Ciptakan Santripreneur, Pesantren Harus Berperan Sebagai Pusat Pemberdayaan Ekonomi
Jakarta, wapresri.go.id – Dalam perkembangannya, pesantren saat ini tidak hanya berfungsi sebagai pencetak ulama saja, tetapi juga dituntut untuk berperan dalam mewujudkan kemandirian ekonomi. Oleh karena itu, pesantren didorong agar menjadi pusat pemberdayaan ekonomi yang mampu menyiapkan para santrinya untuk menjadi santripreneur (pengusaha santri).
“Harus jadi santri GUS IWAN. Apa itu GUS IWAN? Santri Bagus Pinter Ngaji dan juga Usahawan. Jadi mengaji pintar, dakwah pintar tapi juga entrepreneur (pengusaha). Peran pesantren sebagai lembaga pendidikan dan dakwah, serta pusat pemberdayaan akan kita lakukan,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin pada acara Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2020 melalui konferensi video di kediaman resmi Wapres, Jl. Diponegoro No. 2, Jakarta, Kamis (22/10/2020).
Pada acara yang diselenggarakan oleh Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) dan Bank Indonesia (BI), serta disiarkan secara langsung di kanal youtube ISEF Indonesia, Wapres mengatakan, dalam melakukan pemberdayaan ekonomi ini, pesantren juga harus melibatkan komunitas sekitarnya. Karena, melalu. Dengan kolaborasi ini, nantinya diharapkan juga dapat mendorong kebangkitan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), terutama di masa pandemi ini, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat.
Lebih lanjut Wapres menjelaskan, untuk mendukung pemberdayaan ini, pembangunan bank-bank wakaf di pesantren yang ditujukan untuk ultra mikro telah dilaksanakan. Selain itu, pesantren perlu terus didorong dalam pembangunan Baitul Maal wa Tanwil (BMT) untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitarnya melalui program pembiayaan usaha.
“Saat ini terdapat 28.194 pesantren, saya berharap semua pesantren, membangun BMT. Nanti akan memperoleh pembiayaan selain dari bank syariah, juga dari Lembaga pengelola Dana Bergulir (LPDB) Kementerian Koperasi dan UKM,” jelasnya.
Program lain yang ditujukan untuk pemberdayaan ekonomi, tambah Wapres, ialah OPOP atau one pesantren one product. Program ini mendorong kreativitas santri untuk menciptakan produk pesantren atau mengembangkan produk-produk hasil masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Wapres juga mengapresiasi kepada pesantren yang sudah memulai bergerak mengembangkan diri melalui berbagai kegiatan untuk memberdayakan ekonomi pesantren dan masyarakat sekitar.
“Pesantren yang telah melakukan kegiatan di sektor keuangan maupun sektor riil maka bisa menjadi role model yang nantinya bisa direplikasi untuk pesantren lain,” ucap Wapres.
Wapres juga mengingatkan agar dalam pengembangannya, pesantren juga harus tetap berfokus pada peran utamanya sebagai tempat pembinaan untuk mendidik santri dalam menyiapkan orang-orang yang paham agama. Hal ini sangatlah penting untuk regenerasi ulama.
“Rasulullah bersabda bahwa Allah tidak akan mengambil ilmu dari hati manusia tetapi Allah akan mengambil dari para ulamanya, sehingga para ulama harus ada penerusnya, bila tidak maka orang alim sudah tidak ada lagi, maka orang akan menjadikan pemimpin dari orang-orang bodoh dan tidak mengerti agama,” imbuhnya.
Di samping itu, lanjut Wapres, pesantren harus sebagai pusat dakwah karena itu pesantren harus menyediakan rijalud (kader) dakwah. Khususnya, pendakwah yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman di era digital saat ini.
“Perlu adanya santri dakwah secara digital. Dengan dakwah digital sasaran akan luas jangkauan lebih luas, waktu kapan saja dan dimana saja. Walaupun pesantren itu di suatu daerah tapi dengan melalui proses dakwah digital maka pesannya, nasehatnya, akan sampai dimana-mana,” terang Wapres.
Wapres pun menyampaikan rasa syukurnya atas perkembangan pesantren yang terus tumbuh. Untuk itu, Wapres meminta agar para santri dapat maju dan berkembang bersama.
“Hai orang-orang yang tidur maka bangkitlah, untuk kemudian mau bersama mari mengembangkan santri-santri yang kuat sehingga negara menjadi kuat,” ujar Wapres.
Mengakhiri sambutannya, Wapres mengapresiasi Manajemen KNEKS dan Bank Indonesia atas dukungannya pada kegiatan ini, sekaligus meresmikan program Akselerasi Ekonomi Kerakyatan Berbasis Pesantren, Komunitas dan Komunitas.
“Akhirnya dengan basmalah, saya canangkan Akselerasi Ekonomi Kerakyatan Berbasis Pesantren dan Komunitas, Selamat Hari Santri Nasional, santri sehat, Indonesia kuat. Semoga Allah meridhoi ikhtiar kita,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Panitia Pelaksana Lukmanul Hakim menyampaikan, peringatan Hari Santri Nasional 2020 ini menjadi momen penting dalam memperkuat pesantren sebagai lembaga dakwah sekaligus sebagai lembaga pendidikan yang turut memberdayakan ekonomi masyarakat.
“Pesantren dapat berpartisipasi melakukan pengembangan ekonomi pesantren melalui penguatan kewirausahaan, lembaga keuangan mikro syariah, sektor riil dan upaya ketahanan pangan yang muaranya adalah kesejahteraan masyarakat pesantren,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang juga menjabat sebagai Sekretaris KNEKS, menyampaikan harapannya agar santri dan pesantren di seluruh Indonesia mampu menjalankan peranan penting sebagai sentra atau hub bagi kegiatan ekonomi kerakyatan, sekaligus menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat di sekitarnya.
“Saya harapkan santri dan pesantren dapat menjadi sumber inspirasi terhadap daya tahan ekonomi serta mampu terus berkreasi,” tuturnya.
Turut hadir pada acara tersebut, Menteri Agama Fachrul Razi, Gubernur Bank Indonesia Pery Warjiyo, Direktur Eksekutif KNEKS Ventje Rahardjo, pimpinan Pondok Pesantren Madinna Tun Najah Ciputat, Al Ittifaq Bandung dan Cendekia Amanah Depok. (SA/AF-KIP, Setwapres)