Dialog Presiden pada Panen Raya Padi Serentak di 14 Provinsi

 
bagikan berita ke :

Senin, 07 April 2025
Di baca 141 kali

Di Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat


Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Syalom,
Om swastiastu.

Saudara-saudara sekalian, Bapak-bapak, Ibu-ibu yang saya hormati dan yang saya banggakan;
Menteri Koordinator Pangan yang hadir Pak Zulkifli Hasan;
Pak Menteri Pertanian, Pak Menteri PU, Panglima TNI, ada saya lihat tadi Kepala Staf juga hadir di sini, tadi Kepala Staf Angkatan Udara ya; 
Gubernur Jawa Barat KDM Kang Dedi Mulyadi kumaha, Kang? Damang?;
Kemudian Wakil Menteri Pertanian, Kepala BPS, Direktur Utama Bulog; 
Para anggota Komisi IV. Ketua Komisi sudah hadir ya, Ketua Komisi? Ketua Komisi IV hadir, anggota Komisi IV; 
Saudara-saudara sekalian para penyuluh pertanian dan terutama para petani, para gapoktan yang saya hormati;
Dan yang hadir melalui vicon di sini, para gubernur yang hadir dari 14 provinsi ya, kemudian para bupati, juga tadi hadir para Panglima, Kapolda;
Para pimpinan dari semua lembaga-lembaga di seluruh provinsi yang hadir di sini.

Tentunya kita masih dalam suasana lebaran Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah, saya ucapkan selamat hari raya Idulfitri kepada semua. Mohon maaf lahir dan batin. 

Dan, saya ingin menyampaikan hari ini mungkin yang paling bahagia, yang paling gembira adalah saya sendiri, Presiden Republik Indonesia. 

Pertama, saya ucapkan terima kasih. Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan terima kasih, nanti saya akan bikin suatu statement khusus. Saya ingin ucapkan terima kasih kepada semua pimpinan dari semua jenjang, mulai dari pusat, para Menko, Menteri, Panglima TNI, Kapolri, semua pihak yang bekerja keras, sehingga bulan Ramadan/bulan puasa bagi umat Islam di Indonesia dan juga hari raya Idulfitri tahun ini kita nikmati dalam keadaan aman damai. Dan juga, yang saya sangat bahagia, harga-harga bahan pokok terkendali aman dan masih terjangkau oleh rakyat Indonesia. Saya sangat bahagia. 

Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih kepada semua unsur yang bekerja keras. Dalam hal ini, untuk keamanan mudik, keamanan selama bulan puasa, keamanan selama mudik, dan kembali dari mudik, saya ucapan terima kasih kepada Kapolri, kepada Menteri Perhubungan, kepada TNI di semua jajaran,  kerja keras Saudara benar-benar sesuatu yang membanggakan. Atas nama pemerintah dan atas nama rakyat Indonesia, saya ucapkan terima kasih. Saudara sebagai pimpinan, saya nilai Saudara-saudara sangat bertanggung jawab, Saudara-saudara sangat berprestasi dan Saudara-saudara pantas untuk diberi penghormatan oleh seluruh rakyat Indonesia. 

Kemudian, bahwa kita dalam pertama kali bertahun-tahun, harga-harga pangan terkendali. Ini juga saya ucapkan terima kasih kepada Tim Pertanian di bawah Koordinasi Menko Pangan. Menteri Pertanian kerja sangat keras, tiap kali saya cari beliau ada di sawah, beliau ada di daerah. Suatu hari di Kalimantan Barat, besoknya di Merauke, lusanya di Lampung. Inilah menteri-menteri kabinet kita, semuanya bekerja keras, semuanya turun ke lapangan. Dan, alhamdulillah sekarang kita lihat hasilnya. 

Kita lihat dengan hati yang bersih, dengan itikad yang baik, dengan rasa tanggung jawab yang penuh kepada bangsa dan rakyat Indonesia. Dengan keinginan kita untuk melayani rakyat, membela rakyat, membantu rakyat, terutama rakyat yang paling lemah yang paling miskin. Ternyata dalam waktu yang tidak lama berhasil kita, mampu kita, di mana banyak negara kekurangan beras, di mana banyak negara harga pangan menjulang, bahkan di negara yang terbesar dan terkaya di dunia sekarang telur itu langka. Alhamdulillah, kita sudah ekspor telur sekarang, Kita surplus telur dan telur turun harganya. 

Dan, saya minta ke Menteri Pertanian dan Wakil Menteri Pertanian dan semua unsur bekerja keras lagi supaya harga daging, harga telur, susu bisa turun lagi supaya rakyat semuanya bisa menikmati peningkatan protein, karena protein sangat penting untuk anak-anak dan cucu-cucu kita. Rakyat kita sekarang harus bisa menikmati protein dalam harga yang sangat terjangkau. Insyaallah, dalam satu tahun kita akan mencapai itu. 

Saudara-saudara sekalian terutama para petani, saya ingin menyampaikan penghargaan saya kepada Saudara-saudara sekalian. Saudara-saudara adalah tulang punggung bangsa dan negara, banyak pihak terutama elit-elit yang di Jakarta itu, elit-elit kita mungkin tidak merasakan betapa pentingnya para petani tugasnya. Para petani adalah produsen pangan. Tanpa pangan, tidak ada negara. Saya katakan berkali-kali bertahun-tahun tanpa pangan tidak ada negara, tanpa pangan tidak ada NKRI, karena itu hari ini saya sangat bahagia. 

Saya menerima mandat Oktober 20, mungkin sekarang baru masuk bulan keenam, tapi dengan niat yang baik dari semua pihak yang diberi amanat oleh rakyat dengan kebijakan yang masuk akal, bukan kebijakan yang perlu orang terlalu pintar. Kadang-kadang orang terlalu pintar malah enggak jadi apa-apa. Ini saya lihat Kang Dedi lulusan mana, Kang Dedi? Bukan dari Amerika atau dari? Oh, Purwakarta. Ini Pak Amran bukan lulusan luar negeri juga? Oh, di kampung. Ini orang kampung semua yang kerja. Pak Zulkifli dari mana? Lampung. Anda enggak ke Oxford atau ke? Kita butuh orang-orang pintar banyak, tapi yang paling penting adalah mereka-mereka yang punya akal sehat dan orang-orang yang benar-benar cinta dengan rakyat kita, karena mereka berasal dari rakyat. 

Saya mantan prajurit. Saya merasakan sebagai prajurit, yang memberi makan kita itu ya para petani. Hidupnya susah. Masih bisa menyisihkan sebagian untuk mendukung tentara. Saya merasakan tahun ‘70, ‘71, ‘72, banyak yang merasakan. Kalau kita operasi di mana-mana, rakyat yang membantu kita. Rakyat yang hidupnya susah, tapi masih terus mereka lebih patriotik dari banyak orang. 

Jadi, Saudara-saudara, hari ini saya bahagia. Ini kerja keras kita semua, tapi ini saya anggap awalan yang bagus, harus kita capai yang lebih baik lagi. Saya senang tadi dapat berita, dapat laporan dari Gubernur Jawa Timur, dari Bupati Ngawi, yang petaninya melaporkan bahwa hasil produksi meningkat tapi penggunaan pupuk minim atau berkurang. Nah, ini yang kita inginkan. Dan, ini nanti saya kira Menteri Pertanian, Wakil Menteri Pertanian, Direktur Utama Bulog, nanti juga Agrinas dan sebagainya, Panglima TNI, Kapolri, ini nanti akan uji coba ya. Kita cari teknik-teknik, kita cari pengalaman dari mana-mana dan kita saling nanti tukar-menukar pengalaman. Kita beri tahu semua teman-teman kita di kabupaten lain, bagaimana kita bisa menggunakan pupuk-pupuk yang kita buat sendiri di kampung kita sendiri. Kita juga harus cari obat anti hama yang kita buat sendiri. 

Di daerah sini, saya dapat laporan hama tikus yang sangat pelik masalahnya dan yang paling bagus sekarang katanya adalah burung hantu. Waduh, ini harga burung hantu naik dong kalau sekarang gitu ya kira-kira. Sekarang satu Rp150 ribu, lebih mahal. Enggak. Nanti saya bantu di sini ya, saya bantu untuk berapa? Berapa burung hantu yang Saudara perlu? Ya, saya bantu benar ya. Perlu tambahan berapa burung hantu? Seribu ekor. Seribu ekor kali Rp150 ribu, berarti Rp150 juta. Baik, saya bantu hari ini juga. 

Ada pimpinan gapoktan di sini ya? Ya, tolong ya. Jadi, saya datang lagi nanti ada seribu burung hantu yang terbang-terbang ya. Sudah beranak ya, oke. Wah, tapi nanti kabupaten yang lain minta burung hantu semua itu. Yang punya hama tikus yang berbahaya, laporkan. Kita atas bersama. Kesulitan negara adalah kesulitan kita semua. Jangan… Kalau ada masalah, sampaikan dan kita cari jalan keluar bersama. 

Saya kira itu yang ini saya sampaikan. 

Kita akan terus melakukan langkah-langkah [dan] kebijakan-kebijakan, saya akan menghemat anggaran terus-menerus. Saya akan berusaha sekeras tenaga, agar setiap anggaran, setiap uang rakyat, uang negara harus dirasakan manfaatnya oleh seluruh rakyat Indonesia, terutama rakyat yang paling membutuhkan. Kita harus menekan semua kebocoran, kita harus mencegah korupsi di mana-mana. Terus menerus saya ingatkan, pemerintah kita dimana-mana dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, pemerintah kecamatan sampai di desa, tidak boleh ada lagi praktik-praktik korupsi, praktik-praktik menyalahgunakan uang rakyat, tidak boleh! 

Dan, sekarang eranya, masanya adalah masa teknologi dan semua orang bisa laporan segera. Kadang-kadang capai juga saya, satu daerah terpencil langsung lapor ke Presiden. Apa boleh buat, ya kan? Apa boleh buat? Langsung saya kirim tim untuk lihat persoalannya. Tidak apa-apa, ini teknologi bagus. Kalau ada korupsi langsung Anda video, Anda rekam saja langsung kirim, ya kan. Jadi, supaya orang itu jera. Kalau sudah uang rakyat, harus untuk rakyat. Uang itu dipakai untuk perbaiki kondisi irigasi dan sebagainya, perbaikan sekolah. Saya senang tadi laporan dari Gubernur Jawa Barat, beliau sisihkan anggaran memperbaiki sekolah, memperbaiki irigasi dan sebagainya. Saya kira dengan kekuatan kita, kita nanti Insyaallah bisa kita lihat hasil tidak lama lagi.

Saudara-saudara sekalian,  
Alhamdulillah, apa yang bisa kita capai sekarang sudah dirasakan, tapi terus kita tidak berhenti. Kita tahun ini akan membuka 80 ribu koperasi. Setiap desa akan kita minta untuk segera mendirikan koperasi yang masuk dalam suatu jaringan koperasi nasional dan setiap desa akan kita bantu, bantu kredit. Kita harapkan tiap desa akan punya gudang, tiap desa akan punya kamar pendingin untuk menyimpan hasil panen, dan setiap koperasi akan kita beri kredit untuk punya truk. Kita harapkan setiap koperasi desa akan punya dua truk masing-masing, sehingga nanti koperasi desa, petani desa tidak akan ada hasil panen yang tidak sampai ke pasar. Dan, nanti pupuk bisa diambil dalam waktu cepat langsung ke gapoktan-gapoktan. Dan, tidak boleh lagi ada terlalu banyak perantara, terlalu banyak tengkulak-tengkulak. Saya setuju tadi ada perwakilan petani yang mengatakan, kalau bisa langsung saja ke gapoktan. Ini kita usahakan ya [bagi] yang belum sampai. 

Jadi, Saudara-saudara yang desa nelayan di pantai, kita juga bikin nanti koperasi nelayan, juga perlu cold storage (pendingin) supaya ikan-ikan bisa segar dan nanti ada gerai-gerai di tiap koperasi desa. Dan, tiap gerai di antaranya ada gerai apotek desa. Jadi, tiap desa akan punya apotek dengan obat yang terjangkau oleh rakyat. Jadi, nanti obat-obat itu obat istilahnya generik. Obat mungkin kotaknya tidak terlalu berwarna-warni, tapi obatnya sama yang bisa dijangkau oleh rakyat dalam harga yang mungkin bisa sepertiga bahkan bisa 10 persen dari harga yang ada di kota-kota. 

Kita juga nanti akan membuat supaya ikan-ikan bisa sampai ke seluruh rakyat Indonesia. Ikan itu proteinnya tinggi dan harganya akan terjangkau oleh rakyat. Kalau daging sekarang berapa harganya, Pak Menteri? Kita bisa sekarang turunkan harga daging Rp75.000, yang biasanya kalau bulan puasa itu sampai Rp150.000 dan ke atas ya. Tapi, nanti saya berharap ikan-ikan bisa di bawah Rp75.000. Saya berharap ikan-ikan mungkin kita harapkan satu kilo ikan bisa sampai Rp40.000 atau maksimal Rp50.000. Kalau bisa lebih rendah lagi, ini perjuangan kita. 

Saya ingin jadi presiden, ingin jadi pemimpin yang berhasil menurunkan harga pangan untuk rakyat Indonesia, itu keinginan saya dan ini keinginan daripada semua menteri. semua gubernur, semua bupati. Kita akan bahagia kalau rakyat kita senyum. Kita akan bahagia kalau para petani kita makmur. Karena saya mantan Ketua Umum HKTI, dulu perjuangan kita adalah tani makmur. Jadi, tani Indonesia harus makmur. Tani Indonesia harus sama dengan tani-tani di luar negeri, ya kan. Rumahnya layak, sekolahnya bagus untuk anak-anaknya, puskesmas [dan] klinik-klinik ada di tiap desa. Rumahnya layak, bagus, terutama penghasilannya cukup. Ini perjuangan kita bersama dan ini insyaallah akan kita capai. Kita akan mampu dan kita akan buktikan, bersama-sama kita akan mencapai cita-cita kita. 

Bagi mereka yang katakanlah selalu pesimis, selalu meragukan kemampuan bangsa Indonesia sendiri, mungkin mereka lebih suka untuk menghamba kepada bangsa lain, terserah. Tapi, saya bersama rekan-rekan saya, bersama tim kita semua, kami bangga untuk membela bangsa, negara, dan rakyat Indonesia. Kami bangga untuk mengabdi kepada rakyat, ini kehormatan kami. Kalau rakyat gembira, kami bahagia. 

Terima kasih, semua unsur yang bekerja keras. Terima kasih, Gubernur-gubernur, Bupati, Pimpinan Polisi/TNI, Kejaksaan semua. Kita ini satu keluarga, satu tim, bahu-membahu. Yang kuat tarik yang lemah, yang lemah jangan malu-malu. Mari kita kerja sama. Mari kita bahu-membahu. Ini jalan kita. Bangsa yang besar adalah bangsa yang akan kerja sama. Sama dengan main bola, enggak mungkin tim menang kalau kesebelasannya tidak kompak. tidak kerja sama. 

Saya merasa sekarang kita semakin kompak tiap hari. Saya lihat menteri-menteri, gubernur, bupati, kita tidak peduli dari mana partai kita, enggak ada. Saya enggak tanya dari mana partai kita. Saya tidak tahu bupati di sini partai mana, itu pun saya tidak tahu dan saya enggak enggak akan tanya. Yang saya tahu adalah kita kerja untuk rakyat. Nanti urusan partai, urusan partai itu nanti kalau pilkada atau pemilu, ya kan. Sudah selesai, sesudah itu kita kerja untuk rakyat. Partai manapun enggak ada urusan kita, ya toh. 

Saya itu yang ingin saya sampaikan, terima kasih. 

Gubernur, terima kasih. Mualem, jenggot Anda tambah lebat saya lihat itu, ya kan. Nanti saya masih utang, saya harus ke Aceh. Saya harus ke semua provinsi, ini utang saya. Saya minta maaf saya belum sampai karena ternyata mengurus, mengurus republik ini republik yang besar, republik yang keempat terbesar di dunia ternyata rumit. Tapi, saya semangat karena pembantu-pembantu saya orang hebat semua. Itu saya, saya merasa benar-benar punya tim yang hebat. Menteri-menteri saya hebat. 

Kalau ada yang nyinyir, itu biasa. Pemimpin pasti ibarat apa, ibarat pohon yang besar yang tinggi pasti sering diterpa angin kencang. Semakin kita naik ke puncak gunung, semakin berat tantangannya, semakin banyak pengorbanan yang diminta dari kita. Jadi, para gubernur, para bupati, wali kota, semua kepala dinas yang bekerja, berbanggalah dipercaya oleh rakyat, berjuanglah untuk rakyat. Tidak ada kebahagiaan lebih tinggi daripada cinta rakyat kepada pemimpinnya dan tidak ada panggilan yang lebih suci daripada pengabdian seorang pemimpin untuk rakyatnya, itu akan bawa kita menjadi negara yang hebat. Masa depan kita bagus, tantangan kita tidak ringan. 

Mungkin Saudara-saudara mendengar, seluruh dunia diguncang oleh banyak masalah. Perang di mana-mana, perseteruan antara negara-negara besar. Yang terakhir, perang dagang kita juga kena ya kan. Tapi, kita tenang. Kita punya kekuatan, tapi kita juga nanti akan berunding. Kita akan berunding dengan semua negara. Kita akan juga buka perundingan sama Amerika, kita akan menyampaikan kita ingin hubungan yang baik, kita ingin hubungan yang adil, kita ingin yang setara. Jadi, kita tidak ada masalah, resiprokal. Jadi, apa yang mereka minta kalau masuk akal wajib juga kita hormati. Pemimpin-pemimpin Amerika memikirkan kepentingan rakyat Amerika, kita memikirkan kepentingan rakyat kita. Tidak perlu ada rasa kecewa, tidak perlu ada rasa khawatir. Kita percaya dengan kekuatan kita sendiri, kalaupun ada tantangan ya kita hadapi dengan gagah, dengan tegar. Mungkin ada beberapa saat, tapi kita yakin bahwa kita akan bangkit dengan tingkat yang baik. 

Saya kira itu yang ini sampaikan. Terima kasih sekali lagi semua unsur, terutama sampaikan terima kasih saya kepada seluruh petani di seluruh Indonesia, perjuanganmu mulia. Sekarang di pucuk pimpinan negara adalah orang-orang yang mengerti, orang-orang yang akan membela kepentingan petani, orang-orang yang cinta petani. Saudara-saudara berjasa, Saudara-saudara adalah pahlawan, pahlawan produksi. Dan, semua unsur pimpinan wajib untuk mencari jalan, mencari prosedur yang memudahkan para petani kita produksi dengan baik, supaya penghasilan mereka baik. Kalau bisa petani-petani itu hidupnya makmur,  bahagia, dan kita semua aman dan sejahtera. 

Saya kira itu dari saya, ya. Terima kasih sekali lagi, semua gubernur yang hadir. Minta maaf.

Mungkin ada yang mau menyapa saya, yang belum menyapa? Yang belum menyapa, silakan. Ini kesempatan.

Menteri Pertanian (Amran Sulaiman)
Silakan, Pak Gubernur.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Siapa yang masih mau menyampaikan?

Menteri Pertanian (Amran Sulaiman)
Angkat tangan kalau ada yang mau menyapa. Sumsel, silakan. Sumsel silakan, Pak Gubernur. Ini sahabat saya, Silakan, Pak Gubernur.

Gubernur Sumatra Selatan (Herman Deru)
Terima kasih, Pak Menteri. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, yang sangat kami hormati, kami banggakan, Bapak Presiden Republik Indonesia, serta Pak Menko, Pak Menteri, dan para pejabat yang mendampingi Bapak. Kami berterima kasih, Pak, hari ini menjadi bagian yang ikut panen bersama, bersama Bapak di 14 provinsi ini. 

Sumatra Selatan adalah lima besar produsen beras terbesar di Indonesia, Pak. Setelah tiga Jawa, Sulawesi Selatan, dan Sumatra Selatan pada peringkat kelimanya. Kami dibina oleh Bapak Menteri Pertanian, dari sejak periode yang terdahulu Pak Amran pernah menjabat, kami diberikan alsintan (alat dan mesin pertanian) yang luar biasa. Sehingga, produktivitas Sumatera Selatan dari ranking delapan di 2019 masuk menjadi ranking lima nasional. Saat itu kami dapat hadiah. Bapak Presiden, kami dapat hadiah yakni, Bendung Tiga Dihaji, yang masuk Proyek Strategis Nasional (PSN). Dan sampai saat ini terjadi penjadwalan ulang bendung itu, padahal kami sangat berharap, sebab debit Bendungan Komering akan naik jika Bendung Tiga Dihaji itu diselesaikan. Jadwal awalnya adalah 2023, Bapak Presiden. Jadi, kami dengan sangat mohon kepada Bapak Presiden untuk dapat kami diberikan hadiah itu menjadi selesai Bendung Tiga Dihaji. 

Selain itu, Bapak Presiden, kami berterima kasih banyak atas telah ditetapkannya Harga Pokok Penjualan (HPP) gabah, yakni sebesar Rp 6.500. Produksi semakin meningkat, semangat petani semakin meningkat, dan distribusi pupuk juga menjadi lebih mudah, karena disini juga ada pupuk PT Pusri (Pupuk Sriwijaya). Saya pikir itu, Bapak Presiden, dan kepada Bapak Menko, kami berharap masalah irigasi kami, pemeliharaannya mungkin tolong diperhatikan dari balai yang mengurusi ini. Saya pikir itu, Bapak Presiden terima kasih, bangga kami kepada Bapak. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Terima kasih, Gubernur Sumsel, terima kasih. Silakan.

Menteri Pertanian (Amran Sulaiman)
Jawa Tengah, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Silakan, Jawa Tengah, monggo.

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Yang terhormat dan kami banggakan, Bapak Presiden, kemudian Pak Menko, para menteri, Panglima TNI, hadirin sekalian, para gubernur yang hadir.

Hari ini kami melaporkan kepada Bapak Presiden, kami tepatnya adalah di tengah sawah daerah Sukoharjo. Dimana di Sukoharjo ini merupakan bagian daripada Lumbung Pangan Nasional (LPN), khususnya Provinsi Jawa Tengah. Khusus untuk para bupati, wali kota di seluruh Jawa Tengah, kita sudah merapatkan dalam rangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi, bahwa Jawa Tengah menjadi Lumbung Pangan Nasional (LPN) dan ini sudah kita buktikan dalam kuartal bulan Januari sampai bulan April sekarang, kita telah mencetak hampir 716.000 hektare, dengan durasi akan panen adalah 4,9 juta ton. Artinya, ini akan mencukupi apabila nasional, Jawa Tengah ditarget 11 juta ton, nanti kita akan mampu untuk memenuhi itu sendiri, itu yang pertama. 

Kemudian yang kedua, kami laporkan kepada Bapak Presiden, bahwa di wilayah Sukoharjo yang sekarang kami berada, didampingi oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), kita mempunyai hampir 70,89 hektare per tahun, per kuintal secara nasional, dia mampu. Jadi nomor satu nasional itu berdasarkan data Badan Pusat Statistika (BPS) adalah Sukoharjo, dengan durasi tiga kali panen. Artinya, tiga kali panen bisa empat kali panen apabila dia menggunakan IP [Padi] 400 dengan 80 hari panen. Artinya ini menjadi potensi yang akan kita kembangkan di seluruh kabupaten, kota di wilayah Jawa Tengah. 

Kemudian, yang ketiga, pengin laporkan kepada Bapak Presiden, panen ini bisa kita laksanakan dengan pertimbangan bahwa kita mampu kepada nasional, [tahun] 2024 kita mencetak 1,5 juta hektare dengan total 8,8 juta ton. Dan, ini akan kita tingkatkan 2025 nanti menjadi 11 juta ton. Oleh karena itu, kami mewakili kepada seluruh gapoktan yang sekarang di seluruh bupati ikut serta dalam rangka hearing dengan Bapak Presiden, kami mengucapkan terima kasih bahwa telah diberikan beberapa peralatan dari mulai pengolahan tanah, kemudian pupuk, bahkan sampai kepada hasil panen. Dan, ini semuanya adalah berkat kebijakan Bapak Presiden. 

Terakhir, kami bersepakat dengan seluruh bupati, wali kota untuk menjadi petarung dalam rangka membikin swasembada pangan. Terima kasih, wassalamualaikum warahmatullahi wabaraktuh. Selamat siang. Mohon petunjuk [dan] arahan.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Terima kasih, Gubernur Jawa Tengah, terima kasih. Luar biasa kalau Saudara bisa mencapai target demikian, tapi saya percaya Saudara bisa, seluruh rakyat Jawa Tengah juga saya kira akan mampu. Kemudian, ini menjadi suatu semangat bagi kita semua, bahwa dengan tekad dan dengan semua kemampuan kita, kita bisa mencapai. Karena, kalau kita punya kemampuan mengamankan pangan kita, apapun terjadi di luar negeri, kita tidak akan terlalu terpengaruh ya, kita bisa aman untuk kepentingan kita. Terima kasih, Gubernur Jawa Tengah, lanjutkan. Terima kasih semua unsur, saya lihat Panglima juga di situ, pimpinan daerah semuanya, para bupati, saya ucapkan terima kasih atas jerih payah Saudara, pengabdian Saudara. Terima kasih, 

Silakan, gubernur yang lain.

Menteri Pertanian (Amran Sulaiman)
Kalimantan Tengah, Bapak

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Kalimantan Tengah.

Gubernur Banten (Andra Soni)
Baik, Banten, terima kasih. Yang saya hormati Bapak Presiden, izinkan kami dari ujung barat Pulau Jawa, saya …

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Lanjut, lanjut

Gubernur Banten (Andra Soni)
Oh, iya.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Banten, lanjut.

Gubernur Banten (Andra Soni)
Kami dari Provinsi Banten, Pak. Izinkan gubernur ingin menyampaikan, tapi biarlah itu datang murni dari warga kami, Pak. Izinkan kami menyerahkan mick kepada salah satu petani kami, terima kasih.

Ketua Gapoktan Subur Makmur Kabupaten Serang Provinsi Banten (Joko Diman)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Waalaikumsalam.

Ketua Gapoktan Subur Makmur Kabupaten Serang Provinsi Banten (Joko Diman)
Saya selaku Ketua Gapoktan Subur Makmur, Desa Pemekang, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Saya banyak terima kasih kepada Presiden kita, Prabowo. Alhamdulillah wasyukurillah, asalnya pengolahan lahan pertanian di Kramatwatu, karena ujung dari Pamarayan sampai Kramatwatu itu 40 km, jadi sulit sekali, tapi sekarang alhamdulillah wasyukurillah untuk pengolahan di Kramatwatu, sehingga bagus untuk pengolahan, karena irigasi lancar primer ke sekunder, terus tersiernya alhamdulillah sampai ke lapangan. Dengan berkat rahmat pimpinan kita, Presiden kita, Probowo Sugianto, alhamdulillah wasyukurillah

Dan juga, alhamdulillah wasyukurillah panen raya di sini, di Pemekang, di Ubinan udah mencapai 10,2 ton per hekatrenya, Pak. Jadi syukur alhamdulillah yang asalnya paling 7,5-7,6 [ton], tapi sekarang karena pupuknya lancar, sehingga petani enggak sulit untuk cari pupuk lagi. Waktu pemupukan ada, segala ada, tapi alhamdulillah wasyukurillah dengan sebabiahnya pupuknya lancar, penghasilan juga lancar, alhamdulillah wasyukurillah. Tadi kita sebut hasil panennya juga, sakil ubinannya juga 10,2 per hektare, itu kan lumayan, Pak. Asalnya 7,5,-7,6, sehingga iki meningkat hasilnya, alhamdulillah wasyukurillah. Dan juga, yang masih ada kekurangan nih, ya persyaratan air sudah alhamdulillah lumayan, pemupukannya sudah lumayan, traktornya sudah lumayan, pascapanennya yang belum sempurna, kan gitu. Jadi harus apa diklopin gitu ya, empat sehat lima sempurna kan gitu kalau makan iya. Kalau artinya persyaratan air cukup, pupuk cukup, segala cukup, pascapanennya kalau enggak ada combine kan rusak, Pak. Iya kan ngerti kan, rugi enggak? Jadi harus dikelomi, diklopin kan, Pak. Pak Gubernur, ya?

Gubernur Banten (Andra Soni)
Iya.

Ketua Gapoktan Subur Makmur Kabupaten Serang Provinsi Banten (Joko Diman)
Iya gitu. Harga juga alhamdulillah bagus, asalnya 5,5 5,5. Sekarang dengan adanya Presiden kita, Probowo Sugianto, mencapai harga kering panen itu Rp6.500 rupiah per kuintalnya. Jadi, petani sudah gembira itu, Pak, sudah gembira benar.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Per kilo, per kilo.

Ketua Gapoktan Subur Makmur Kabupaten Serang Provinsi Banten (Joko Diman)
Per kilonya seperti gembira ya, cuma belum gembiranya tadi combine pascapanen itu harus diperhatikan, Pak Gubernur. Jadi, itulah informasi dari Gapoktan Subur Makmur, Desa Pamengkang, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, seperti itulah keadaan di wilayah kami, seperti ini. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Iya.

Gubernur Banten (Andra Soni)
Izin, Pak Presiden, menambah.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Iya, Menteri Pertanian, segera kirim combine itu langsung.

Menteri Pertanian (Amran Sulaiman)
Siap kami kirim, Bapak Presiden

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Satu ke tadi ya, ke …

Menteri Pertanian (Amran Sulaiman)
Ke kelompok?

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Bukan.

Gubernur Banten (Andra Soni)
Banten, Pak, Kramatwatu, Banten

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Iya, Kramat?

Gubernur Banten (Andra Soni)
Watu, Serang, Banten

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Watu, Serang, Banten, ya. Tadi Bapak siapa tadi?

Gubernur Banten (Andra Soni)
Pak Joko Diman dari Gapoktan Subur Makmur Kabupaten Serang Provinsi Banten.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Gapoktan Sumber Makmur, ya langsung Menteri Pertanian kirim ya

Gubernur Banten (Andra Soni)
Terima kasih, Pak Presiden

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Untung Anda bicara langsung, langsung dapat combine itu.

Gubernur Banten (Andra Soni)
Sengaja, Pak, kami berikan miknya kepada petani, karena seperti janji Bapak, kita ingin melihat rakyat itu gemuyu, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Terima kasih.

Gubernur Banten (Andra Soni)
Karena sejak pagi tadi orang semua ketawa, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Luar biasa, luar biasa. Ya, Jawa Tengah juga luar biasa kalau bisa empat kali panen. Mungkin di dunia ini belum ada empat kali panen ini, enggak ada. Ayo kita bikin sejarah dunia, ya. Terima kasih. Lanjut, mana lagi gubernur yang belum bicara?

Menteri Pertanian (Amran Sulaiman)
Kalteng tadi, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Kalimantan, Kalimantan Tengah.

Menteri Pertanian (Amran Sulaiman)
Kalimantan Tengah tadi tunjuk tangan.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Ada? Gubernur Kalimantan Tengah?

Menteri Pertanian (Amran Sulaiman)
Itu, angkat tangan tadi tuh.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Oke, kalau belum siap. Mana gubernur 

Menteri Pertanian (Amran Sulaiman)
Kalau belum siap, NTB

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Nusa Tenggara Timur atau NTB yang sudah siap, Lombok ada?

Gubernur Nusa Tenggara Barat (Lalu Muhamad Iqbal)
Iya Pak, kami sudah hadir. Yang kami hormati, kami cintai, dan kami sayangi, Bapak Presiden, dan seluruh menteri, khususnya Menteri Pertanian yang selalu memberikan perhatian kepada kami. Hari ini kami duduk di sini bersama Kasdam Udayana, kemudian ada Danrem, ada Kapolda, Bupati Lombok Tengah, kami semua, Pak, bersama teman-teman petani di sini dari tadi pagi tersenyum terus, Pak, bahagia. Karena berkat kebijakan Bapak, banyak sekali perubahan yang kami alami disini.

Sebagai gambaran, Bapak. Tahun lalu, Pak, kami produksi beras kami total selama satu tahun cuma 1,4 juta dengan surplus sekitar 155 ribu ton. Tahun ini baru di akhir MT 1, Pak, baru akhir MT 1, hanya empat bulan, kami sudah memproduksi 900 ribu lebih, 900 ribu ton lebih, dengan surplus hampir 300 ribu ton, Pak, tahun ini, Pak. Dan, ini semua berkat kebijakan Bapak, air, pupuk, kemudian harga, petani-petani semua tersenyum ini, Pak. Dan saya khawatir ini di musim, bulan-bulan mendatang ini akan banyak petani ini memenuhi pesawat-pesawat umrah ke Saudi, Pak, ini berkat Bapak. 

Tapi, namun begitu, Pak, memang masih ada beberapa hal, walaupun kita sudah meningkat jauh sekali. Tetapi, tidak ada alasan untuk puas, kami akan tetap bekerja sama dengan seluruh rekan-rekan disini untuk meningkatkan produksi pertanian, dan ada beberapa strategi, Pak. 

Satu, memastikan pengairan. Dalam hal pengairan ini kami mohon sekali dukungan dari Bapak Presiden. Sehingga, kami di NTB ini sebetulnya kami punya banyak jalur-jalur irigasi, saluran irigasi, Pak, yang sudah dari zaman orde baru sudah ada di sini. Tetapi kami perlu revitalisasi, kalau itu bisa direvitalisasi, setidaknya di sini saja, Pak, di Lombok Tengah ini, kami bisa mengairi 20 ribu hektare kalau seluruh jaringan irigasi lama ini kita revitalisasi. 

Kemudian yang kedua, kami melakukan intensifikasi, Pak. Di tempat kami duduk sekarang ini, Pak. Ini di desa namanya Teruwai, di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Pak. Dulu ini adalah legenda, karena disinilah kami berhasil memproduksi gogo rancah, Pak, yang bisa hidup di lahan kering, karena disini memang tadah hujan. Nah, dalam beberapa bulan terakhir ini, kami sudah melakukan uji coba, Pak, untuk menanam padi varietas baru yang versi berikutnya dari gogo rancah dulu namanya gamagora, Pak. Alhamdulillah kami mencoba di sekitar 40 hektare dan alhamdulillah produksinya naik, yang tadinya enam sampai tujuh ton per hektare, sekarang kami bisa memproduksi 11 sampai 12 ton per hektare, Pak. Dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia dan lebih banyak menggunakan pupuk organik. 

Kami mohon dukungan Bapak, tentu saya seperti yang disebut oleh gubernur-gubernur sebelumnya, ini petani-petani dari tadi minta “Pak, bisa enggak kami ditambah combine harvester-nya” gitu “Boleh nggak traktornya ditambah?” Jadi, kalau akan ada bantuan,  dengan senang hati kami menerima dan kami yakin bahwa dengan kerja sama kami semua, dengan kekompakan kami semua, pelan-pelan tapi pasti, petani-petani di NTB akan terus tersenyum, Pak, dan mendoakan Bapak supaya Bapak selalu sehat, diberikan kekuatan, dan bisa terus memimpin kami sampai kita bisa mencapai Indonesia yang besar dan membanggakan itu, Pak. Sekali lagi, terima kasih, Bapak Presiden.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Terima kasih, Gubernur NTB. Tolong segera dibuat ya rencananya yang revitalisasi 20 ribu hektare itu, itu segera dibuat rencananya, dan segera sampaikan ke Menteri Pertanian, tapi kasih tembusan langsung ke saya ya, kita akan tindak lanjut. Jadi, dan juga tadi begitu Anda sampaikan permintaan untuk tambahan traktor dan combine ya, Menteri Pertanian bisik-bisik ke saya, “Masih ada, Pak, masih ada.” Jadi, kita segera kirim ya dan nanti kita juga akan cari daerah-daerah lain yang bisa kita bantu, kita intervensi, kita akan kirim alat-alat tersebut, intensifikasi yang sudah ada untuk jadi lebih produktif. Apalagi, saya dapat berita-berita baik ini yang peningkatan, mungkin dengan benih baru, dengan teknik baru yang tadi penghasilannya 7 ton per hektare, sekarang bisa naik 10 ton, ini luar biasa ini ya. Ini nanti akan, mungkin kita nanti revolusi hijau kedua dari Indonesia ya kan. Saya percaya kita nanti akan jadi lumbung padi dunia, lumbung pangan dunia, lumbung pangan dunia. Nanti kita akan beri bantuan ke negara-negara yang susah, Saudara-saudara. Karena tujuan kita baik, tujuan kita mulia, tapi tentunya kita ingin semua rakyat kita, semua petani kita hidup dalam keadaan baik, dalam keadaan sejahtera ya. Saya kira itu, terima kasih. 

Pak Lalu, terima kasih, ini duta besar yang jadi gubernur ini ya, ternyata memang cocok beliau ngurus sekarang, dulu urus politik luar negeri, sekarang urus petani, urus padi. Selamat! Banyak kemajuan ya di Sukoharjo, di Banten, di Ngawi, sekarang di NTB. Saya percaya di daerah-daerah lain juga ada peningkatan seperti ini, asal pupuk benar, tapi juga, kalau apalagi pakai pupuk lokal ya, pupuk organik, mungkin hasilnya akan jauh lebih meningkat ya. 

Baik, mana gubernur lagi? Silakan, kalau masih ingin ya. Kalau begini saya senang, saya bisa lama-lama di sini ya.

Menteri Pertanian (Amran Sulaiman)
Yogyakarta, Lampung, Kalbar, mana duluan terserah

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Lampung? Jogja mana?

Menteri Pertanian (Amran Sulaiman)
Ini, Pak, sedang kami ini …

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Loh ini gimana ini? Bapak Sultan sendiri hadir?

Menteri Pertanian (Amran Sulaiman)
Iya.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Waduh, saya tuh, itu raja itu. 
Oh, ini, Lampung. 

Gubernur Provinsi Lampung (Rahmat Mirzani Djausal)
Siap, Bapak Presiden. Assalamualaikum wr. wb. Kami hadir di sini beserta forkopimda dan juga melakukan Zoom dengan 14 bupati yang melakukan panen serentak. Kami tadi sudah melakukan panen serentak, hari ini kami panen 2.300 hektare dan insyaallah seluruh Lampung 12.000 hektare dan hampir 3.000 ton diserap oleh Bulog. 

Pak Presiden, kami melaporkan berkat program Pak Presiden, berkat kebijakan Pak Presiden dan kerja keras dari Kementerian Pertanian, yang tahun kemarin produksi Lampung ini hanya 2,7 juta ton  diproyeksikan tahun 2025 ini meningkat menjadi 3,5 juta ton. Ini baru dilakukan pemupukan tepat waktu dan program-program intensifikasi, belum lagi kalau sedimentasi sudah selesai dilakukan oleh Kementerian PU, kami yakin tahun depan kami bisa meningkatkan IPU menjadi 2,2 atau hampir 4,5 juta ton produksi kami. Sekali lagi, terima kasih, Pak Presiden.

Namun, ada kendala peningkatan produktivitas yang drastis. Kami di sini sangat membutuhkan prasarana pascapanen, terutama gudang dan dryer. Untuk gudang, kami sudah berkolaborasi dengan Danrem, dengan Kapolda, dan seluruh instansi agar mencari gudang-gudang yang ada di Lampung untuk disimpan berasnya Bulog. Tapi untuk dryer, kami masih sangat kesulitan. Mohon bantuan Pak Presiden. Karena kalau tidak dilengkapi dengan dryer, karena sekarang ini hanya Bulog garis terdepan dalam menyerap gabah-gabah di petani. Sedangkan awal bulan ini kami panen hampir 600 ribu ton gabah di Provinsi Lampung. Sekian yang bisa saya sampaikan.

Sekali lagi, terima kasih atas kebijakannya. Kami optimis di bawah kepemimpinan kebijakan-kebijakan yang Pak Presiden lakukan, Lampung yang paling menikmati hasilnya, karena hampir 1 juta petani yang memproduksi gabah di Provinsi Lampung. 

Dan, terakhir, Pak Presiden. Ada keinginan kuat dari petani, mohon izin, beliau kaget karena produksinya ternyata memang benar-benar dibeli Rp6.500. Beliau mau mengucapkan … (audio terputus sejenak)

Perwakilan Petani Provinsi Lampung 
Kami atas nama petani Lampung menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya, dikarenakan pada panen raya hari ini kami bersama Bapak Gubernur sedang menikmati hasil jerih payah kami, Pak. Dengan harga Rp6.500,  kami sangat bersyukur sekali. Ini merupakan anugerah bagi kami sebagai petani. Untuk tindak lanjutnya, kami mohon Bapak Presiden bersama jajarannya, kesejahteraan petani untuk diutamakan, Pak. 

Kami sedang berada di Desa Adipuro, Kecamatan Trimojo, Kabupaten Lampung Tengah, kami bersama Bapak Gubernur dan jajarannya sedang berpanen raya. Kami harapkan semua yang sekarang kami nikmati ini juga merupakan anugerah dari Allah, mudah-mudahan Bapak juga kebagian sejahtera. Kami hanya dapat memberikan doa kepada Bapak Presiden, mudah-mudahan Bapak selalu sehat, Bapak selalu sabar di dalam memimpin negara ini. Mudah-mudahan Bapak selalu kuat di dalam menghadapi cobaan, hanya itu harapan kami sebagai petani. Mudah-mudahan Bapak dapat menikmati apa yang kami capai pada hari ini juga. Terima kasih, Bapak Presiden. Mudah-mudahan Bapak panjang umur dan sejahtera. Terima kasih,  terima kasih Lampung gubernur dan jajarannya. Terima kasih. Wassalamualaikum wr. wb.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Terima kasih. Terima kasih Lampung, Gubernur dan jajarannya. Terima kasih.

Gubernur Provinsi Lampung (Rahmat Mirzani Djausal)
Tahun musim tanam kemarin, gabah di sini hanya dihargai Rp4.000, sekarang sudah Rp6.500. Di sini petani bukan hanya tersenyum, hampir menangis bahagia, Pak. Terima kasih, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Terima kasih, Pak Gubernur. Salam orang tuamu ya, sahabat saya itu, Ketua Pencak Silat Lampung, Sinuhun. 

Gubernur Jawa Tengah, eh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta ini. Terima kasih, Pak Gubernur. Luar biasa Bapak hadir.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (Sri Sultan Hamengku Buwono X)
Terima kasih. Mungkin sedikit saya akan menyampaikan, Bapak. Terima kasih, Bapak Presiden. Dengan harga per kilo Rp6.500 jelas petani sangat diuntungkan. Terima kasih sekali, Bapak. Kami punya tanah hanya average-nya 300 meter persegi per petani. Sehingga, tanaman yang di padi itu rata-rata kualifikasinya  jadi premium, dengan harapan petani ini dengan kesempitan lahan itu mendapatkan penghasilan yang lebih baik. Kami panen dua kali, prom sekali ya untuk menjaga memutus kemungkinan ada hama dan sebagainya. Hasil kami panen ini cukup lebih dari 900 ribu ton, karena kebutuhan bagi masyarakat hanya 700 ribu ton, sehingga bisa ada transaksi berupa padi, gabah maupun beras untuk menambah penghasilan bagi petani-petani kecil yang ada di daerah kami. 

Saya tidak akan bicara lebih jauh, tapi kami punya petani milenial yang mungkin ia akan bisa menyampaikan sesuatu harapan pada Bapak Presiden. Dan, harapan saya, Bapak bisa memberikan sedikit kesempatan untuk beberapa waktu. Bapak berkenan?

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Monggo, silakan.

Perwakilan Petani Milenial Daerah Istimewa Yogyakarta (Rizal Agung Wahyudi)
Perkenalkan nama saya Rizal Agung Wahyudi sebagai petani milenial yang mengelola alat mesin pertanian dan juga alat pascapanen, yaitu dryer. Nah, dari kami sendiri mengucapkan banyak terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Kulon Progo yang telah memberikan bantuan alat yaitu dryer dan juga combine harvester. Nah, untuk evaluasi yang saya alami dari alat pascapanen yaitu dryer itu masih kurang mumpuni, Pak, jadi kapsitasnya kurang besar. Untuk penyerapan dari kami itu per hari bisa 30-40 ton, sedangkan kapasitas dryer hanya sekitar 15 ton, Pak. Dari dryer sekitar 10 ton dan yang dryer yang tegak vertikal itu cuma sekitar 5 ton, Pak. Harapannya kami dari petani milenial, mengharapkan bantuan dari Bapak Presiden ataupun kementerian untuk memberikan bantuan alat pertanian yaitu dryer. Cukup terima kasih, Pak.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (Sri Sultan Hamengku Buwono X)
Saya kira demikian, Bapak Presiden. Kami menyampaikan terima kasih atas kebijakan Bapak. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Terima kasih, Pak Gubernur. Terima kasih, Pak Sultan, terima kasih. Kita nanti akan segera ya kebutuhan mereka dryer yang bisa kita segera turunkan, segera turunkan. Daerah mana lain gubernur lagi yang ingin sampaikan masalah daerahnya? Jawa Barat? Kalimantan dulu lah Kalimantan Tengah sudah siap Kalimantan Tengah? Silakan, suaranya. Tolong suaranya dibuka, suara. Suaranya enggak sampai. Perbaiki dulu, kalau gitu kita beralih ke mana? 

Menteri Pertanian (Amran Sulaiman)
Kalimantan Barat, mana tadi? Kalimantan Barat yang tadi tunjuk tangan.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Siapa yang sudah siap?

Menteri Pertanian (Amran Sulaiman)
Kalimantan Barat yang tadi tunjuk tangan.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Ya sudah, kalau begitu. Jawa Barat saja dulu deh sekarang, yang sudah jelas siap, Pak. 

Gubernur Jawa Barat (Dedi Mulyadi)
Terima kasih, Pak. Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Sampurasun, Bapak Presiden, Pak Menko, Pak Menteri Pertanian, Panglima TNI, Pak KSAD, KSAU, KSAL. 

Kemudian, yang pertama bahwa beratnya para petani, sekarang pupuk sudah lancar, tapi sesungguhnya biaya tinggi produksinya itu di obat-obatan, Pak. Karena sekarang itu, dari mulai sebelum nanam, mereka harus mengeluarkan biaya untuk semprot keong, karena saya petani, Pak. Kemudian setelah itu, hampir rata-rata dari sejak musim tanam sampai panen itu dalam waktu dua bulan itu nyemprot dua hari sekali, Pak. Karena kalau tidak dua hari sekali hamanya datang, masuk lagi yang baru. Datang, masuk lagi yang baru. Sehingga ke depan, di Jawa Barat itu secara umum tanahnya sudah jenuh, Pak, sudah jenuh karena pupuk terus-terusan sedangkan tidak pernah ada pemuliaan tanahnya. Harus dilakukan program massal di seluruh Jawa Barat, bagaimana tanahnya unsur haranya dikembalikan karena rata-rata sudah di bawah enam. Ini yang pertama. 

Kemudian, yang kedua adalah irigasi, Pak. Saya boleh ini sama Bapak, tahun ini di Jawa Barat DAK-nya mengalami penurunan untuk program kegiatan di BBWS. Untuk irigasinya, mudah-mudahan bisa kembali ke asal setelah Bapak datang. 

Kemudian yang berikutnya, para petani ini harapan kalau di tempat lain ada ekstensifikasi, kemudian di Jawa Barat justru dalam setiap waktu terjadi alih fungsi lahan. Saya sudah mengeluarkan Peraturan Gubernur minggu yang lalu melarang alih fungsi lahan dalam bentuk apapun terutama untuk kepentingan pertanian, apalagi di daerah Bekasi itu sudah hampir habis, mudah-mudahan. Tetapi itu masih ada problem, karena tata ruangnya masih pakai yang lama Jawa Barat,  kabupaten/kotanya masih pakai yang lama, sedangkan perubahan tata ruang itu kan perlu waktu lima tahun. Nah, sistem izinnya kan pakai OSS. Jadi, ketika orang mengajukan izin sawah kalau di tata ruangnya diperbolehkan, izinnya keluar dari pusat. Ini yang harus diantisipasi. 

Kemudian yang terakhir, mohon perhatian untuk para petani adalah peningkatan asuransi kesehatannya, Pak. Karena banyak di antara petani ini giliran sakit tidak ter-cover oleh BPJS atau mereka BPJS Mandiri-nya tidak terbayar, bahkan kadang ada bayi yang ditahan di rumah sakit. Tapi mulai tahun ini, enggak boleh ada lagi. Itu saja, Pak. Mudah-mudahan pertemuan ini menjadi lebih bermanfaat.

Kalau yang berikutnya, karena Jawa Barat penyangga ibu kota kemudian pusat Lumbung Pertanian Nasional, ya seluruh alatnya harus banyak ditambah, Pak, kalau itu sudah harus yakin, Pak. Karena Jawa Barat loh, Pak. Jawa paling barat, Pak. Jadi seluruh perlengkapan, Pak Menteri, mohon ditambah kalau ingin peningkatan produksi. 

Dan terakhir, saya minta di Jawa Barat masih ada areal Perhutani, areal PTPN yang alih fungsi kepada yang lain-lain hari ini, mohon untuk ditetapkan justru itu untuk peningkatan produksi pangan dan jagung dikelola oleh petani, Pak. Jadi di musim tanam nanti November, kami bisa nanam gogo rancah karena Provinsi Jawa Barat sudah menetapkan di November nanti seluruh areal tanah kosong akan ditanami padi gogo rancah oleh provinsi, Pak Terima kasih, Pak. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Baik, nanti kita pelajari ya masalah obat-obat pestisida. Bagaimana, apakah ada teknik-teknik alamiah, teknik-teknik organik dan sebagainya? Oke, baik, terima kasih. Bagaimana masih ada? Cukup?

Menteri Pertanian (Amran Sulaiman)
Cukup, Bapak Presiden.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Kasihan Kalimantan Tengah belum bisa teknologinya. Baik, kalau begitu.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi
Ada tambahan, Pak. Ini saya ucapkan terima kasih dari para petani di Jawa Barat terutama daerah Subang dan Karawang, Rp6.500 basah, Pak, bukan kering. Jadi diterima di sawah karena saya yang jual, Pak, jadi Rp6.500 tuh basah di sawah dibelinya langsung dan langsung diantar ke Bulog, jadi bukan kering, Pak. Ini saya ucapkan terima kasih, Pak. Ini terjadi sepanjang sejarah pertanian di Jawa Barat, Pak. Terima kasih, Pak. 

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Baik, terima kasih. Terima kasih kepada Bulog, terima kasih kepada penyuluh-penyulug pertanian, semua unsur yang bekerja keras. 

Wah, ini siap? Alhamdulillah. Silakan.

Gubernur Kalimantan Tengah (Agustiar Sabran)
Assalamualaikum, warahmatullah wabarakatuh. Tabe salamat lingu nalatai, salam sujud karendem malempang, adil ka’ tlino, bacuramin ka’ saruga, basengat ka’ ubata, arus arus arus. Selamat siang. Syalom. Terima kasih, Pak Presiden atas waktu yang diberikan pada kami. Kami dari Kalimantan Tengah, kami didampingi oleh Perumkasi Daerah dan juga didampingi oleh Dirjen PSP Pertanian, ada Kapolda, ada Danrem, ada Pak Kajati, ada Pak Kabinda. 

Untuk pupuk subsidi sudah terpenuhi untuk Kalimantan Tengah, sangat melebihi Pak Presiden. Terima kasih untuk itu. Angka produktivitas Kalimantan Tengah mencapai 6,5 ton per hektare, sudah di atas rata-rata nasional, yang mana nasional 5,4 [ton] per hektare.

Rata serapan gabah sudah melebihi target nasional juga. Target ditargetkan oleh nasional pada kami Kalimantan Tengah itu 1.890, sampai hari ini sudah menyerap beras 3.720, artinya pencapaiannya kurang lebih 200 persen lebih, Pak Presiden. Jadi, kami cuma menyampaikan itu. Terima kasih atas semuanya, Pak Presiden, atas perhatiannya pada Kalimantan Tengah. 

Cuma sebelum kami mengakhiri penyampaian kami, kami ingin berpantun Bapak Presiden.

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Silakan.

Gubernur Kalimantan Tengah (Agustiar Sabran)
Ubur-ubur ikan lele 
Pak presidennya yang luar biasa le 

Ada dua pantun ini, Pak Presiden.

Irigasi lancar bersihnya kanal
Cetak sawah program andalan 
Wujud Lumbung Pangan Nasional 
Kalteng bangga kedaulatan pangan 

Terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Syalom 

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Baik, terima kasih semuanya. Sekali lagi, ini hari yang bahagia bagi saya terutama, juga mendorong saya, semua tim kita ini, semua Menteri, semua Menko, Kepala Badan, Panglima TNI, Kapolri, seluruh Kepala Staf kita akan lebih semangat lagi. Kita sangat optimis kita melihat kerja keras, niat baik hasil baik, rakyat  bahagia, itu tujuan kita. Dan, kita akan kerja keras lagi lebih cepat, insyaallah kita ketemu lagi kita akan merasakan. Ini semua untuk Indonesia kuat, ini semua untuk anak-anak dan cucu-cucu kita lebih sejahtera. 

Terima kasih semuanya. Saya mohon pamit kembali ke ibu kota. Selamat bekerja semuanya dan semoga Allah subhanahu wa ta’ala selalu menyertai kita dalam perjuangan kita, 

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih.

 

Sumber: BPMI Setpres