Dalam ratas dengan topik bahasan Pagu Indikatif Tahun 2017 ini, Presiden juga menyampaikan bahwa konsekuensi dari pendekatan money follows program adalah alokasi ke Kementerian dan Lembaga (K/L) harus fokus pada program prioritas. Ini artinya, alokasi harus digunakan untuk melanjutkan pembangunan di bidang infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan, terutama di daerah perbatasan. Selain itu, juga untuk memperkuat penyerapan tenaga kerja serta mengurangi kemiskinan dan kesenjangan antar wilayah serta melanjutkan efisiensi belanja operasional dan modal non infrastruktur K/L dengan penajaman nomenklatur belanja. Disamping juga pengalokasian subsidi yang tepat sasaran.
Â
Sebagaimana dilansir Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana, Presiden juga menginstruksikan agar desentralisasi fiskal dengan transfer ke daerah dan dana desa kenaikannya lebih besar dari kenaikan belanja K/L. Dana alokasi khusus (DAK), menurut Presiden, harus digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Â
Dari sisi penerimaan negara, Presiden mengakui bahwa sumber pemasukan negara adalah dari sektor pajak. Dengan demikian, tax ratio harus optimal dan tax base atau dasar pengenaan pajak juga harus diperluas. Di sini, Presiden kembali mengingatkan agar meningkatkan law enforcement atau penegakan hukum untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Namun, Presiden juga meminta, “Jangan pula ditinggalkan sektor-sektor potensi untuk pemasukan non pajak lainnya, seperti sektor sumber daya non migas serta laba BUMNâ€.
Â
Pada bagian akhir arahan pembuka ini, Presiden meminta agar penyusunan anggaran 2017 diperhatikan dari sisi efektivitasnya, sehingga anggaran menjadi tepat guna dan tepat sasaran. “Agar rakyat betul-betul mendapatkan manfaat dari dana yang dialokasikan," tutup Presiden. (Humas Kemensetneg)
Â