Selain itu, baik Indonesia dan Malaysia tidak ingin mencampuri urusan dalam negeri Mesir.
Presiden SBY juga menyampaikan bahwa siang ini (23/8) telah berkomunikasi dan memberikan arahan kepada Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, yang sedang mengemban tugas di PBB dan Kanada, agar menyampaikan pandangan dan posisi Indonesia kepada Menteri-menteri Luar Negeri dari negara lain ketika bertemu di Markas Besar PBB di New York, serta kepada sejumlah tokoh PBB, termasuk Dewan HAM, dan Deputi Sekjen PBB.
Presiden juga berkomunikasi dengan Dubes RI di Kairo, Duta Besar Nurfaizi dan mendapat penjelasan bahwa keadaan di kairo 2-3 hari ini telah jauh membaik dan dalam pengendalian yang baik pula. Sehingga, meskipun sebelumnya Presiden SBY menginstruksikan evakuasi WNI yang ada di Mesir jika kondisi memburuk, namun hal ini belum diperlukan karena keadaan telah berangsur membaik.
Presiden menyatakan dukungannya atas lima butir pernyataan Grand Sheikh Al Azhar, Yang Mulia Bapak Ahmed el-Tayib, yaitu: pertama, diperlukan rekonsiliasi nasional secara damai; kedua, pihak militer diharapkan bisa menahan diri dan mencegah jatuhnya korban jiwa yang baru; ketiga, pihak Ikhwanul Muslimin diharapkan juga bisa melakukan segala sesuatu secara damai dan menjauhi kekerasan; keempat, harus dicegah perusakan rumah ibadah; dan kelima, menolak campur tangan asing yang masuk ke wilayah Mesir terutama dengan kepentingan tertentu.
“Terhadap lima butir yang disampaikan oleh Grand Sheikh Al Azhar, Ahmed el-Tayib, saya memberikan dukungan penuh sebagai seorang sahabat, mengingat Indonesia juga mengalami pengalaman yang banyak miripnya dengan apa yang terjadi di Mesir 15 tahun yang lalu, dengan harapan semoga terjadi betul proses politik yang damai dan situasi di Mesir bisa diselesaikan secara damai serta bisa dicarikan jalar keluarnya†demikian Presiden menegaskan. (Dukjak-Humas/DAR)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?