Selain itu, lanjut Gubernur BI, “Saya juga laporkan perkembangan mengenai kuota kita di IMF. Beberapa waktu lalu saya bersama Bapak Presiden bertemu dengan Managing Director IMF. Presiden waktu itu menekankan kepada Managing Director IMF untuk mencoba melihat masalah kuota yang direview secara berkala itu, mempertimbangkan posisi-posisi geopolitik, dan posisi-posisi Indonesia di dalam konteks internasional. Karenanya pada waktu itu Presiden menyarankan supaya masalah perhitungan untuk kuota mempertimbangkan persoalan-persoalan PDB sebuah negara, dan persoalan keterbukaan negara tersebut di dalam konteks perdagangan internasional.
“Dari pertemuan terakhir saya dengan Managing Director IMF, disampaikan kepada saya bahwa berkembang diskusi tentang masalah kuota, sekarang sudah sampai pada satu titik yang cukup baik bagi Indonesia, bahwa perhitungan PDB merupakan salah satu faktor yang dimasukkan kembali ke dalam rumusan kuota yang akan ditetapkan pada bulan Oktober nanti. Dan PDB yang dihitung sekarang ini masih didiskusikan antara PDB yang memakai purchasing power parity dengan PDB yang berdasarkan market exchange rate. Share dari PDB yang semula sangat rendah dalam rumusan yang dipakai, sekarang sudah meningkat dari 29 persen ke 50 persen. Dengan perhitungan itu, maka posisi Indonesia yang secara geopoltik cukup besar di ASEAN , dan Indonesia juga satu-satunya negara ASEAN yang menjadi member G20, kelihatannya pada bulan Oktober nanti, diharapkan akan tetap memimpin dalam perhitungan kuota,� kata Burhanuddin.
Dijelaskan Burhanuddin, gubernur-gubernur bank sentral se-Asia Pacific, dalam keputusannya di Bangkok meminta Indonesia untuk menjadi tuan dalam pertemuan yang akan datang, bulan Maret 2008. “Presiden sudah bersedia untuk memberikan pandangan beliau dengan para gubernur bank sentral dari Asia Pacific,� kata Burhanuddin.
Masalah yang dihadapi oleh bank sentral adalah masalah stabilitas. “Saya kira kita masih punya cukup penyangga untuk itu sehingga target-target bank sentral untuk tahun ini mudah-mudahan masih akan tercapai, inflasi masih akan berkisar 6 - 6,5 persen. Saya kira itu masih bisa kita capai. Nilai tukar akan stabil meskipun mungkin saat ini masih mencari titik equlibrium baru, tapi kita semua percaya bahwa di dalam proses mencari titik equilibrium itu, Bank Indonesia tetap akan ada di pasar dan mencoba mensmooth out. Kita akan jaga dan kawal stabilitas ini, sampai masa-masa yang akan datang sehingga kita dengan tentram membangun perekonomian kita,� lanjut Burhanuddin.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/08/27/2174.html