Kepulangan Presiden dan Ibu Ani dilepas oleh Wakil Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Korsel Kim Ho-young dan isteri, Dubes Indonesia untuk Korsel Jacob Tobing dan isteri, para dubes negara ASEAN, dan staf KBRI.
Sebelum meningalkan Hotel The Shilla, tempat menginap selama kunjungan di Korsel, Presiden SBY menerima awak redaksi TV Arirang Korea untuk sebuah wawancara khusus. Presiden, antara lain, menjelaskan hasil pertemuan bilateral dengan Presiden Korsel Roh Moo-hyun dan masa depan kerjasama Indonesia-Korsel.
Dalam keterangan pers dengan wartawan Indonesia di Hotel The Shilla, Rabu (25/7) sore, Presiden menjelaskan beberapa poin penting hasil kunjungan kerja ke Korsel ini. Pertama, dalam joint statement yang dtandatangani oleh pemimpin kedua negara, disepakati 11 sasaran untuk melipatgandakan perdagangan dan investasi pada lima tahun mendatang --sampai 2012. Nilainya sekitar 21 miliar dolar AS.
Kedua, ditandatanganinya 12 Memorandum of Understanding (MoU) dan Letter of Intent (LoI) antara perusahaan-perusahaan (private to private) kedua negara. Nilainya mencapai 8,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 80 triliun. Ketiga, Presiden SBY menegaskan bahwa tujuan utama kerjasama ekonomi dengan Korea ini adalah untuk membawa manfaat sebesar-besarnya bagi rakyat Indonesia. "Kalau rugi, tentu kita tidak akan membuat kerjasama ini," katanya.
Rombongan yang menyertai Presiden menuju Bali, antara lain, Menko Perekonomian Boediono, Menlu Hassan Wirajuda, Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu, Menneg Pora Adhyaksa Dault, Seskab Sudi Silalahi, dan kedua Jubir Presiden, Dino Patti Djalal serta Andi A.Mallarangeng. Presiden dijadwalkan kembali ke Jakarta pada Miggu (28/7) pagi.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/07/26/2071.html