Australia dan Jepang Tegaskan ASEAN adalah Prioritas Utama

 
bagikan berita ke :

Rabu, 06 September 2023
Di baca 542 kali

Jakarta, 6 September 2023 – Perdana Menteri Australia dan Jepang, keduanya negara Mitra ASEAN, menegaskan ASEAN sebagai mitra penting. Keduanya pun menyampaikan komitmen untuk lebih memperdalam kolaborasi dengan kawasan, di hari kedua ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) di Hotel Mulia, Jakarta (6/9/2023).



"Sentralitas ASEAN sangat penting bagi Australia, kami memiliki kepercayaan yang sama terhadap kawasan ini. ASEAN adalah tempat letak takdir ekonomi Australia. Kami tengah membangun di atas landasan yang kuat, dan masih banyak lagi potensi yang belum dimanfaatkan," kata Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.



Lebih lanjut, ia menyarankan kerja sama pada isu-isu seperti pertanian, keamanan energi, infrastruktur, dan pendidikan.


Sementara Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menguraikan hubungan penting antara Jepang dan Indonesia – yang disebutnya telah menjadi "pendorong kuat ekonomi global".


Prime Minister of Japan Fumio Kishida delivers his presentation as keynote speaker on the second day of the ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) in Jakarta (6/9/2023) (Photo: Media Center of ASEAN Summit 2023/Galih

 



Dia menegaskan kembali bahwa Jepang mendukung ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. ASEAN dan Jepang akan mengadakan KTT Peringatan 50 tahun akhir Desember ini di mana sebuah visi baru untuk ASEAN-Jepang akan diluncurkan.



Hari kedua AIPF juga menampilkan diskusi panel, briefer, dan CEO fireside chat dengan subtema "Green Infrastructure and Resilient Supply Chain” ("Infrastruktur Hijau dan Rantai Pasokan yang Tangguh").



Hadir dalam diskusi panel, antara lain CEO Loca Laos, Executive Chair dan Founder Aspen Medical, Special Advisor President Asian Infrastructure Investment Bank, Direktur Keuangan Pertamina, Direktur Keuangan MIND ID, Chief Commercial Officer, Logistik DP World Asia Pasifik, serta Vice President and Head of Future Business Group Hyundai Motor ASEAN Headquarter.



Selama diskusi disorot perlunya komitmen dan partisipasi yang kuat dari sektor swasta dalam menciptakan rantai pasokan yang tangguh dan hijau di tengah guncangan dan gangguan di masa depan yang juga perlu diantisipasi oleh kawasan.



Lebih lanjut, briefing oleh Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Pahala Mansury, menggarisbawahi strategi pemerintah Indonesia untuk mencapai Net Zero pada tahun 2050. Di antaranya adalah membangun infrastruktur hijau, meningkatkan kapasitas energi terbarukan, meningkatkan produksi biofuel, mengembangkan klaster industri hijau (seperti ASEAN Grid) untuk mendukung ekosistem EV, dan kebijakan konektivitas, seperti pengembangan pelabuhan hijau. (Tim Komunikasi dan Media KTT Ke-43 ASEAN 2023)

 

 



*
Untuk Informasi lebih lanjut, silakan menghubungi kontak di bawah ini.
Direktur Informasi dan Media, Kementerian Luar Negeri – Hartyo Harkomoyo (0811831899)


Dapatkan informasi lainnya di:

http://asean2023.id, https://infopublik.id/kategori/asean-2023, dan https://indonesia.go.id/kategori/ragam-asean-2023

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0