FESTIVAL EKONOMI SYARIAH TAHUN 2009

 
bagikan berita ke :

Rabu, 04 Februari 2009
Di baca 1135 kali


SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
FESTIVAL EKONOMI SYARIAH TAHUN 2009
PADA TANGGAL 4 FEBRUARI 2009
DI JAKARTA CONVENTION CENTER, JAKARTA

 


Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Yang saya hormati Saudara Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia dan para pimpinan Lembaga-lembaga tinggi negara,

 

Saudara Gubernur Bank Indonesia dan para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu,

Yang Mulia para Duta Besar negara-negara sahabat,

 

Saudara Wakil Gubernur DKI Jakarta,

 

Para pimpinan perbankan, baik syariah maupun konvensional,

Para pelaku ekonomi dan usaha perbankan syariah,

 

Para ulama, para cendekiawan, anak-anakku para siswa pelajar yang saya cintai,

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Mengawali sambutan ini marilah sekali lagi kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya kita semua masih diberi kesempatan, kekuatan dan semoga kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita serta tugas dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa dan negara tercinta. Kita juga bersyukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa pada hari ini kita dapat menghadiri pembukaan Festival Ekonomi Syariah Tahun 2009. Semoga festival yang digelar setiap tahun ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi berbasis syariah yang terus kita tumbuh kembangkan di tanah air. Tahun ini, sebagaimana disampaikan oleh Saudara Gubernur Bank Indonesia tadi, Festival Ekonomi Syariah mengangkat tema “Indonesia Bisa Lebih Sejahtera”. Bisa, harus kita pahami dengan ridho Allah SWT dan kita bekerja lebih keras lagi. Tema ini sejalan dengan keinginan kita semua untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Tema ini juga sejalan dengan tema rencana kerja pemerintah tahun 2009, yaitu Peningkatan Kesejahteraan Rakyat dan Pengurangan Kemiskinan.

 

Melalui tema ini, saya mengajak kepada para pelaku ekonomi syariah untuk mengembangkan ekonomi syariah dengan fokus utama meningkatkan kesejahteraan rakyat. Saya juga memberikan apresiasi atas realisasi penyaluran kredit usaha rakyat syariah dari Bank Syariah Mandiri kepada para pelaku usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah. Demikian pula dengan penyerahan dana Islamic Bank, CSR, sebagai wujud kepedulian sosial kepada masyarakat. Hal demikian telah menunjukkan sumbangan yang baik dari perbankan syariah dalam membantu peningkatan kesejahteraan rakyat.


Saudara-saudara,

 

Dulu, banyak orang yang bertanya, apakah ekonomi syariah dapat tumbuh dan berkembang di tengah sistem ekonomi konvensional? Dulu, juga banyak orang bertanya, mungkinkah ekonomi syariah dapat diterima oleh segenap lapisan masyarakat yang majemuk seperti bangsa kita ini? Pertanyaan-pertanyaan itu wajar saja, mengingat selama ini kita telah terbiasa dengan sistem ekonomi konvensional, kita juga sudah terbiasa dengan sistem perbankan yang ada selama ini. Namun seiring dengan perjalanan waktu, seiring pula dengan munculnya kesadaran dari umat Islam untuk menerapkan ekonomi berbasis syariah ditambah lagi dengan kebijakan pemerintah yang memberikan peluang yang lebih terbuka, maka ekonomi syariah terus tumbuh berkembang di negeri tercinta ini. Sejarah mencatat dorongan yang kuat dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) di akhir Orde Baru telah membuka pintu lebar-lebar bagi perkembangan ekonomi dan perbankan berbasis syariah di tanah air. Kita menyaksikan lahirnya baitul maal wat tamwil, yang digagas dan dikembangkan oleh ICMI, lahirnya Bank Muamalat Indonesia, dan berbagai lembaga keuangan syariah termasuk asuransi syariah, telah menjadi pemicu perkembangan ekonomi syariah di negeri kita.

 

Mengingat perkembangan ekonomi syariah yang sangat menggembirakan, pada pembukaan Festival Ekonomi Syariah tahun lalu, saya telah menyampaikan beberapa amanah dan ajakan penting kepada para pelaku ekonomi syariah di tanah air. Pada kesempatan ini, saya ingin mengingatkan kembali bahwa sistem ekonomi syariah harus kita arahkan untuk merespon agenda pembangunan ekonomi nasional. Demikian pula sistem perbankan syariah, saya minta untuk lebih berperan aktif dalam mendukung pembangunan sektor riil melalui proses saving investment yang lebih efisien. Dalam pertumbuhan ekonomi sekarang ini, sistem ekonomi syariah ternyata mampu bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi global. Sistem ekonomi dengan basis syariah selain memiliki karakteristik positif yang menonjolkan aspek keadilan dan kejujuran dalam bertransaksi juga menawarkan investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, serta menghindari kegiatan spekulatif dalam transaksi keuangannya. Oleh karena itu, kemanfaatannya harus terus kita tingkatkan sehingga dapat dinikmati, tidak saja oleh umat Islam, tetapi juga oleh semua warga bangsa tanpa kecuali.

Kita bersyukur, untuk mengembangkan ekonomi syariah di tanah air, kita telah memiliki Undang-undang No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Undang-undang ini dapat menjadi pranata hukum yang kuat bagi kepentingan operasional perbankan syariah. Selain itu, kita juga telah meluncurkan Surat Berharga Syariah Nasional.


 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Dalam kurun waktu setahun terakhir ini, kita juga bersyukur perbankan syariah di Indonesia, meskipun harus menghadapi tantangan krisis keuangan global, tetap dapat mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, dan ini angkanya betul-betul spektakuler, yaitu sebesar 35 persen per tahun. Alhamdulillah, alhamdulillah dan selamat kepada para pengelola. Laporan yang saya terima, perkembangan deposit fund meningkat dari Rp. 5,72 triliun tahun 2003 menjadi Rp. 28,1 triliun tahun 2007, dan berkembang lagi menjadi Rp. 36,85 triliun pada tahun 2008. Demikian pula dengan financing, meningkat dari Rp. 5,53 triliun dalam 2003 menjadi Rp. 27,94 triliun pada tahun 2007 dan menjadi Rp. 38,19 triliun pada tahun 2008 yang lalu. Perbankan syariah juga memiliki kualitas penyaluran pembiayaan yang cukup tinggi terutama pada sektor usaha kecil dan menengah. Kondisi ini tentu amat menggembirakan kita semua. Kondisi ini juga memberikan tanda bahwa perbankan syariah di tanah air kita dapat tumbuh lebih baik lagi di masa yang akan datang. Kesadaran masyarakat, utamanya umat Islam, untuk berperan aktif dalam transaksi ekonomi dan keuangan berbasis syariah semakin menunjukkan perkembangan yang baik. Perkembangan ini tentu harus disikapi oleh para pelaku ekonomi dan perbankan syariah dengan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Kita harus terus meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan sehingga sistem perbankan syariah nasional dapat memiliki daya saing global. Untuk makin meningkatkan efisiensi, kualitas pelayanan dan daya saing perbankan syariah nasional, maka kita juga harus makin meningkatkan kualitas dukungan perpajakan yang lebih seimbang (equal treatment). Kualitas perpajakan ini menjadi bagian penting untuk lebih mendorong perkembangan perbankan syariah nasional.


Pada saat yang sama, saudara-saudara, kita juga harus melakukan revitalisasi di sektor pengelolaan zakat, infak dan sodaqoh sehingga dapat menjadi pendamping pelaku keuangan syariah yang potensial. Revitalisasi pengelolaan pada sektor zakat, infak dan sodaqoh insya Allah akan berdampak sangat penting baik dalam meningkatkan program pengentasan kemiskinan maupun program pemberdayaan masyarakat lainnya yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Kehadiran konsep ekonomi syariah pada hakikatnya juga merupakan bagian dari upaya kita untuk memperkuat kembali semangat kebersamaan sebagaimana kita ketahui bersama di dalam sistem ekonomi syariah diberikan pengaturan syariah terhadap kegiatan keuangan. Pelaku ekonomi diwajibkan untuk lebih memahami business process yang terjadi, selain juga tingkat keuntungan yang ditawarkan.


 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Krisis keuangan global yang terjadi saat ini menyadarkan kita semua bahwa berbagai kegiatan keuangan yang tidak ditujukan untuk kegiatan yang sebenarnya ternyata tidak tepat, karena hanya akan menciptakan economic bubble sebagaimana diceritakan oleh Dr. Budiono tadi, seperti yang terjadi sekarang ini. Krisis keuangan global telah menyeret banyak negara ke jurang resesi ekonomi. Dan krisis ini, kita harus dapat mengambil pelajaran yang sangat berharga  bagi kemajuan perekonomian kita selanjutnya, ekonomi di negeri kita di masa mendatang. Seperti kita ketahui, krisis ini bermula dari masalah pengaturan atau governance dalam pemberian kredit pembiayaan dan tingginya kegiatan spekulasi di pasar keuangan. Krisis itu telah memberi dampak negatif terhadap perekonomian internasional. Berbagai perusahaan keuangan ternama yang mengelola sumber dana yang berasal dari masyarakat luas telah bertumbangan akibat jatuhnya nilai dari aset yang dikelolanya. Berbagai langkah antisipasi dan penanggulangan telah banyak dilakukan oleh banyak negara termasuk oleh kita, oleh pemerintah Indonesia.

Sebagai langkah awal, saya telah menetapkan 10 arahan presiden untuk mengantisipasi dampak krisis, yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan penetapan 3 Peraturan Pemerintah pengganti undang-undang, yaitu Perpu No.2 Tahun 2008 tentang Bank Indonesia, Perpu No.3 Tahun 2008 tentang Lembaga Penjamin Simpanan dan Perpu No.4 tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sektor Keuangan. Pemerintah juga telah membentuk berbagai forum koordinasi antar instansi yang memungkinkan dilakukannya antisipasi secara lebih efektif dan lebih efisien. Pemerintah juga telah menggulirkan berbagai paket stimulus ekonomi dalam berbagai bentuk dalam jumlah yang cukup besar.


 

Saudara-saudara,

 

Kita patut bersyukur bahwa upaya yang dilakukan pemerintah saat ini telah menunjukkan hasil yang semakin nyata. Dampak berbagai krisis global di tahun 2008 ini tidak membawa imbas seperti krisis ekonomi di tahun 1998 yang lalu.  Keberhasilan kita dalam mengatasi dampak krisis juga menuai apresiasi dari kalangan internasional, antara lain majalah The Economist edisi 8 Januari 2009 dalam artikelnya yang bertajuk So Far, So Good. Artikel itu menyatakan bahwa dengan semua upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, maka kondisi ekonomi di Indonesia telah berhasil menempatkan Indonesia pada peringkat stabil dari hasil penilaian lembaga pemberi peringkat internasional (Modest Rating Agency).

Pemerintah Indonesia secara umum diakui telah berhasil dalam menangani dampak krisis dengan sangat kompeten. Untuk itu, saudara-saudara, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak di seluruh tanah air yang telah menjalin kebersamaan dengan pemerintah selama ini dalam upaya kita mengurangi dampak krisis perekonomian global terhadap perekonomian kita. Meskipun demikian, kita tidak boleh lengah, apalagi lalai. Kita harus tetap mencermati dan mengantisipasi perkembangan krisis keuangan global. Resesi perekonomian dunia belum selesai. Badai belum berlalu. Pada saat memimpin Sidang Kabinet Terbatas tanggal 2 Februari kemarin, saya telah menyampaikan bahwa kita harus tetap mengelola perekonomian kita sebaik-baiknya. Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda krisis keuangan global itu akan segera berakhir dalam jangka pendek. Malahan kita menyaksikan di berbagai negara, resesi justru bergerak makin dalam. Resesi yang makin dalam di negara maju tentu berpotensi mengakibatkan turunnya permintaan ekspor ke negara-negara itu. Bahkan penurunan itu, pada banyak komoditas terjadi cukup drastis karena permintaan atau demand pada tingkat global juga menurun dan konsumsi dunia juga menurun sehingga terjadi masalah dengan pasokan dan produksi. Kalau ada masalah dengan supply dan production,  maka sektor riil akan terganggu. Di sisi lain, resesi ekonomi dunia juga berdampak pada laju inflasi pada skala global. Laju inflasi yang menurun prinsipnya akan membawa kebaikan apabila tidak menyentuh batas yang ditetapkan, yang dianggap wajar. Tetapi kalau inflasi itu drop-nya luar biasa, tentu hal itu memberikan pengaruh besar bagi sektor riil yang memproduksi barang dan jasa itu. Lesunya sektor riil akibat inflasi yang tidak terkendali akan mengancam eksistensi dan keberlanjutan dari sektor riil yang akhirnya mengganggu perekonomian secara keseluruhan. Untuk mencegah semua dampak lanjutan dari krisis keuangan global di tahun 2009 ini, pada Sidang Kabinet Terbatas yang lalu, saya telah menyampaikan kembali 7 agenda utama, 7 prioritas yang harus kita laksanakan di tahun 2009 ini. Pertama, mengatasi resiko pengangguran baru akibat krisis keuangan global. Kedua, mengelola inflasi pada batas tertentu. Ketiga, menjaga pergerakan sektor riil, keempat, mempertahankan daya beli masyarakat. Kelima, melindungi kelompok masyarakat miskin. Keenam, memelihara kecukupan pangan dan energi. Dan ketujuh, memelihara  angka pertumbuhan ekonomi yang pantas dengan harapan kita bisa mencapai pertumbuhan 4,5 persen pada tahun ini.

 

Memang menurun saudara-saudara, dua tahun berturut-turut ekonomi kita tumbuh 6 persen, kita koreksi ke bawah. Hampir semua negara di dunia dikoreksi ke bawah. Tetangga kita Singapura, misalnya, dari pertumbuhan 7 persen lebih tahun lalu turun menjadi 2 persen. Banyak negara maju yang akan mengalami pertumbuhan minus bahkan di Davos, di World Economic Forum yang berlangsung minggu lalu Indonesia disebut-sebut adalah negara yang pertumbuhannya dianggap baik, kita dianggap ke-3 dari emerging economies setelah China, India dan Indonesia. Kita syukuri. Saya berterimakasih kepada semuanya. Tetapi sekali lagi tahun ini sungguh berat. Saya harus jujur mengatakan. Karena berat itulah pemerintah akan berjuang, berbuat, bekerja lebih keras lagi untuk menyelamatkan perekonomian kita. Saya mohon dukungan. Saya memohon kebersamaan dari semua pihak untuk mengatasi perekonomian tahun ini. Saya juga mengajak jajaran pemerintahan di seluruh tanah air agar belanja pemerintah tahun 2009 ini betul-betul dilaksanakan secara sungguh-sungguh. Jangan ada yang terlambat. Jangan tidak mengalir. Jangan tidak sesuai dengan sasaran dan tujuan. Dan ini harus terjadi di seluruh Indonesia, semua provinsi, kabupaten dan kota. Dalam kaitan dengan kebijakan paket stimulus, saya telah menyampaikan kiranya DPR RI dapat terus bersinergi dengan pemerintah dengan sebaik-baiknya agar semua kebijakan paket stimulus itu dapat segera kita implementasikan.

 

Pada kesempatan yang baik ini saya mengajak kepada segenap pelaku ekonomi dan perbankan syariah, setelah saya jelaskan 7 prioritas tadi, untuk bersama-sama dengan pemerintah, bersama-sama mengelola dan menyelamatkan perekonomian kita tahun ini. Mari kita bekerjasama untuk mengatasi dampak krisis global dan mari kita terus membantu usaha mikro kecil dan menengah sebagai sabuk pengaman, sebagai social safety net, dan yang bisa menjaga pergerakan sektor riil di seluruh tanah air kita terutama pada sektor-sektor informal.

 

Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Sebelum mengakhiri sambutan ini, sekali lagi saya mengajak kepada para pelaku industri perbankan syariah di tanah air untuk dapat terus mengembangkan perannya sebagai salah satu lokomotif penggerak pembangunan ekonomi. Penuhi kebutuhan pembiayaan guna pengembangan usaha dan ekonomi masyarakat terutama sekali kalangan usaha mikro kecil dan menengah. Lakukan transaksi pembiayaan berdasarkan prinsip-prinsip yang islami secara konsisten dan penuh tanggung jawab. Lakukan kajian akademis dari berbagai aspek sehingga pengembangan sistem ekonomi syariah dapat menjadi bagian dari pengembangan nilai-nilai moral dan etika yang lebih mulia. Mari kita capai pertumbuhan ekonomi yang seimbang dengan pembangunan kualitas manusia yang sadar dengan nilai-nilai yang baik. Kepada Gubernur Bank Indonesia, saya berharap untuk terus berperan aktif dalam memajukan perbankan syariah di kalangan masyarakat. Mari kita kembangkan terus, saudara-saudara, potensi perbankan syariah sebagai bagian dari upaya memajukan kualitas pembangunan perbankan di tanah air. Lanjutkan penyiapan grand strategy, pembangunan pasar perbankan syariah dengan melibatkan jajaran pemerintah terkait, para akademisi perbankan dan perguruan-perguruan tinggi. Kepada pimpinan dan segenap jajaran Bank Indonesia yang telah menyelenggarakan acara ini, saya mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya. Semoga kegiatan ini dapat lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat, utamanya kepercayaan terhadap perbankan syariah yang sedang tumbuh dan berkembang di tanah air. Akhirnya, seraya memohon ridho Allah Subhanahu wa ta’aala, dan dengan ucapan bismillahirrahmaanirrahiim, Festival Ekonomi Syariah Tahun 2009 saya nyatakan dibuka dengan resmi.

Terima kasih,

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
             

Biro Naskah dan Penerjemahan
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan
Sekretariat Negara Republik Indonesia       Â