yang tepat, harga yang terjangkau, subsidi yang tidak boleh hancur-hancuran besarnya merusak ekonomi kita, tetapi saya minta masyarakat juga harus menghemat. Kita harus menghemat energi, terutama di pulau Jawa, banyak sekali pengeluaran-pengeluaran yang besar, yang harus kita tertibkan, tetapi daerah-daerah yang lain sejalan dengan kebijakan itu, mari kita lakukan penghematan yang baik.

Yang terakhir adalah dari Saudara Simerman tadi betul ya? Siapa? Simerman betul, Simerman. Saya ingat terus namanya ini, baik, terima kasih. Yang Saudara sampaikan, Saudara Simerman, benar. Banyak potensi yang belum kita gunakan di desa, di kecamatan. Mari kita bersama-sama kepala desa, pak camat, masyarakat lokal, kita gunakan potensi kita daya gunakan. Itulah gunanya kader, itulah gunanya sarjana masuk desa. Oleh karena itu, tolong laksanakan yang Saudara sampaikan itu langsung di lapangan, dengan demikian hasilnya menjadi bagus. Kemudian, selamat bertugas, saya titip kalau sudah tiga tahun sudah mengemban tugas, Pak Gubernur, Pak Bupati, ya bantulah. Kalau ada kesempatan, memang mencari lapangan kerja tidak mudah, tetapi kalau jasanya besar, patut dicarikan bantuan sesuai dengan kesempatan yang ada, ya, teruslah berbuat. Kemudian saya titip saja kepada Pak Gubernur, ada para Menteri disini, yang begini-begini ini, para sarjana, kader-kader yang masuk desa, bertahun-tahun, apalagi daerah terpencil, mustilah mendapatkan perhatian dari kita semua. Terima kasih atas semuanya dan saya akan melanjutkan kegiatan yang lain, selamat berjuang, selamat bertugas, Tuhan beserta kita.

Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

 

Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI