Setelah makan bersama, dalam acara yang penuh dengan suasana keakraban dan tidak jarang diselingi dengan tawa lepas dari wartawan maupun Presiden, acara diakhiri dengan foto bersama wartawan dengan Presiden, seperti dilansir Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana.
Tapi, memang wartawan yang meliput di Istana Kepresidenan memliki naluri mencari berita, di penghujung acara berbagai pertanyaan pun dilontarkan oleh para wartawan. Mulai dari reshuffle hingga persoalan HAM.
Reshuffle Bisa Kapan Saja
Saat ditanya wartawan kapan akan mengumumkan reshuffle pada akhir bulan Januari 2016, Presiden menjawab, "Kenapa harus bulan ini, bulan 1, kan bisa bulan 2, memang harus bulan 1? Bisa juga kan bulan berikutnya, Maret".
Ketika didesak kapan akan mengumumkan reshuffle, Presiden menjelaskan, "Bisa saja dua jam sebelum pelantikan saya umumkan".
Infrastruktur Tidak Dapat Mengandalkan APBN
Tentang Kereta Api Cepat, Presiden mengatakan, bahwa pembangunannya akan dilakukan secepat mungkin. Dalam melakukan perhitungan pembangunan kereta api cepat, sangatlah sederhana. Jika setelah dilakukan perhitungan secara keekonomian layak dikerjakan maka dapat dikerjakan dan perhitungan dilakukan oleh BUMN. Tapi sebaliknya, jika menurut perhitungan tidak layak maka tidak akan dikerjakan.Â
Presiden menjelaskan, bahwa dalam pembangunan infrastruktur selama lima tahun ini diperlukan anggaran sebesar Rp5500 triliun, sementara APBN hanya mampu menyediakan Rp1500 triliun hingga Rp1600 triliun. "Artinya ada kekurangan Rp3500-4000 triliun. Dari mana? Kalau ngga dari swasta atau BUMN. Itu saja," ucap Presiden.
Kasus Pelanggaran Tuntas Tahun Ini
Sedangkan untuk penyelesaian pelanggaran HAM, Presiden mengatakan, bahwa dirinya telah memerintahkan Menkopolhukam, Jaksa Agung, Kapolri, dan Kepala BIN untuk menyelesaikannya pada tahun ini. Presiden sendiri tidak menekankan pada kasus pelanggaran HAM tahun berapa, tapi karena sudah bertahun-tahun tidak diselesaikan. "Nanti saya dipikir tidak memberikan perhatian, tapi satu-satu. Tahun kemarin tahun yang sangat berat, kita mengendalikan kondisi ekonomi tidak mudah," ujar Presiden.
Presiden Kirim Utusan Khusus Ke Iran dan Arab Saudi
Tentang kemelut konflik Arab Saudi, Presiden mengatakan, bahwa dirinya akan mengutus utusan khusus untuk ke Iran dan Arab Saudi. "Sebagai utusan khusus nanti saya sampaikan setelah akan berangkat, tapi secepatnya mungkin berangkat hari Senin, Selasa atau bisa lebih cepat tapi saya minta secepatnya juga," kata Presiden.
Sebenarnya, Presiden biasa berkomunikasi melalui telepon dengan Pangeran Muhammad bin Salman, tapi karena situasi saat ini sangat penting. "Saya kirim utusan khusus sehingga tidak berbicara langsung," tutur Presiden.‎
Saat ditanya wartawan, apakah pengiriman utusan khusus ini bermaksud menawarkan Indonesia menjadi mediator konflik Arab Saudi Iran. Presiden menjawab, "Ke sana kira-kira arahnya," tutup Presiden. (Humas Kemensetneg)
Â