“Kerja sama kita tidak hanya berdasarkan sifat saling menguntungkan, namun juga tumbuh dengan saling berbagi nilai dan norma kebebasan, demokrasi, dan hak azasi manusi,†kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam bagian lain kuliah umumnya di The National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS), Roppongi, Minato-ku, Tokyo, Kamis (17/6) pagi.
Berdasarkan hal tersebut, Presiden menekankan 4 hal penting yang harus dilakukan dalam rangka memperkuat hubungan Indonesia dengan Jepang. Pertama, kerjasama ekonomi perlu diperluas. Nilai perdagangan kedua negara telah mencapai US 42,7 miliar dollar. Sementara investasi Jepang di Indonesia pada 1990-2009 dari 1907 proyek di Indonesia berjumlah sekitar US 21,6 miliar dollar.
“Jepang tahu pasar Indonesia dengan baik, tahu bagaimana berurusan dengan birokrasi Indonesia, memiliki partner di Indonesia dan tahu potensi kita,†ujar SBY. “Saya berharap Jepang akan terus berinvestasi di Indonesia khususnya di bidang infrastruktur, manufaktur dan energi,†tambahnya.
Kedua, Hubungan strategis Indonesia-Jepang harus menembus dan memberikan kontribusi di kancah regional, baik itu ASEAN, ASEAN+1, ARF, ASEAN+3, ataupun East Asia Summit. “Harapan kami, Jepang akan terus berpartisipasi dalam mempromosikan ASEAN Community. Saya juga berharap partisipasi Jepang dalam East Asia Summit yang akan diadakan di Indonesia November tahun ini,†Presiden menekankan. “Saya yakin Indonesia, Jepang dan ASEAN dapat memainkan peranan yang konstruktif,†SBY menambahkan.
Ketiga, hubungan strategis Indonesia-Jepang harus berorientasi pada pemeliharaan lingkungan yang sudah semakin berkurang dan ketahanan energi. Berdasarkan G20 Pittsburgh Summit, Indonesia telah merancang target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen. Sementara, Jepang sudah berpengalaman dalam mengelola sumber daya mineral tanpa mengurangi daya saing dari produk domestik namun tetap mengutamakan green economy dan energi yang terbarukan.
“Dengan bantuan Jepang, Indonesia akan semakin yakin untuk memenuhi target untuk mengurangi emisi gas rumah kaca,†Kepala Negara menegaskan.
Selain itu, Indonesia dan Jepang juga harus memperkuat kerja sama dalam sektor energi. Indonesia-Jepang harus bekerjasama dalam mengoptimalkan energi dengan mengurangi energi berbahan fossil dan menggantinya dengan energi yang terbarukan seperti biogas, geothermal, dan solar.
Keempat, kerja sama Indonesia-Jepang harus berkaitan dengan pengembangan upaya yang lebih kuat dalam menangani dampak bencana alam. Kesamaan kondisi geografis Indonesia-Jepang yang mengakibatkan Indonesia dan Jepang nyaris memiliki kesamaan jenis bencana alam seperti letusan gunung merapi, gempa bumi ataupun tsunami.
“Hidup dalam kondisi seperti itu, kita harus saling mengingatkan diri kita lagi bahwa kita harus memperkuat kapasitas kita dalam menanggulangi bencana alam,†SBY menjelaskan. “Saya selalu mengagumi budaya masyarakat Jepang dalam persiapan menghadapi bencana. Bagaimana pengetahuan diberikan kepada publik bahkan kepada anak TK,†tambahnya.
Selain itu, Indonesia juga berharap Jepang dapat berkontribusi dalam kegiatan yang diselenggarakan ASEAN Coordinating Center for Humanitarian Assistance on Disaster Management and Emergency Response (AHA Center). “Kami percaya bahwa upaya kita dalam meningkatkan kesiapan menghadapi bencana di Indonesia dan Jepang akan berkontribusi positif,†SBY menandaskan. (yun/har)
Sumber:
http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2011/06/17/6920.html