"Jadi, Anda semua memiliki dua orang fans di Jakarta, saya
dan anak saya," ujarnya dalam pidato yang disampaikan di hadapan para
pengusaha Korea Selatan.
Presiden Joko Widodo mengagumi semangat kerja dari orang-orang Korea Selatan.
Dalam forum tersebut, Presiden menceritakan, bahwa dirinya pernah menghabiskan
waktu selama 22 tahun sebagai produsen dan eksportir furnitur. Demikian seperti
dilansir Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana.
"Saya mempekerjakan manager pabrik berkewarganegaraan
Korea. Dalam tiga tahun, ia meningkatkan produktivitas pabrik saya dua kali
lipat. Dua kali lipat!" ceritanya penuh semangat.
Selain itu, Presiden Joko Widodo juga menunjukkan sebuah foto yang ditampilkan
di layar lebar dan menceritakan siapa yang ada di foto tersebut.
"Saya memiliki seorang anak perempuan, namanya Kahiyang
Ayu. Saya menemaninya ketika menonton konser SHINee dua tahun lalu. Ini Ayu,
saya, bersama Choi Min-ho (anggota SHINee)," terangnya sambil menunjukkan
foto tersebut, semasa beliau masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Pembangunan Infrastruktur
Berkelanjutan
Presiden menjelaskan kepada para pengusaha Korea Selatan, bahwa Indonesia telah
memiliki perekonomian yang stabil. Kemudian Presiden menyampaikan bagaimana
pemerintah Indonesia mengusahakan kestabilan ekonomi tersebut, yakni dengan
pembangunan infrastruktur.
"Pemerintahan kami meluncurkan program pembangunan infrastruktur terbesar
dalam sejarah negeri kami. Anda dapat tanyakan kepada para jurnalis di
Indonesia, tanyakan pula pada Duta Besar. Saya percaya mereka semua akan
terkejut melihat pembangunan di Indonesia," ujar Jokowi.
Namun demikian, Presiden menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia
masih akan terus melaksanakan pembangunan infrastruktur, setidaknya hingga
tahun 2019 mendatang. Presiden menyebutkan satu per satu target pembangunan
infrastruktur yang masih terus berjalan.
"Pembangkit listrik 35 Gigawatt (GW), 163 pelabuhan baru, 621 mil jalan
tol baru, 2024 mil rel kereta baru, sistem irigasi untuk 1 juta hektar lahan,
dan 49 bendungan untuk mendukung sistem irigasi tersebut," sebut Presiden
meyakinkan.
Lebih jauh, Presiden melanjutkan bahwa pembangunan tersebut
hanya dapat terjadi bila Indonesia mereformasi ekonominya. Presiden memaparkan
mengenai kebijakan ekonomi pemerintah yang menderegulasi hampir semua aturan-aturan
penghambat investasi di Indonesia.
"Sejak saat itu kami telah mengeluarkan 12 paket kebijakan yang mencakup
port clearance (izin berlayar) yang lebih cepat, biaya listrik yang lebih
rendah untuk industri, penerbitan daftar negatif investasi dan banyak reformasi
lainnya," jelasnya.
Presiden juga meyakinkan kepada para pengusaha Korea Selatan untuk dapat
berinvestasi di Indonesia karena Presiden bertekad akan terus memperbaiki iklim
investasi di Indonesia. "Saya akan terus mereformasi, saya akan terus
menyederhanakan perizinan dan saya akan membuat perekonomian Indonesia menjadi
lebih terbuka," kata Presiden.
Menko Perekonomian, Darmin Nasution; Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi;
Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong; Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM Franky Sibarani; Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf)
Triawan Munaf; Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki; Ketua Komite Ekonomi
dan Industri Nasional (KEIN) Sutrisno Bachir; dan Duta Besar Republik Indonesia
untuk Republik Korea, John A. Prasetio turut mendampingi Presiden pada forum bisnis
ini. (Humas Kemensetneg)