Presiden Joko Widodo pada Jumat, 7 Desember 2018, menerima peserta Konferensi Mahasiswa Nasional. Para peserta yang merupakan perwakilan dari sejumlah Badan Eksekutif Mahasiswa perguruan tinggi diterima oleh Presiden di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Dalam kesempatan itu, para perwakilan mahasiswa menyampaikan sejumlah butir rekomendasi yang utamanya terkait dengan pendidikan dan sumber daya manusia.
Kepada para mahasiswa, dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menjelaskan program kerja pemerintah yang akan dijalankan pada tahun 2019 mendatang. Program kerja tersebut bertujuan untuk mempersiapkan sumber daya manusia menyongsong visi Indonesia Emas 2045.
"Strategi pembangunan akan kita geser dari infrastruktur ke pembangunan sumber daya manusia. Apa yang ingin kita kerjakan? Mempersiapkan Indonesia di 2045," jelas Presiden.
Secara konkret, salah satu yang akan dilakukan pemerintah ialah dengan mengirimkan para mahasiswa maupun tenaga-tenaga kerja Indonesia untuk menimba ilmu di negara lain. Perkembangan teknologi dan perubahan global mengharuskan kita untuk berlomba-lomba menguasai teknologi untuk bersaing dengan negara lain.
"Kita ingin sebanyak-banyaknya menyekolahkan ke luar (negeri) untuk bidang-bidang yang berkaitan dengan teknologi. Jangan sampai kita ditinggal gara-gara kita enggak ngerti masalah itu," tambah Presiden, seperti dilansir dari siaran pers Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
Pembangunan sumber daya manusia ini merupakan upaya pemerintah agar Indonesia tidak terjebak sebagai negara dengan pendapatan menengah terus menerus. Maka itu, diperlukan kebijakan yang progresif untuk mempersiapkan hal itu.
Namun, Presiden menjelaskan, prasyarat dari program pembangunan sumber daya manusia itu ialah sebaran infrastruktur yang baik. Selain sebagai fondasi bagi arah pembangunan nasional yang kedua (pembangunan SDM), pembangunan infrastruktur secara merata di Tanah Air juga dimaksudkan agar Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara lain.
"Infrastruktur ini prasyarat kita untuk bersaing dengan negara lain. Meskipun belum selesai tapi stok infrastruktur kita harus baik," kata Presiden.
Presiden menambahkan, persoalan pembangunan infrastruktur ini tidak melulu bermotif ekonomi. Infrastruktur yang tersebar merata di seluruh penjuru Tanah Air akan meningkatkan konektivitas dan pada akhirnya akan mempersatukan seluruh wilayah dan rakyat Indonesia.
"Pulau-pulau kalau tidak ada konektivitasnya mana bisa kita bersatu seperti ini," pungkas Kepala Negara. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?