"Kita harus mempercepat pembangunan infrastruktur mengejar ketertinggalan kita di bidang infrastruktur, Ini basic, ini pondasi kalo tidak dikerjakan kita akan ditinggal," ucap Presiden. Demikian seperti Tim Komunikasi Presiden, Sukardi Rinakit.
Presiden mengatakan, akan selalu mengecek setiap pembangunan infrastruktur untuk memantau langsung pengerjaannya agar selesai tepat waktu. "Saya senengnya kan cek langsung bayangkan saya cek Jalan Tol Sumatera. Yang namanya Presiden sudah groundbreaking ya sudah. Saya sudah ke tol Sumatera enam kali, akan saya cek, akan saya cek lagi, cek lagi. Karena kalau saya cek enam kali menterinya 12 kali," ujar Presiden.
Terminal penumpang yang baru dibangun ini kini dapat menampung 2000 penumpang dari yang semula hanya 400 orang penumpang. Oleh karena itu, Presiden meminta agar pemerintah daerah dan kementerian terkait dapat mempromosikan wisata Kalimatan Utara, sehingga penumpang yang masuk melalui bandara ini jumlahnya bisa meningkat mencapai 2000 penumpang, bukan tetap 400 penumpang.
Dalam laporannya, Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan menyampaikan, bahwa semula landasan pacu Bandara Juwata hanya sepanjang 1800 meter, setelah pembangunan menjadi 2250 meter. Sesuai dengan standar internasional bandara, lanjut Jonan, saat ini hanya terdapat dua tipe bandara, yakni yang memiliki panjang landasan minimal 2400 meter dan lebar 45 meter, serta bandara dengan panjang landasan 1600 meter dan lebar 30 meter. Untuk itu, Jonan memyampaikan rencananya untuk memperpanjang landasan pacu.
Menanggapi hal ini, Presiden mengatakan akan menambah panjang landasan pacu menjadi 2.500 meter pada tahun ini. "Mungkin tahun ini Pak Menteri nggak usah nunggu tahun depan," perintah Presiden kepada Menhub.
Bandara Internasional yang terletak di utara Indonesia ini diharapkan dapat menjadi pintu masuk bagi negara di sekitar seperti Filipina, Brunei Darussalam, Malaysia, dan lain-lain.
Di akhir sambutannya, Presiden mengharapkan agar pemerintah daerah untuk betul-betul merencanakan tata kota secara matang mengingat Provinsi Kalimantan Utara yang baru terbentuk sehingga memudahkan dalam pengelolaannya nanti. "Ini adalah provinsi baru tolong perencanaan masterplan kota dan provinsi betul-betul disiapkan sehingga memulai dengan perencanaan yang baik akan memudahkan dalam bekerja," tutup Presiden.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Wakil Ketua MPR, Oesman Sapta Odang, Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, dan Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie. (Humas Kemensetneg)