Mengawali acara pembukaan Our Ocean Conference (OOC) ke-5 Tahun 2018 pada Senin (29/10), dua orang Srikandi di Kabinet Kerja yakni Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyapa dengan hangat seluruh kepala negara, wakil presiden, utusan khusus, para menteri, para duta besar, dan hadirin yang hadir di Plenary Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali.
“Merupakan suatu kebetulan bahwa co-host konferensi ini adalah dua ‘gadis milenial’, Ibu Susi dan saya. Mungkin, kami berdua dapat memanfaatkan pertemuan ini tidak hanya berbicara tentang laut tetapi juga tentang isu pemberdayaan wanita,“ kata Menlu Retno mengawali sambutannya.
Menlu Retno menuturkan bahwa Indonesia berkomitmen menjaga laut dan kesinambungannya. Retno juga sampaikan, “Belakangan ini, diplomasi maritim Indonesia telah semakin nyata dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan kebijakan luar negeri Indonesia, dengan menyempurnakan dan meningkatkan diplomasi yang aktif terhadap isu perdamaian dan kemanusiaan baik di tingkat regional maupun global“.
Pelaksanaan OOC Tahun 2018 di Bali, Indonesia ini juga merupakan contoh konkret atas komitmen Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan yang mengancam laut Indonesia. Sebagai Negara dengan garis pantai terpanjang kedua setelah Kanada, setidaknya ada tiga alasan mengapa konferensi ini menjadi sangat strategis.
“Pertama, ini merupakan pertemuan antar berbagai stakeholder yang memberikan kesempatan kepada semua pihak untuk berkontribusi. Kedua, konferensi ini berorientasi pada aksi dan ketiga, konferensi ini menyempurnakan pekerjaan yang dilakukan oleh forum-forum lainnya yang membahas tentang isu laut,“ tandas Retno.
Indonesia akan berkontribusi dalam meningkatkan dampak OOC untuk melestarikan laut dan menjamin kesinambungannya. Dalam kesempatan ini, Indonesia berharap konferensi OOC ini akan semakin inovatif termasuk dalam hal mengembangkan sebuah mekanisme peninjauan (review mechanism) yang dapat mengevaluasi setiap kemajuan dari komitmen yang telah dikerjakan.
Indonesia juga mengambil inisitif untuk memperluas kerja sama di bidang pelestarian laut dengan negara-negara di Afrika, dengan menjadi tuan rumah ‘Dialog Maritim Indonesia-Afrika’ pertama yang dilaksanakan hari ini (29/10). Dan beberapa hari ke depan, Indonesia akan menjadi tuan rumah the Archipelagic Island State Conference di Manado pada awal November.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti yang turut naik ke podium untuk memberikan sambutan menceritakan betapa dirinya sangat senang dan merasa tersanjung. “Saya sangat senang dan merasa tersanjung mendapat kesempatan menjadi tuan rumah pada acara Our Ocean Conference ini. Dengan komitmen yang dimiliki Bapak Joko Widodo, kita telah bergerak melindungi dan bertanggung jawab serta memenuhi komitmen kita untuk melindungi laut kita,“ tutur Susi.
“Dengan percaya diri, saya berdiri di sini untuk berbicara dan berdiskusi bersama kita semua agar terus melindungi laut kita untuk generasi mendatang. Saya berharap konferensi ini mampu menghasilkan komitmen yang jelas dan transparan. Kita harus mengembangkan mekanisme konkret untuk mengetahui sejauh mana komitmen kita sudah terwujud,“ kata Menteri Susi.
Ada sekitar 663 komitmen telah terwujud dengan melibatkan masyarakat dan delegasi pemerintah yang ada. Harapan dari penyelenggaraan OOC kelima ini ialah akan ada banyak diskusi bersama demi laut yang lebih baik, lebih sehat, dan lebih produktif.
Para Kepala Negara/Pemerintahan yang hadir di perhelatan OOC Tahun 2018, yaitu Presiden Palau, Presiden Nauru, Presiden Micronesia, Wakil Presiden Republik Panama, Wakil Presiden Seychelles, dan Pangeran Albert II dari Monaco juga dijadwalkan menjadi pembicara serta John Carry selaku pendiri Our Ocean Conference. (REF – Humas Kemensetneg)