Empat Kerjasama Untuk Tingkatkan Keamanan Perairan Perbatasan

 
bagikan berita ke :

Kamis, 05 Mei 2016
Di baca 884 kali

"Yang akan didetailkan yaitu kerjasama untuk patroli bersama, nanti di lapangan seperti apa, bagaimana kerjasamanya," kata Presiden Joko Widodo usai menerima kunjungan kehormatan Menlu dan Panglima Tentara Nasional dari ketiga negara tersebut, sebagaimana dilansir dari siaran pers Tim Komuniksi Presiden, Ari Dwipayana. Para Menlu tersebut adalah Retno Marsudi dari Indonesia, Dato' Sri Anifah Aman dari Malaysia dan Jose Rene D Almendras dari Filipina. Sementara Panglima Angkatan Bersenjata adalah Jendral TNI Gatot Nurmantyo dari Indonesia, Tan Sri Dato' Sri Jenderal Zulkifeli Mohd Zin dari Malaysia dan Laksamana Madya Caesar Taccad dari Filipina.

Hal kedua yang akan dibahas adalah tentang respon yang akan dilakukan jika terjadi tindakan di lapangan. "Kalau ada kejadian di lapangan tindakan apa yang dilakukan," kata Presiden.
Ketiga, pertemuan itu akan membicarakan mengenai tukar-menukar informasi secara cepat. "Ini akan dilakukan dengan membuat hotline, antara crisis center di sini, di Indonesia dan Filipina dan Malaysia," jelas Presiden.

Pembahasan standard operational prosedur merupakan hal keempat yang akan dibahas. "Kami arahkan untuk membuat standard operational prosedur yang jelas sehingga step-step bisa kita tindak bersama," ungkap Presiden.

Hal tersebut, lanjut Presiden, akan didetailkan pada pertemuan trilateral.  Presiden berharap kerja sama ke depan antara tiga negara dapat menyelesaikan masalah yang ada. Turut mendampingi Presiden, Menteri Sekretaris Negara, Pratikno.

Sebagai informasi, pertemuan ini merupakan inisiatif Indonesia dengan latar belakang semakin meningkatnya tantangan keamanan yang mengkhawatirkan di perairan ketiga negara. Tantangan keamanan tersebut antara lain dengan maraknya perampokan bersenjata, kejahatan transnasional dan terorisme di kawasan. Tantangan ini dipandang telah mengancam keselamatan warga negara serta mempengaruhi jalur perdagangan dan aktivitas ekonomi yang menimbulkan kerugian bagi kesejahteraan kawasan. Sebagai gambaran pada tahun 2015, terdapat lebih dari 100 ribu kapal melintas di wilayah Perairan Sulu dengan membawa 55 juta metric ton kargo dalam 1 juta kontainer (20 feet) dan lebih dari 18 juta penumpang. (Humas Kemensetneg)

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0