Surakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari Senin (8/6) siang membuka Kongres Kepala Desa dan Perangkat Desa se Indonesia, di Sasana Sumewa Pagelaran Keraton Surakarta, Solo, Jawa Tengah. Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong oleh Presiden SBY, didampingi Mendagri Mardiyanto, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Persatuan Rakyat Desa Nusantara, Sudir Santoso.
Dalam sambutannya Presiden antara lain mengingatkan, jadi pemimpin jangan terlalu banyak bicara hak, mari kita lebih sering berbicara tentang kewajiban. "Yang berpikir soal hak kepala desa dan kesejahteraannya dan perangkat desa bukan Saudara, tapi orang seperti saya, gubernur, bupati dan walikota. Beliau-beliau yang akan memikirkan, Saudara hanya memikirkan bekerja dan bekerja," kata SBY.
"Dulu saya sering lihat, ada yang datang ke Jakarta berunjuk rasa. Diam-diam kalau ada yang berunjuk rasa, saya ngecek ke Mendagri, ini ada apa? Carikan solusinya, sehingga lahirlah peraturan-peraturan yang kita laksanakan sekarang ini. Oleh karena itu tidak perlu bolak-balik Jakarta. Lebih baik berada di desa, semua dicarikan solusinya dengan baik. Itu yang lebih mulia," kata SBY.
Sebelumnya, Ketua Umum Persada Nusantara mengatakan, sejak kepemimpinan Presiden SBY, telah terjadi pembangunan yang sangat signifikan termasuk untuk kesejahteraan para kepala desa dan perangkatnya. "Ini bisa dibuktikan dengan lahirnya Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Desa, serta beberapa peraturan lainnya yang berpihak kepada pemerintahan desa, serta bantuan anggaran desa yang setiap tahunnya terus bertambah," ujar Sudir Santoso disambut aplaus puluhan ribu kepala desa dan perangkat desa, baik yang berada dalam pendopo maupun yang berada di lapangan depan pendopo
Mendagri Mardiyanto berharap, dalam Kongres Kepala Desa ini akan menjadi wahana untuk bertukar pikiran dan berbagi pengalaman bagi seluruh peserta, sehingga mendapatkan nilai-nilai positif bagi pengembangan pedesaan dimasa yang akan datang. Mardiyanto kemudian menyerahkan kartu kepersertaan Jamsostek kepada dua orang perwakilan kepala desa.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/06/08/4379.html
Dalam sambutannya Presiden antara lain mengingatkan, jadi pemimpin jangan terlalu banyak bicara hak, mari kita lebih sering berbicara tentang kewajiban. "Yang berpikir soal hak kepala desa dan kesejahteraannya dan perangkat desa bukan Saudara, tapi orang seperti saya, gubernur, bupati dan walikota. Beliau-beliau yang akan memikirkan, Saudara hanya memikirkan bekerja dan bekerja," kata SBY.
"Dulu saya sering lihat, ada yang datang ke Jakarta berunjuk rasa. Diam-diam kalau ada yang berunjuk rasa, saya ngecek ke Mendagri, ini ada apa? Carikan solusinya, sehingga lahirlah peraturan-peraturan yang kita laksanakan sekarang ini. Oleh karena itu tidak perlu bolak-balik Jakarta. Lebih baik berada di desa, semua dicarikan solusinya dengan baik. Itu yang lebih mulia," kata SBY.
Sebelumnya, Ketua Umum Persada Nusantara mengatakan, sejak kepemimpinan Presiden SBY, telah terjadi pembangunan yang sangat signifikan termasuk untuk kesejahteraan para kepala desa dan perangkatnya. "Ini bisa dibuktikan dengan lahirnya Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Desa, serta beberapa peraturan lainnya yang berpihak kepada pemerintahan desa, serta bantuan anggaran desa yang setiap tahunnya terus bertambah," ujar Sudir Santoso disambut aplaus puluhan ribu kepala desa dan perangkat desa, baik yang berada dalam pendopo maupun yang berada di lapangan depan pendopo
Mendagri Mardiyanto berharap, dalam Kongres Kepala Desa ini akan menjadi wahana untuk bertukar pikiran dan berbagi pengalaman bagi seluruh peserta, sehingga mendapatkan nilai-nilai positif bagi pengembangan pedesaan dimasa yang akan datang. Mardiyanto kemudian menyerahkan kartu kepersertaan Jamsostek kepada dua orang perwakilan kepala desa.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/06/08/4379.html
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?