Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (16/11), menjelaskan bahwa pertemuan G-20 di Cannes, Perancis, membahas tiga isu utama yang dihadapi dunia, yaitu pertumbuhan yang melambat, pasar finansial yang tidak stabil, dan perekonomian dunia yang tidak berimbang. Untuk menghadapi persoalan tersebut, para pemimpin dunia sepakat untuk menjaga pertumbuhan, menjaga stabilitas sistem keuangan agar tidak menjadi pemicu krisis perekonomian global, serta rebalancing perekonomian dunia yang dalam pelaksanaannya memerlukan perbaikan secara struktural dan waktu.
Pertemuan APEC sendiri telah dihadiri negara-negara yang sebagian juga menghadiri pertemuan G-20. Pertemuan ini membicarakan kerja sama lintas pasifik yang berfokus kepada trade dan investment, food security, energy security and eficiency, serta kerja sama trans-pacific.
Pertemuan selanjutnya, East Asia Summit yang akan diselenggarakan di Balli tanggal 9 November rencananya akan dihadiri 18 negara, dimana sebagian besar telah mengikuti pertemuan APEC maupun pertemuan G-20. “Oleh karena itu, apa yang telah dibahas di APEC maupun G20 tidak perlu disinggung terlalu dalam, justru di Bali ini akan masuk dalam tataran implementasi,†tegas Presiden.Â
Sejumlah isu akan dibahas dalam East Asia Summit, antara lain, isu bencana alam yang sedang melanda beberapa negara di Asia Tenggara, transnasional crime, perubahan iklim, dan sejumlah persoalan lain yang akan dibahas lebih down to earth. Isu lain yang akan dibahas persoalan geopolitik, politik dan keamanan kawasan asia timur. “Tujuannya bukan untuk memunculkan persengketaan, not to divide, tapi to unite dalam arti semua comitted untuk menjaga dan mempertahankan stabilitas, keamanan, perdamaian dan ketertiban order di Asia Pacific ini,†papar Presiden.Â
Selain itu, isu arsitektur kerja sama internasional juga akan menjadi bahasan untuk memastikan seluruh kerja sama tersebut tidak akan tumpang tindih, menjadi bagian dari solusi yang lebih efektif dan efisien. (humas setneg)
Pertemuan APEC sendiri telah dihadiri negara-negara yang sebagian juga menghadiri pertemuan G-20. Pertemuan ini membicarakan kerja sama lintas pasifik yang berfokus kepada trade dan investment, food security, energy security and eficiency, serta kerja sama trans-pacific.
Pertemuan selanjutnya, East Asia Summit yang akan diselenggarakan di Balli tanggal 9 November rencananya akan dihadiri 18 negara, dimana sebagian besar telah mengikuti pertemuan APEC maupun pertemuan G-20. “Oleh karena itu, apa yang telah dibahas di APEC maupun G20 tidak perlu disinggung terlalu dalam, justru di Bali ini akan masuk dalam tataran implementasi,†tegas Presiden.Â
Sejumlah isu akan dibahas dalam East Asia Summit, antara lain, isu bencana alam yang sedang melanda beberapa negara di Asia Tenggara, transnasional crime, perubahan iklim, dan sejumlah persoalan lain yang akan dibahas lebih down to earth. Isu lain yang akan dibahas persoalan geopolitik, politik dan keamanan kawasan asia timur. “Tujuannya bukan untuk memunculkan persengketaan, not to divide, tapi to unite dalam arti semua comitted untuk menjaga dan mempertahankan stabilitas, keamanan, perdamaian dan ketertiban order di Asia Pacific ini,†papar Presiden.Â
Selain itu, isu arsitektur kerja sama internasional juga akan menjadi bahasan untuk memastikan seluruh kerja sama tersebut tidak akan tumpang tindih, menjadi bagian dari solusi yang lebih efektif dan efisien. (humas setneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?