SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
ACARA PERESMIAN 100.000 RUMAH SEDERHANA SEHAT (RSH) KEDUA
YANG DIBANGUN ANGGOTA REAL ESTAT INDONESIA (REI)
SE-INDONESIA
DI PERUMAHAN CITRA INDAH, JONGGOL
KABUPATEN BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT
TANGGAL 1 NOVEMBER 2007
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarrakaatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Yang saya hormati Saudara Menteri Negara Perumahan Rakyat, dan para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Saudara Pimpinan Komisi dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Kepala Staf TNI Angkatan Laut. Saudara Gubernur Jawa Barat, dan para Pejabat dan Pimpinan Pemerintahan dan Negara yang bertugas di Jawa Barat, baik dari unsur Eksekutif, Legislatif, Yudikatif, maupun TNI dan Polri. Saudara Pimpinan Real Estat Indonesia dan para Pimpinan dan Pengurus REI baik pusat maupun daerah. Para Tokoh Perumahan, ada Bapak Akbar Tandjung, Bapak Cosmas Batubara, Bapak Ciputra. Kalau Menteri Yusuf Ashari tadi menyebutnya sesepuh, saya menyebutnya tokoh, dua-duanya baik. Sesepuh itu berkarakter arif, wise, memiliki wisdom yang tinggi, tokoh itu enerjik, dan menjadi contoh bagi yang lain. Para Pimpinan Lembaga Pemerintahan Non-Departemen dan BUMN, ada BPN, Jamsostek, Bapertarum, BTN, dan para Pimpinan Dunia Usaha yang bergerak di sektor perumahan, utamanya para Pengembang,
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Marilah sekali lagi pada kesempatan yang membahagiakan ini, kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa, karena pada hari ini kita dapat meresmikan lagi penggunaan 100.000 unit Rumah Sederhana Sehat seluruh Indonesia yang dibangun oleh jajaran REI se-Indonesia.
Saudara Lukman Purnomosidi menyampaikan bahwa memenuhi janjinya waktu kita bertemu di Semarang, Alhamdulillah telah dibangun lagi 100.000 unit rumah, dan saya juga memenuhi janji saya, meresmikan pada hari ini, mudah-mudahan ini benar-benar merupakan bagian dari upaya bersama untuk terus meningkatkan pembangunan rumah, utamanya Rumah Sederhana Sehat sesuai dengan program pemerintah yang telah kami tetapkan, 2004-2009.
Saudara-saudara,
ÂÂ
Dengan kerja terus menerus dari REI dan para Pengembang, ini membuktikan bahwa meskipun negara kita sering dilanda bencana alam, dan juga seringkali ada “riak-riak� dalam kehidupan sosial dan politik kita, tetapi pembanguna untuk rakyat tidak boleh berhenti satu haripun. Kita harus terus menjalankan program yang mulia itu. Prinsip yang sama-sama kita anut yaitu “the state that never sleeps�, negara tidak boleh tidur, harfiahnya, maknanya dalam keadaan apapun negara, dan pemerintah tentu menjadi ujung tombak, tidak boleh berhenti melayani rakyatnya.
ÂÂ
Beberapa saat yang lalu, bahkan sebagian dari saudara barangkali ikut merayakan Lebaran 1428 Hijriyah, bepergian ke kampung halaman, bertemu dengan keluarga, itu kalau saya hitung itu ada 6 hari, hari kerja, belum hari liburnya sehingga hampir 2 minggu libur, tetapi pelayanan rakyat tidak terhenti. Bahkan saya cek hari keempat, karena saya ingin Perbankan yang biasanya ikut libur panjang tidak boleh, karena roda ekonomi juga harus tetap bergerak, disamping tentunya Rumah Sakit, Lalu Lintas, Kepolisian, dan lain-lain.
ÂÂ
Marilah ini kita jadikan pedoman bagi semua pejabat negara, pejabat pemerintahan. Bisa saja rakyat beristirahat, bisa saja hari libur nasional, tetapi hakikatnya pelayanan kepada publik, pelayanan kepada rakyat tidak boleh terhenti sekejap pun. Jangan dibalik, pejabat maunya dilayani rakyat, kita balik, pejabat melayani rakyat.
Saudara-saudara,
ÂÂ
Kita mengetahui perumahan adalah salah satu kebutuhan dasar, setelah pangan dan sandang. Oleh karena itu, kita harus terus menerus memikirkan pembangunan perumahan ini, bagi saudara-saudara yang berkategori ekonomi menengah ke atas, lazimnya bisa memenuhi kebutuhan perumahannya masing-masing. Dengan makro ekonomi yang makin baik, dengan fundamental ekonomi yang makin kuat, kita berharap mereka juga bisa membangun, bisa memenuhi kebutuhan rumahnya, tetapi bagi saudara-saudara kita yang kurang mampu, menengah ke bawah, kita, utamanya pemerintah wajib untuk membantu mereka semua bisa memenuhi kebutuhan akan rumah yang layak huni.
ÂÂ
Dan hari ini, merupakan wujud nyata dari kebersamaan kita, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat luas untuk terus menerus melakukan pembangunan Rumah Sederhana Sehat bagi saudara-saudara yang berkategori menengah ke bawah itu. Oleh karena itu, terima kasih kepada REI, terima kasih kepada para Pengembang yang benar-benar tahun ini telah bisa membangun Rumah Sederhana Sehat dalam jumlah 100.000 lebih. Bunga Selasih tak pernah layu, REI terima kasih, thank you.
Mengapa kita perlu berterima kasih kepada REI, kita tahu membikin Rumah Sederhana Sehat untungnya tidak banyak, pemerintah mematok harga maksimal 49 juta rupiah. Kalau hanya mengejar keuntungan, ya sedikit, dibandingkan membangun bangunan-bangunan komersial, tetapi saudara-saudara, para Pengembang, ini mulia. Para Ulama mengatakan pahalanya tinggi, pahalanya banyak, jadi kalau ada Pengembang yang ada sedikit dosa-dosanya di waktu yang lalu, insya Allah impas, yang lebih banyak yang akan datang adalah pahala demi pahala.
ÂÂ
Kalau REI dan para Pengembang terus membangun RSS utamanya, seperti sekarang ini, ratusan ribu, ratusan ribu terus. Maka, pertama-tama rumah itu akan makin banyak, makin banyak saudara kita, keluarga-keluarga kita yang berteduh di rumah yang layak huni itu. 100.000 kalau dihuni ayah, ibu, dua putra, 400.000, hampir setengah juta, katakanlah seperti itu. Pengangguran makin berkurang, karena mereka bekerja. Kemudian bisnis bahan bangunan bergerak semuanya, genteng, semen, paku, seng, dan sebagainya, dan ekonomi lokal berkembang, warung-warung, jasa, dan sebagainya, jadi semuanya senang.
ÂÂ
Oleh karena itu, ingat, pembangunan perumahan itu hilirnya banyak sekali, dengan demikian saya sungguh ingin terus kita kembangkan pembangunan perumahan-perumahan seperti ini.
Saudara-saudara,
ÂÂ
Kalau kita berterima kasih kepada REI, pada Pengembang, kalau kita memberikan penghargaan yang tinggi kepada REI, pada Pengembang yang terus bersedia membangun RSS yang saya katakan tadi, untungnya tidak terlalu banyak, maka saya ingin memberikan instruksi, kalau itu jajaran pemerintah, kalau bukan jajaran pemerintah, ajakan agar apa yang dilakukan REI itu bentul-betul berhasil untuk membangun lebih banyak lagi Perumahan Sederhana Sehat di seluruh Indonesia.
ÂÂ
Pertama-tama, Menteri Negara Perumahan Rakyat sendiri, dan para menteri terkait, teruslah mengeluarkan kebijakan dan regulasi yang pas, yang kondusif untuk pembangunan RSS itu di seluruh tanah air.
ÂÂ
Saya sudah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 31 Tahun 2007, untuk pembebaskan, untuk membebaskan, atau menyangkut pembebasan PPN terhadap Rumah Sederhana Sehat. Saya juga sudah mengeluarkan Keppres, Keputusan Presiden Nomor: 22 Tahun 2006 agar dilakukan percepatan pembanguan Rusunawa, Rumah Susun Sederhana Sewa, atau Rusuna atau Rusunawa di kawasan perkotaan.
ÂÂ
Terus jalankan itu, dan barangkali ada insentif-insentif lain yang bisa diberikan, dengan demikian pengembangan RSS ini akan berlangsung lebih baik lagi, itu kewajiban pemerintah pusat. Pemerintah daerah, ada Pak Gubernur, barangkali ada Pak Bupati, Pak Walikota, mungkin yang menyaksikan di televisi, saudara-saudara gubernur, bupati, walikota di seluruh Indonesia, saya juga meminta agar benar-benar menjalankan program pembanguan rumah-rumah sederhana sehat, sebagaimana pantun yang lantunkan oleh Menteri Negara Perumahan Rakyat tadi ya.
ÂÂ
Para bupati, walikota, gubernur, sediakan lokasi yang terjangkau. Yang tahu lokasi bukan menteri, bukan saya, para bupati, walikota, sediakan lokasi untuk itu, lakukan peringanan, bahkan kalau bisa penghapusan biaya perijinan untuk membangun Rumah Sederhana Sehat. Kalau untuk rakyat yang kurang mampu, untuk rakyat miskin harus arif, harus bisa melakukan pengurangan, syukur-syukur pembebasan perijinan. Lantas kaitkan, klopkan, cocokkan pembangunan infrastruktur, jalan, listrik, dan lain-lain, sehingga setiap perumahan itu dibangun, termasuk RSS, maka tersedia prasarana yang diperlukan oleh penghuninya, contohnya tadi, jalan, listrik, dan infrastruktur dasar yang lain.
ÂÂ
Dan berbagai kemudahan atau fasilitas yang bisa diberikan oleh para Pimpinan Pemerintah Daerah. Itu tugas dan kewajiban Pemerintah Daerah. Tugas dan kewajiban dunia perbankan ya, berikan kredit dengan proses dan persyaratan yang realistik, dengan bunga kredit yang pas, sehingga semuanya bisa bergerak. Saya harus mengatakan sekali lagi, jangan kita menjadi bangsa yang merugi, banyak sekali uang kita tersimpan tidak bergerak di bank-bank kita, padahal kita perlu modal, modal finansial untuk melakukan pembangunan banyak hal termasuk infrastruktur dan perumahan. Kalau itu bisa cair dengan proses, dengan persyaratan, dan scheme lain, maka yakin pertumbuhan sektor riil akan berlangsung lebih cepat lagi.Kalau sektor riil tumbuh dengan cepat, pengangguran bisa turun lebih cepat pula. Ini yang kita harapkan dari para pimpinan dunia perbankan.
ÂÂ
Nah yang keempat, masyarakat luas, karena semua harus ikut berkontribusi agar berjalan betul pembangunan dan penyediaan Rumah Sederhana Sehat ini. Seringkali kita memerlukan tanah, baik untuk membangun kawasan perumahan, ataupun untuk membangun infrastruktur.
Saudara-saudara,
ÂÂ
Saya serukan sekali lagi, kalau untuk kepentingan umum, kepentingan bersama, dan tanah itu bisa dialihkan, lakukan proses pengalihan dengan ganti rugi yang wajar. Dulu memang banyak sekali rakyat dirugikan, terus terang ada oknum pemerintah, ada oknum yang lain-lain membeli tanah begitu murahnya, dijual begitu tingginya, rakyat gigit jari, itu harus kita hentikan, rakyat harus mendapatkan imbalan ganti rugi yang layak, yang baik, harus. Tetapi, tetapi jangan justru terhambat macet pembangunan di negeri ini karena masuk spekulan, tahu akan ada pembangunan perumahan, tahu akan ada pembangunan infrastruktur, cepat berganti pemegang, pemilik tanah itu, sertifikatnya, yang NGOP nya harganya 100 ribu, dijual 1 juta, 2 juta. Kalau itu yang terjadi, macet pembangunan di negeri ini, siapa yang untung? Spekulan, mengeruk untung berlipat ganda, yang merugi siapa? Rakyat, yang merugi kita. oleh karena itu waspada, rakyat mendapatkan ganti rugi yang baik, yang tepat, jangan dicurangi. Tetapi, mari sama-sama kita lakukan sesuatu kepada spekulan, yang benar-benar tidak memiliki tanggungjawab dan etika, yang menghambat semua proses pembangunan di negeri ini.Kita harus terang dan jelas dalam hal ini, dengan demikian kita selamatkan rakyat, kita lawan spekulan-spekulan yang keterlaluan, yang akhirnya semua pembangunan menjadi macet.
ÂÂ
Tadi, Saudara Lukman Purnomosidi menyarankan mestinya kepada pemerintah dan DPR, apakah bisa anggaran untuk perumahan rakyat itu dibesarkan dalam struktur APBN kita? Ini masukan yang baik, saya minta menteri terkait bersama-sama dengan Dewan Perwakilan rakyat, tolong dilihat, karena tujuannya jelas, bagi mereka yang kurang mampu kalau mendapatkan anggaran yang tepat, putra-putrinya bisa sehat, bisa bersekolah, itu juga sumber daya manusia masa depan. Saya memang melakukan reformasi total terhadap kebijakan fiskal dan APBN, tentunya bersama-sama DPR. Ekonomi kita Alhamdulillah terus tumbuh, GDP kita, Pendapatan Domestik Bruto kita tumbuh, Income per Capita kita terus tumbuh, penerimaan negara terus tumbuh, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pun terus tumbuh, jumlahnya makin besar.
ÂÂ
Tetapi, karena ini uang rakyat, uang negara, saya ingin makin besarnya APBN disalurkan dengan benar, untuk tujuan yang benar, bukan untuk diboros-boroskan. Saya masih melihat di negeri ini, pembangunan gedung-gedung di daerah-daerah yang super mewah, super megah, untuk apa? Malu kepada rakyat, tidak bermoral, gedung tingkat lima, padahal kemiskinan masih banyak, rumah-rumah kumuh masih banyak, secukupnya saja. Lihat kantor saya di Istana itu, sederhana, dalamnya sederhana, mengapa harus berlomba-lomba membangun fasilitas pemerintah atau negara seperti hotel bintang kelas lima? Untuk apa? Cegah bermewah-mewahnya pembanguan seperti itu. Kendaraan-kendaraan yang tidak perlu bermewah-mewah, hentikan. Justru peningkatan anggaran arahkan pendidikan, kesehatan, perumahan rakyat, usaha kecil dan menengah, lingkungan hidup, dan lain-lain.
ÂÂ
Jangan kong kalikong, jangan main-main dengan APBN, semua jajaran pemerintah jangan main-main dengan APBN, counterpart pemerintah siapapun juga jangan main-main dengan APBN. Mari kita kelola APBN ini sebaik-baiknya. Kita melihat ke depan, jangan lihat ke belakang, kalau di waktu lalu, ada yang tidak benar-benar, boros sana, boros sini, keluar sana, keluar sini, mari kita hentikan.
ÂÂ
Setiap rupiah APBN kita harus dapat kita pertanggungjawabkan. Kalau APBN sudah turun, ada perkembangan situasi, tidak digunakan, kembalikan. Dua tahun berturut-turut dulu, saya mengembalikan APBN sekitar 60 milyar per tahun, karena memang dengan perubahan tidak kita gunakan, kembalikan lagi, lebih baik digunakan untuk kepentingan yang lebih penting, kepentingan untuk rakyat.
ÂÂ
Saya minta seluruh pejabat negara, bukan hanya pemerintah di seluruh Indonesia, mari kita gunakan uang rakyat kita, APBN kita sebaik-baiknya.
Saudara-saudara,
ÂÂ
Jadi, sangat bisa kita lihat kembali, yang pas, karena ini juga penting, saya tidak boleh menjanjikan ya, saya ini jarang berjanji, meskipun ada orang mengatakan janji-janji, padahal saya ini hemat untuk menyampaikan sesuatu gitu, karena kita lihat dulu nanti Pak Lukman, kita lihat dulu Pak Yusuf Ashari, kita lihat dulu pimpinan Komisi DPR, yang pas bagaimana, supaya betul-betul ya sinkron dengan pengeluaran negara yang lain.
Saudara-saudara,
ÂÂ
Dalam kesempatan yang baik ini, saya juga ingin menggarisbawahi perlunya percepatan pembangunan rumah susun sederhana di perkotaan. Lihatlah Jakarta, lihatlah Surabaya, Semarang, kota-kota besar yang lain banyak sekali perumahan-perumahan yang tidak layak huni, perumahan-perumahan yang kumuh, yang tidak sehat, tidak manusiawi. Mari kita memikirkan secara sungguh-sungguh, mencari akal berusaha, mencari solusi agar betul-betul makin terbangun perumahan-perumahan yang layak di daerah perkotaan. Jakarta, setiap kali saya meninjau lokasi banjir, memang sudah tidak ideal kawasan permukiman di situ, sudah saatnya kita tata kembali. Saya tahu tidak mudah, tetapi mari kita terus mencari solusi untuk mengatasi masalah itu.
ÂÂ
Saya juga berharap, para gubernur, para walikota, terutama kota-kota besar terus dengan sungguh-sungguh mengembangkan rumah susun ini bersama-sama pemerintah pusat dengan kebijakan yang tepat, dengan insentif-insentif anggaran yang tepat pula.
ÂÂ
Untuk DKI Jakarta, tolong gunakan dengan baik kawasan Kemayoran, saya mendapat laporan pengelolaan kawasan Kemayoran tidak baik, tidak boleh terjadi ini, harus kita kelola dengan baik, untuk negara, untuk rakyat. Oleh karena itu, disamping ada kawasan untuk mengembangkan semacam Jakarta Expo, itu penting untuk mempromosikan, memasarkan produk-produk kita, rumah bagi produksi Indonesia ditawarkan ke seluruh dunia, jendela kita, tapi gunakan pula kawasan Kemayoran untuk membangun rumah-rumah susun untuk rakyat kita, dan fasilitas lain yang kita gunakan.
ÂÂ
Saya berharap, pejabat terkait yang mengelola kawasan Kemayoran segera ditata dengan sungguh-sungguh, transparan, akuntabel, dengan demikian memberikan keuntungan yang besar bagi negara dan memberikan manfaat bagi rakyat kita.
Saudara-saudara,
ÂÂ
Saya juga menghimbau pada kesempatan yang baik ini, untuk saudara-saudara yang di luar pemerintahan, ikut membantu saudara-saudara kita golongan tidak mampu didalam memenuhi kebutuhan rumahnya. Bagi jajaran pemerintahan, saya instruksikan untuk melakukan hal-hal yang konkrit. Sebagai contoh, kebijakan subsidi, dan ataupun keringanan penghapusan pajak tertentu patut untuk kita jadikan scheme di dalam membantu suksesnya pembangunan Rumah Susun Sederhana atau pun Rumah Sederhana Sehat sebagaimana yang kita resmikan hari ini.
ÂÂ
Yang kedua, senang saya bisa menyaksikan bantuan uang muka, Down Payment misalnya ya, kepada saudara-saudara kita, PNS, anggota TNI, anggota Polri, dan tentunya juga masyarakat luas, dengan scheme tertentu nanti, agar mereka memiliki kemampuan. Saya tahu, pegawai negeri sipil, anggota TNI, anggota Polri itu ada Tabungan Wajib Perumahan, TWP. Tolong dikelola dengan baik, jangan diselewengkan, dosanya luar biasa. Kalau ada hilang Tabungan Wajib Perumahan, mereka menabung dari gajinya yang tidak banyak, tiba-tiba harus hilang, hak mereka, kelola dengan baik. Lantas, saudara tahu dengan segala keterbatasan agar pegawai negeri kita memiliki penghasilan yang layak, agar lebih berdisiplin, lebih produktif, pemerintah melakukan kenaikan, memberikan kenaikan gaji mereka bersama-sama DPR. Saya ingat tahun 2004, gaji PNS golongan I A yang paling rendah 700 ribu, Alhamdulillah setelah tiga tahun berturut-turut kita naikkan, sekarang hampir dua kali lipatnya, 1.3 juta, TNI-Polri setara.
ÂÂ
Kalau pimpinan cerdas, para Komandan, Panglima, TNI, Kepolisian cerdas, dengan kenaikan yang sangat signifikan itu, sisihkan untuk Tabungan Wajib Perumahan per bulannya. Dengan demikian, makin besar tabungan itu, dikelola dengan baik, jangan macam-macam oleh pengelolanya, maka di kelak kemudian hari mereka makin memiliki kemampuan untuk membeli rumah-rumah yang layak. Ini saya akan melakukan pemantauan dan pengawasan, karena ini bagian dari kesejahteraan kita, untuk saudara-saudara kita, pegawai negeri sipil, TNI-Polri, terutama golongan Bintara ke bawah yang gajinya masih pas-pasan.
ÂÂ
Demikian juga untuk saudara-saudara kita yang non-gaji, mari kita juga lakukan scheme, yang bisa membantu mereka semua meringankan beban untuk mengadakan perumahan ini. Perusahaan, di daerah-daerah yang dekat dengan Perumahan Sederhana Sehat, apalagi perusahaannya besar, jangan apatis, bantulah kawasan-kawasan RSS itu, mungkin Puskesmas, bangunan maksud saya, kesehatan, mungkin pendidikan, apa namanya, tempat-tempat untuk belajar, apa saja sebagai kepedulian, sebagai kesetiakawanan sosial bagi kawasan yang kurang mampu, bisa. Makin dekat dengan masyarakat setempat, mereka akan mencintai perusahaan itu, dan kalau masyarakatnya mencintai, insya Allah perusahaan itu akan tumbuh dengan baik, karena didukung, didoain oleh mereka-mereka yang ada di sekitar kawasan perusahaan itu.
Saudara-saudara,
ÂÂ
Yang terakhir, saya ingin mengajak saudara-saudara para penghuni perumahan untuk membikin lingkungan kita ini lingkungan yang indah, yang manis. Saya ingin mendengarkan sekali lagi, coba dinyanyikan tadi rumah yang manis seperti apa... Lagu “Rumah Yang Manis�.
ÂÂ
Ada rahasia dalam kehidupan saya, pertama kali saya dilantik menjadi Letnan, karena saya 30 tahun di TNI dulu, rumah yang saya huni itu setara dengan tipe 21, gedek, di Dayeh Kolot, Bandung. Kamar depan, kamar tengah, dapur, jadi kalau lari 1 detik sampai di belakang. Berikutnya lagi perpangkat Kapten Yunior, saya mendapat bagian K.45, di Balai Indah, lumayan. Kapten Senior, saya dulu ditolong oleh Pak Cosmas Batubara, diberikan contoh kalau mau cari BTN, cicilan, ada di Jakasampurna. Akhirnya, saya mengangsur kredit rumah di Jakasampurna tipe 70, sampai lunas, ada percepatan berapa begitu.
ÂÂ
Yang ingin saya sampaikan adalah rumah yang kecil itu pun ternyata rumah yang manis, rumah yang indah kalau hati kita juga berusaha untuk mensyukuri rumah yang itu, dan menurut cerita, justru kalau rumahnya kecil itu membawa keuntungan, kalau rumahnya luasnya 1000 meter, itu bikin kopi dibikin di dapur, dibawa ke kamar tamu di depan sudah dingin, kalau rumah saya tipe 45, kopinya panas terus, jadi jangan berkecil hati yang punya rumah kecil, karena ada juga segi-segi yang baik, dekat keluarganya, bisa tiap hari bertemu, makin akrab.
ÂÂ
Saya meminta saudara-saudara penghuni di tempat ini, dan penghuni di seluruh Indonesia, yang baru saja diresmikan, mari kita jadikan kawasan permukiman ini kawasan yang berseri, bersih, sehat, rapi, dan indah, BERSERI. Bikin hijau dengan cara menanam pohon, menanam pohon. Bayangkan kalau kita tinggal di kawasan perumahan gersang, kering, berdebu, kotor apalagi, hati kita pun ikut gersang, ikut kering, ikut berdebu, dan ikut kotor. Itu kebawa, 10 tahun lingkungannya kotor, gersang, membawa dalam akal, alam pikiran kita, dalam hati kita, jangan mau. Tetapi kalau lingkungannya bersih, sehat, rapi, dan indah, hati kita juga berseri. Kalau saudara-saudara hatinya berseri, ayah, ibu, putra-putrinya, rumah tangga tentram, kerja sang suami, kalau suaminya bekerja akan baik, kalau sang ibu juga bekerja akan baik. Kalau kerjaannya baik, insya Allah rizki akan bertambah terus. Jadi, ini anjuran saya, ajakan saya mari betul-betul kita jadikan lingkungan ini kawasan yang berseri, hati kita berseri, insya Allah akan menambah kebahagiaan bagi kita semua.
Hadirin sekalian yang saya muliakan, saudara-saudara,
ÂÂ
Dengan demikian, mengiringi rasa syukur kita pada hari ini, maka dengan memohon ridho Tuhan Yang Maha Kuasa dan mengucapkan Bismillaahirrahmaanirrahiim, 100.000 unit Rumah Sederhana Sehat yang dibangun oleh REI di seluruh Indonesia, dengan resmi saya nyatakan berlaku sejak hari ini.
Sekian,
Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarrakaatuh.
Biro Naskah dan Penerjemahan
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan
Sekretariat Negara RI