Pemerintah RI akan memberikan jaminan penuntasan berbagai hambatan investasi, terutama terkait pembebasan lahan. Pemerintah juga tengah menyiapkan kebijakan pemberian fasilitas pajak bagi investor asing.
Agenda kunjungan Presiden SBY ke Arab Saudi bertujuan, antara lain, mengurangi defisit perdagangan
Indonesia yang telah mencapai US$ 3.99 milyar akibat impor migas
Indonesia dari Arab Saudi sebesar US$ 4.47 milyar, meningkatkan
perdagangan antara RI-Arab Saudi, terutama sektor non-migas, serta
meningkatkan ketahanan pangan dan energi.
Peningkatan kerja sama ekonomi dengan Arab Saudi diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dimana tahun 2012 Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi 6,3 persen dan Arab Saudi 6 persen. Arab Saudi menguasai 35 persen pasar Timur Tengah sehingga kerja sama ini diharapkan menjadi pintu masuk bagi Indonesia dalam melakukan ekspansi ke Timur Tengah.
Selain dengan pengusaha Arab Saudi, Presiden SBY juga bertemu dengan delegasi Bank Pembangunan Indonesia (IDB). IDB sangat mendukung program Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang akan difokuskan dalam bidang transportasi, energi dan kemitraan swasta. Presiden SBY sendiri menegaskan kembali komitmen Indonesia terhadap program-program IDB dalam bidang pertanian, jaringan irigasi skala kecil dan perikanan.
Untuk memudahkan kerja sama, IDB akan merealisasikan pembukaan kantor perwakilannya di Indonesia. Penandatanganan Nota Kesepahaman rencananya akan dilakukan pada 28 Februari 2013 di Jakarta.Â
Nilai portofolio IDB di Indonesia mencapai US$ 3.199 juta dengan perincian US$ 1.890 juta untuk pendanaan proyek, US$ 1.301 juta untuk pendanaan perdagangan, dan US$ 8 juta untuk operasi bantuan khusus dan teknik. Kantor perwakilan IDB Indonesia akan menjadi yang kelima setelah Malaysia, Senegal, Maroko dan Kazakhstan. (dukjak-humas setneg)
Selain dengan pengusaha Arab Saudi, Presiden SBY juga bertemu dengan delegasi Bank Pembangunan Indonesia (IDB). IDB sangat mendukung program Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang akan difokuskan dalam bidang transportasi, energi dan kemitraan swasta. Presiden SBY sendiri menegaskan kembali komitmen Indonesia terhadap program-program IDB dalam bidang pertanian, jaringan irigasi skala kecil dan perikanan.
Untuk memudahkan kerja sama, IDB akan merealisasikan pembukaan kantor perwakilannya di Indonesia. Penandatanganan Nota Kesepahaman rencananya akan dilakukan pada 28 Februari 2013 di Jakarta.Â
Nilai portofolio IDB di Indonesia mencapai US$ 3.199 juta dengan perincian US$ 1.890 juta untuk pendanaan proyek, US$ 1.301 juta untuk pendanaan perdagangan, dan US$ 8 juta untuk operasi bantuan khusus dan teknik. Kantor perwakilan IDB Indonesia akan menjadi yang kelima setelah Malaysia, Senegal, Maroko dan Kazakhstan. (dukjak-humas setneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?