Haryo Hartono, perwakilan konsumen yang karyawan pabrik gula di Cirebon mengemukakan bahwa harga minyak jarak Rp 3 ribu/ liter, sedangkan BBM Rp 5.491/ liter. Selama ini pabrik gula tempatnya bekerja menggunakan BBM. Karena harga minyak jarak lebih murah, Haryo Hartono minta agar di Jawa Barat juga di kembangkan Desa Mandiri Energi (DME) yang berbasis tanaman jarak, sehingga pabrik tempatnya bekerja bisa memproses gula dengan harga pokok produksi yang lebih murah, sehingga harga jual gula juga lebih murah.
Menanggapi apa yang dikemukakan Haryo Hartono, Presiden SBY mendukung adanya efensiensi industri gula. "Konsep Desa Mandiri ini memang akan dikembangkan di seluruh Indonesia, dan konsep Desa Mandiri tidak hanya berbasis pada tanaman jarak pagar saja, tetapi juga berbasis pada tanaman lainnya, misalnya tebu,� kata Presiden. Ditambahkan, infrastruktur, misalnya sarana pengairan, juga akan dibangun secara bertahap.
Penanya kedua, Sri Utami, mewakili produsen, mengatakan bahwa dirinya saat ini telah menanam jarak pagar di pekarangan dan di sawah, dan juga sudah menggunakan kompor briket dan kompor minyak jarak untuk memasak keperluan rumah tangga. �Ternyata minyak jarak jauh lebih irit dan murah,� katanya. Penanya ketiga, Sri Dewi Ekawati perwakilan dari ibu-ibu Kelompok Tani Mudi Rejeki mengatakan, memasak dengan menggunakan kompor minyak jarak pagar ini jauh lebih murah daripada kompor minyak tanah. "Benar-benar murah, dan sangat membantu masyarakat desa,� katanya.
Setelah dialog dengan masyarakat petani, Presiden SBY dan Ibu Negara mengunjungi pameran, dimana dipamerkan berbagai hal mengenai tanaman jarak pagar dan Desa Mandiri Energi, yang ditampilkan Departemen ESDM, Pemprov Jateng, dan Pemkab Grobogan.
Sumber :
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/02/21/1588.html