Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, 24 Oktober 2022
Rapat siang hari ini, kita akan membahas mengenai perkembangan kasus obat penyebab gagal ginjal.
Saya mendapatkan laporan bahwa kasus ini diduga disebabkan oleh tingginya cemaran bahan pelarut di atas ambang batas yang ditetapkan, seperti propilen glikol, polietilen glikol, dan lain-lainnya. Kalau melihat data hingga 23 Oktober 2022, ini tercatat sudah 245 kasus di 26 provinsi.
Untuk itu, saya ingin kita semuanya memberikan perhatian bersama. Yang pertama, utamakan keselamatan masyarakat. Jangan menganggap ini masalah kecil. Ini adalah masalah besar. Dan saya, hari Minggu, sudah menyampaikan pada Menteri Kesehatan untuk sementara obat yang diduga, meskipun masih diduga itu dihentikan terlebih dahulu menunggu investigasi secara menyeluruh dari BPOM pada seluruh obat sirop yang menggunakan bahan pelarut. Ini lakukan secara terbuka, transparan, tapi juga hati-hati dan objektif.
Yang kedua, BPOM segera tarik dan hentikan peredaran obat sirop yang betul-betul secara evidence-based, betul-betul terbukti mengandung bahan obat penyebab gangguan ginjal tersebut. Saya kira segera akan lebih bagus lagi kalau diumumkan, diinformasikan secara luas mengenai nama produknya.
Yang ketiga, Kementerian Kesehatan betul-betul melakukan eksplorasi terhadap seluruh faktor risiko penyebab kasus gagal ginjal, baik dari sumber-sumber obat-obatan maupun potensi penyebab banyak lainnya. Kita ini harus pastikan betul. Uji klinis harus dilakukan. Laboratorium seluler pada organ ginjal yang terdampak juga betul-betul dilihat betul, sehingga kita bisa memastikan apa yang menjadi penyebab dari gagal ginjal, terutama pada anak.
Juga, yang keempat, siapkan pelayanan kesehatan untuk masalah ini. Juga, siapkan pengadaan obat-obatan yang dapat mengatasi, menangani dari gagal ginjal ini. Dan juga, saya minta diberikan pengobatan gratis kepada pasien-pasien yang dirawat. Saya kira ini penting sekali.
Saya rasa itu mungkin yang bisa sampaikan sebagai pembuka.