Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggarisbawahi pentingnya posisi RRT dan Indonesia dalam perekonomian global. Tiongkok merupakan kekuatan ekonomi nomor dua terbesar di dunia dengan GDP sebesar US$ 8,2 triliun. Sementara Indonesia mempunyai tingkat GDP sebesar US$ 1,2 triliun dan diprediksi akan terus berkembang.
Kedua negara termasuk dalam G-20 yang memiliki sumber daya alam melimpah, sehingga kemitraan strategis komprehensif yang disepakati oleh Presiden SBY dan Presiden Xi Jinping diharapkan dapat meningkatkan kerja sama ekonomi dan investasi antara Indonesia dengan RRT.
Presiden SBY meyakini kalangan dunia usaha Tiongkok merupakan salah satu mitra utama Indonesia, utamanya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui investasi. Kerja sama dan partisipasi kalangan bisnis Tiongkok dapat diimplementasikan pada Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Dalam kegiatan tersebut, kedua Kepala Negara juga turut menyaksikan penandatanganan 21 perjanjian dan nota kesepahaman antara para pelaku bisnis dan industri dari Tiongkok dan Indonesia senilai US$ 28,2 milyar di sektor mineral, telekomunikasi, perkeretaapian, infrastruktur, pelatihan dan capacity building, penerbangan, perbankan, dan perkebunan.
Indonesia-China Business Luncheon merupakan acara jamuan makan siang bersama antara Presiden RI dan Presiden RRT dengan para pelaku bisnis dan industri, yang dihadiri oleh sekitar 200 orang delegasi dari RRT dan 600 orang delegasi dari Indonesia. Kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan hubungan dan kerja sama di sektor bisnis dan perindustrian.
Pertemuan bisnis Indonesia-RRT dinilai penting bagi peningkatan kemitraan strategis antar kedua negara di atas prinsip kesetaraan, saling menghormati, saling membawa manfaat, serta membawa semangat baru bagi Indonesia dalam memajukan industri manufaktur, mengubah sumber daya alam dan sumber mineral menjadi barang jadi, serta menandai babak baru hubungan bisnis dan industri RRT dan Indonesia. (dukjak-humas)
Kedua negara termasuk dalam G-20 yang memiliki sumber daya alam melimpah, sehingga kemitraan strategis komprehensif yang disepakati oleh Presiden SBY dan Presiden Xi Jinping diharapkan dapat meningkatkan kerja sama ekonomi dan investasi antara Indonesia dengan RRT.
Presiden SBY meyakini kalangan dunia usaha Tiongkok merupakan salah satu mitra utama Indonesia, utamanya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui investasi. Kerja sama dan partisipasi kalangan bisnis Tiongkok dapat diimplementasikan pada Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Dalam kegiatan tersebut, kedua Kepala Negara juga turut menyaksikan penandatanganan 21 perjanjian dan nota kesepahaman antara para pelaku bisnis dan industri dari Tiongkok dan Indonesia senilai US$ 28,2 milyar di sektor mineral, telekomunikasi, perkeretaapian, infrastruktur, pelatihan dan capacity building, penerbangan, perbankan, dan perkebunan.
Indonesia-China Business Luncheon merupakan acara jamuan makan siang bersama antara Presiden RI dan Presiden RRT dengan para pelaku bisnis dan industri, yang dihadiri oleh sekitar 200 orang delegasi dari RRT dan 600 orang delegasi dari Indonesia. Kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan hubungan dan kerja sama di sektor bisnis dan perindustrian.
Pertemuan bisnis Indonesia-RRT dinilai penting bagi peningkatan kemitraan strategis antar kedua negara di atas prinsip kesetaraan, saling menghormati, saling membawa manfaat, serta membawa semangat baru bagi Indonesia dalam memajukan industri manufaktur, mengubah sumber daya alam dan sumber mineral menjadi barang jadi, serta menandai babak baru hubungan bisnis dan industri RRT dan Indonesia. (dukjak-humas)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?