Diminta komentarnya tentang klaim kebudayaan Indonesia oleh negara tetangga, usai menutup kegiatan ASEAN Youth Camp 2008 di Yogyakarta, Minggu (24/2) malam, ia menambahkan, jika ada hasil seni budaya yang tidak diketahui penciptanya, maka harus saling memberi tahu jika menggunakan hasil kebudayaan tersebut.
Sedangkan hasil kebudayaan yang sudah jelas penciptanya, jika suatu negara akan menjadikan sebagai atraksi harus menyebutkan asal negara yang melahirkan hasil kebudayaan tersebut, sehingga diharapkan tidak ada yang tersinggung.
"Kami dengan Menteri Kebudayaan Malaysia juga sudah saling bersepakat tentang masalah tersebut, terutama setelah terjadi ketegangan karena negeri itu mengklaim kesenian Reog Ponorogo sebagai budaya asli Malaysia," katanya.
Ia mengatakan bahwa kesenian reog ponorogo asli dari Jawa Timur, namun kesenian itu pernah dibawa oleh orang-orang Ponorogo yang hijrah ke negeri jiran ratusan tahun lalu. Kemudian mereka mengembangkan kesenian itu dengan nama 'Barongan'.
"Menteri Kebudayaan Malaysia sudah mengakui jika kesenian 'Barongan' adalah kesenian reog ponorogo dari Jawa Timur dan dibawa orang-orang Ponorogo ratusan tahun lalu. Silakan saja masyarakat Malysia memainkan reog, tapi mereka harus menyebutkan asal dari kesenian itu," katanya.
Ia mengatakan, kesenian asal negeri China, barongsai, kini banyak dimainkan oleh warga Indonesia. Karena keseninan itu makin tumbuh subur berkembang di Indonesia.
Kesenian barongsai juga dibawa oleh orang-orang negeri China yang datang ke Indonesia ratusan tahun lalu. Tapi selama ini kita tetap menyebutkan kesenian ini asli Cina bukan milik Indonesia, sehingga tidak pernah ada masalah dengan Cina,katanya.
ASEAN Youth Camp 2008 berlangsung sejak tanggal 20 Februari diikuti wakil pemuda seluruh negara anggota ASEAN ditambah perwakilan dari Korea yang berusia 16-25 tahun.
Substansi kegiatan antara lain bidang tari, musik, seni kriya, warisan budaya dan foto jurnalistik.
Sumber : http://www.mediaindonesia.com/