Dalam Munas yang tahun ini mengambil tema "Dunia Usaha Maju, Indonesia Maju" tersebut, Presiden menyampaikan bahwa dalam mengambil kebijakan ekonomi, pemerintah selalu melihat permasalahan secara komprehensif dan kontekstual sehingga setiap kebijakan tidak menimbulkan ekses negatif terhadap masyarakat luas, termasuk terkait kebijakan soal upah buruh. Upah buruh yang terlalu rendah tidak adil, harus disesuaikan, sepanjang kenaikannya disesuaikan dengan kemampuan pemberi kerja. Tetapi sebaliknya, manakala upah sudah disesuaikan, mereka harus menunjukkan produkrivitas yang tinggi sehingga membawa keuntungan bagi perusahaan.
Presiden juga mengingatkan kepada para politisi agar tidak berkiblat pada populisme yang membabi buta dengan mendukung sesuatu yang sebenarnya dapat menjadi bom waktu demi popularitas. Tokoh dan lembaga politik diharapkan ikut menjaga stabilitas politik yang merupakan syarat mutlak bagi dunia usaha dalam mengembangkan usahanya. Menanggapi ungkapan dukungan kepada pemerintah untuk menaikkan harga bbm, Presiden meyakinkan kepada para pengusaha bahwa suatu saat pemerintah akan menaikkan harga bbm. Namun demikian, pemerintah saat ini sedang menggodok apakah kenaikan bbm dikenakan secara pukul rata atau subsidi hanya diberikan kepada mereka yang pantas mendapatkan subsidi. Presiden juga mengingatkan bahwa setiap kenaikan bbm akan diikuti oleh naiknya inflasi.Â
Di akhir sambutannya, Presiden mengajak semua pihak untuk tetap optimis untuk mengembangkan usahanya karena meskipun ekspor menurun, investasi tetap meningkat, government expenditure serta daya beli masyarakat juga terjaga melalui keep buying strategy. Selain itu, pelayanan kepabeanan dan kepelabuhan juga semakin ditingkatkan. (dukjak-humas setneg)