Kurang dari sepekan menjelang berakhirnya Asian Games 2018, Presiden Joko Widodo buka-bukaan terkait tayangan dirinya yang mengendarai motor besar dan berakrobat di pembukaan Asian Games 2018. Saat memberikan sambutan dalam peresmian pembukaan Mahasabha XI di Yogyakarta, ia menceritakan bagaimana tayangan aksi tersebut bermula dari sebuah ide.
"Ini sudah lama, sudah 1,5 tahun yang lalu. Saya didatangi sama EO-nya, Pak Wishnutama sama Pak Erick," kata Presiden pada Rabu, 29 Agustus 2018.
Saat itu, mereka berdua memaparkan sejumlah ide kepada Presiden Joko Widodo mengenai konsep pembukaan Asian Games 2018. Untuk lebih memeriahkan acara, Kepala Negara juga diajak untuk turut andil dalam pembukaan tersebut dan diberi tiga pilihan.
"Saya diberi tiga alternatif saat itu, yang biasa, yang agak ekstrem, dan yang ketiga ini yang ekstrem. Saya pilih yang ketiga, saya pilih yang ekstrem. Sudah, nah itu jadinya seperti itu," jelas Presiden sebagaimana dilansir dari siaran pers Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
.Sebagaimana yang tayang secara luas, alternatif tayangan "ekstrem" tersebut bermula dengan Presiden Joko Widodo yang digambarkan keluar dari Istana Bogor untuk menuju lokasi pembukaan Asian Games. Namun, di tengah jalan, rangkaian kendaraan Presiden terhadang oleh suporter Indonesia yang memenuhi sisi jalan.
Presiden memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan menggunakan motor besar yang sebelumnya digunakan oleh Paspampres. Selama perjalanan, Kepala Negara digambarkan melakukan aksi akrobatik untuk menembus kemacetan hingga berhasil sampai tepat waktu di GBK dan memperoleh sambutan meriah dari para penonton yang hadir langsung di GBK.
Presiden mengaku heran, tayangan yang sejatinya dimaksudkan sebagai hiburan dalam pembukaan Asian Games 2018 tersebut pada akhirnya menjadi gunjingan para tokoh politik. Pembahasan yang mestinya lebih fokus kepada warna-warni budaya Indonesia yang ditunjukkan malah berbelok menjadi pembahasan penggunaan stuntman atau pemeran pengganti.
"Yang benar saja lah. Orang-orang politik kita ini kadang-kadang, haduh haduh haduh. Ini kan tontonan, ini hiburan. Yang enggak perlu dipermasalahkan jangan dipermasalahkan lah," imbuh Presiden yang disambut riuh tepuk tangan para mahasiswa.
Dirinya melanjutkan, apapun yang dilakukan olehnya tampaknya bisa menjadi pembahasan tersendiri. Seperti "goyang dayung" dan tayangan atraksi bermotor tersebut salah satunya yang menjadi viral. Namun, ia sekali lagi menekankan bahwa hal-hal tersebut dimaksudkan untuk hiburan semata dan tak perlu dikaitkan dengan dunia politik.
"Jadi sekali lagi, kalau yang namanya presiden disuruh akrobat seperti itu ya gila, Bro! Ya enggak lah," canda Presiden dengan sambutan gelak tawa yang makin membesar.
Meski demikian, lewat acara pembukaan Asian Games 2018 ini, Presiden Joko Widodo semakin menyadari bahwa kemampuan anak bangsa untuk menjalankan acara berskala internasional tidaklah kalah dengan negara-negara lain. Kemampuan ini bila dimanfaatkan dengan baik akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia.
"Yang bergerak di Asian Games ini 99 persen adalah anak-anak muda. Yang menari, yang volunteer, lebih dari 15 ribu itu semuanya anak-anak muda. Artinya, setelah kita bandingkan dengan pembukaan di negara-negara lain, enggak kalah kita, enggak kalah. Manajemen lighting, manajemen panggung, manajemen tari, manajemen sound, yang pegang anak-anak muda semua," tandasnya. (Humas Kemensetneg)