Di Bidang Media Massa, Lain Presiden Yudhoyono, Lain Wapres Kalla

 
bagikan berita ke :

Jumat, 18 April 2008
Di baca 907 kali


Rachmat yang kini menjadi Menteri Negara Lingkungan Hidup menyebut, latar belakang telah membentuk mereka. Presiden sejak kecil bercita-cita jadi tentara, sementara Wapres bercita-cita jadi pengusaha.

Salah satu perbedaan lain di antara kedua pemimpin ini juga bisa dilihat dari soal media massa.

Yudhoyono melalui sejumlah staf khususnya membentuk media. Sementara Kalla memilih ”memanfaatkan” media yang telah ada.

Tabloid Sambung Hati 9949 yang edisi terakhirnya ditarik dari peredaran karena memancing polemik adalah satu dari sejumlah media yang punya kaitan dengan Yudhoyono. Di tabloid yang namanya terinspirasi dari tanggal lahir Yudhoyono, 9 September 1949, itu, Yudhoyono duduk sebagai pembina. Staf Khusus Presiden Sardan Marbun duduk sebagai pemimpin redaksi.

Media lain adalah Buletin Khusus Gerakan Indonesia Bersatu yang dikelola Heru Lelono, Staf Khusus Presiden. Di buletin ini, Yudhoyono duduk sebagai ketua dewan penasihat. Dua staf khusus lain yang bertugas sebagai juru bicara kepresidenan, yaitu Andi Mallarangeng dan Dino Patti Djalal, menjadi pemimpin redaksi situs presidensby.info.

Di tiga media yang dikelola empat staf khusus presiden ini, semua aktivitas Presiden Yudhoyono menjadi berita utama. Sangat wajar, terbitan yang dibagikan secara gratis itu memang mengusung misi memublikasikan program pemerintah. Dengan media yang dikelola sendiri, berita dan foto sebanyak apa pun tidak akan menjadi soal.

Di luar tiga media itu, sejumlah terbitan tentang Yudhoyono dalam bentuk buku rutin dibuat. Buku bersama tabloid yang diterbitkan biasanya menjadi cendera mata bagi tamu yang datang ke istana. Saat Presiden berkeliling ke sejumlah daerah, buku dan tabloid juga kerap dibagikan.

Seperti diakui Sardan, penerbitan tabloid yang dikelolanya itu dibiayai dari anggaran kepresidenan. Situs presidensby.info yang diluncurkan 14 Februari 2006 juga dibiayai dari anggaran negara. Situs ini kini cukup dapat diandalkan jika ingin mencari kutipan Presiden yang tidak dikutip media komersial.

Daya tarik JK
Lain Yudhoyono, lain Kalla. Untuk bisa muncul di media, Kalla tidak perlu mendirikan dan mengeluarkan biaya. Banyak ide dalam dirinya untuk menarik wartawan menulis tentang dirinya. Ia mengadakan jumpa pers rutin setiap selesai shalat Jumat.

Polemik memang kerap muncul akibat pernyataan Kalla yang dikutip media. Namun, ia tidak terlalu gerah karenanya. Gaya pidato Kalla tanpa teks juga punya daya tarik tersendiri bagi wartawan.

Sejak awal dilantik sebagai wapres, Kalla memang mengesampingkan teks-teks pidato yang isi pidato itu, menurut dia, hanya copy dan paste. Kesegaran isi pidato Kalla tak membuat pendengarnya tertidur, tapi justru banyak yang dibuat tertawa.

Secara resmi, Kalla sebagai wapres memang dibuatkan situs, yaitu setwapres.go.id. Namun, update situs itu jauh lebih lambat daripada majalah mingguan sekalipun.

Aktivitas Kalla justru ter-update lebih cepat di situs inilah.com. Situs komersial ini memang selalu menempatkan wartawan berikut fotografernya di setiap aktivitas Kalla. (INU)
 
 
 
 
 
 
Sumber: Kompas 
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0