"Kalau ukurannya salah, hampir pasti hasilnya juga akan salah," kata Presiden. Bagi pemerintah, rujukannya jelas, yakni Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan APBN 2010. "Jangan mengevaluasi sesuatu yang tidak menjadi rencana," SBY menambahkan.
Substansi RKP dan APBN 2010 juga harus mampu mewadahi pemulihan ekonnomi untuk tetap menjaga kesejahteraan rakyat dan meminimalisasi efek krisis global. "Kalau ada dampak, jangan sampai kesejahteraan rakyat terganggu. Intinya, economic recovery dan kesejahteraan rakyat," SBY menegaskan.
Menurut Kepala Negara, hampir semua sasaran tahun 2010 bisa tercapai. Pertumbuhan ekonomi mendekati 6 persen, inflasi menurun, investasi meningkat, nilai tukar relatif stabil, dan perkembangan pasar modal menggembirakan. "Sesungguhnya kita bisa mencapai sasaran-sasaran itu," Presiden menegaskan.
Pada kesempatan ini, Presiden menyinggung tentang tema RKP 2011, yaitu pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan, disertai pemerataan melalui kebijakan dan aksi. Hal ini didukung oleh penerapan good governance dan sinergi pusat dan daerah. "Yang menjadi penghambat adalah sering tidak klopnya peraturan pemerintah pusat dan daerah," ujar SBY.
SBY menjelaskan, belanja negara 2011 mencapai Rp 1.229,6 triliun, naik 9,2 persen. Ini sangat berarti karena banyak negara yang menurunkan anggaran belanjanya. Sementara pendapatan negara meningkat 11,3 persen. "Ini bagus karena kenaikan pendapatan lebih tinggi dari kenaikan belanja negara," ujar SBY. (yun)
Sumber:
http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2011/01/03/6312.html