Hubungan diplomatik yang terjalin antara Indonesia dengan Mauritania sudah berlangsung sejak 27 September 2011 Â dirangkap dengan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Rabat. Adapun Mauritania merangkap kedutaannya untuk Indonesia di Kuwait.
Pertemuan antar Menteri Luar Negeri kedua Negara ini terakhir pada tanggal 25 September 2015 dalam kegiatan Sidang Majelis Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (SMU PBB) Ke-68 di New York, Amerika Serikat.
Sesuai dengan bahasan KTT LB OKI ke-5 tentang Palestina dan Al-Quds Al-Sharif, pertemuan bilateral kedua Negara ini membahas tentang KTT yang mendukung penuh dan solidaritas antara Indonesia dan OKI terhadap Palestina. Selain itu, KTT ini diharapkan dapat mendorong persatuan antar Negara anggota OKI, dan peran Negara-negara Islam dalam upaya mencari solusi penyelesaian isu Palestina.
Tidak hanya isu tentang Palestina, kedua menteri luar negeri juga membahas hubungan bilateral Indonesia dan Mauritania. Indonesia meng-ekspor minyak sawit, sabun, produk plastic, permesinan, tekstil dan peralatan listrik ke Mauritania. Sedangkan Mauritania mengimpor besi dan baja ke Indonesia.
Selain ekspor-impor, perusahaan swasta Indonesia yang bergerak di sektor tambang telah beroperasi sejak tahun 2016 di Mauritania dan mempekerjakan warga disana dengan jumlah sekitar 100 orang. (KTT LB OKI-Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?