â€Menghadapi Pemilu 2009, gunakan hak pilih secara baik,†ujar Presiden Yudhoyono saat memberikan sambutan pada perayaan Imlek 2560 tingkat nasional yang diselenggarakan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) di Jakarta, Minggu (1/2).
Presiden mengharapkan, Pemilu 2009 yang tahapannya telah dimulai dan akan terus berlangsung sampai Oktober 2009 dijalankan secara aman, tertib, dan damai. Demokrasi yang dijalankan dan dirayakan segenap warga negara ini tetap harus menjaga persatuan, kerukunan, dan kebersamaan sebagai bangsa.
Untuk menegaskan ajakannya, Presiden menekankan kembali narasi Imlek yang dibacakan Ketua Umum Dewan Pengurus Matakin Budi Tanuwibowo, yang berbunyi, â€Maka, sebuah bangsa akan hancur binasa bila tak ada kerukunan di antara rakyatnya. Sebuah negara akan luluh lantak bila pemimpinnya saling menista.â€
Budi mengambil narasi itu dari kisah Kaisar Yao dan Sun sekitar 43 abad lalu. Karena usia yang makin senja, kedua kaisar itu sadar akan mundur dan mencari pengganti mereka. Meski memiliki putra, keduanya memilih rakyat biasa sebagai pelanjut takhta, seperti yang dikehendaki rakyat.
â€Mari camkan baik-baik pesan moral ini agar negara selamat dan demokrasi tumbuh berakhlak sehingga membawa manfaat bagi seluruh rakyat,†papar Presiden lagi.
Perayaan Imlek nasional itu bertemakan â€Tuhan Melihat seperti Rakyat Melihat, Tuhan Mendengar seperti Rakyat Mendengarâ€. Presiden menilai tema itu tepat, relevan, dan kontekstual dengan kondisi Indonesia yang akan menghadapi pemilu.
10 kali hadir
Pada awal sambutannya, Presiden mengucapkan syukur karena ia bisa selalu hadir pada perayaan Imlek nasional yang sudah dilakukan untuk ke-10 kali sejak 1998. â€Alhamdulillah, selama 10 tahun terakhir, sebanyak 10 kali saya bisa bersama saudara,†ujar Presiden yang disambut tepuk tangan riuh.
Dalam sambutan selama sekitar 17 menit, lebih dari 20 kali tepuk tangan diberikan sekitar 5.000 orang bagi Presiden. Presiden hadir bersama Ny Ani Yudhoyono. Yudhoyono menghadiri perayaan Imlek tingkat nasional sebanyak 10 kali sejak masih sebagai menteri.
Matakin bersyukur, berkat reformasi, Imlek bisa dirayakan secara nasional. â€Tidak boleh ada perlakuan yang diskriminatif kepada siapa pun, termasuk pemeluk Konghucu dan warga Tionghoa,†kata Presiden.
Sumber:
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/02/02/0014221/gunakanlah.hak.pilih