Demikian penggalan
sambutan Presiden Joko Widodo (Jokowi), saat menghadiri ulang tahun
ke-38 Pasar Modal Indonesia, Senin (10/8) pagi, di Gedung Bursa Efek
Indonesia, Jakarta.
Bursa saham kita saat ini memang sedang melemah, sebagaimana juga dialami oleh banyak negara berkembang lainnya. Melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia berpengaruh pada kinerja perusahaan publik di seluruh dunia.
Bursa saham yang bergejolak memang sering membuat sebagian investor cemas. Seperti terjadi di pasar riil fluktuasi harga di pasar modal adalah hal yang biasa. Harga dapat naik maupun turun berdasarkan permintaan dan penawaran.
Tetapi karena fundamental keuangan emiten dan potensi jangka panjang ekonomi negara dan perusahaan di Tanah Air cukup bagus, justru sekarang adalah saat yang tepat untuk berinvestasi.
Otoritas Jasa Keuangan sebagai regulator dan pasar modal perlu meningkatkan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance) karena bisnis utama pasar modal adalah bisnis kepercayaan (kredibilitas).
Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki dalam siaran persnya mengatakan bahwa Presiden Jokowi menilai posisi Good  Corporate  Governance Indonesia saat ini masih tergolong rendah dan berada di urutan ke lima di kawasan ASEAN. Ini harus segera diperbaiki sebelum berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir 2015. Bursa Efek Indonesia harus menjadi percontohan penerapan tata kelola perusahaan.
Selain itu, kualitas dan ketersediaan informasi adalah bagian penting dari perkembangan pasar modal di mana pun. Keberadaan televisi pasar modal yang baru saja diluncurkan, harus disandarkan pada pemberitaan yang jernih, berimbang, konstruktif, dan terkini.
Investasi Masyarakat
Pada perkembangan lain, saat ini sudah semakin banyak masyarakat yang berinvestasi di pasar modal, selain melalui transaksi saham, juga melalui reksadana. Karena itu, pembelian reksadana harus semakin dipermudah, khususnya bagi nasabah biasa perorangan karena nasabah jenis inilah yang akan meningkatkan investasinya dengan membeli saham secara langsung di bursa.
Ketersediaan dana murah dan berjangka panjang adalah salah satu pilar penting bagi pengembangan usaha yang berkelanjutan. Dana yang terkumpul akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan ekspansi perusahaanyang pada akhirnya akan menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan cara ini demokrasi ekonomi diperkuat dan kue ekonomi nasional tidak hanya dinikmati pemodal besar.
Presiden Jokowi juga menghimbau perusahaan yang sudah go public bisa melakukan program distribusi kepemilikan saham bagi para karyawannya. Melalui mekanisme ini generasi investor baru di pasar modal Indonesia akan bertumbuh.
Hal lain yang disinggung Presiden Jokowi adalah program perlindungan bagi investor, termasuk dari tindakan penggelapan (fraud), dengan menaikkan perlindungan investasi pasar modal dari Rp 25 Juta menjadi Rp 100 Juta. Penegakan peraturan dan hukum harus dijalankan, sanksi bagi pelaku penggelapan di pasar modal Indonesia harus serius dan tanpa pandang bulu agar membangkitkan rasa aman bagi dunia investasi.
Kedepannya, Presiden Jokowi berharap kelak porsi dana domestik akan cukup memadai sehingga pasar modal kita lebih kokoh dalam menghadapi arus keuangan global yang mudah berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Pasar modal yang kokoh akan menjadi salah satu pilar percepatan pembangunan nasional. (Humas Kemensetneg)
Bursa saham kita saat ini memang sedang melemah, sebagaimana juga dialami oleh banyak negara berkembang lainnya. Melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia berpengaruh pada kinerja perusahaan publik di seluruh dunia.
Bursa saham yang bergejolak memang sering membuat sebagian investor cemas. Seperti terjadi di pasar riil fluktuasi harga di pasar modal adalah hal yang biasa. Harga dapat naik maupun turun berdasarkan permintaan dan penawaran.
Tetapi karena fundamental keuangan emiten dan potensi jangka panjang ekonomi negara dan perusahaan di Tanah Air cukup bagus, justru sekarang adalah saat yang tepat untuk berinvestasi.
Otoritas Jasa Keuangan sebagai regulator dan pasar modal perlu meningkatkan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance) karena bisnis utama pasar modal adalah bisnis kepercayaan (kredibilitas).
Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki dalam siaran persnya mengatakan bahwa Presiden Jokowi menilai posisi Good  Corporate  Governance Indonesia saat ini masih tergolong rendah dan berada di urutan ke lima di kawasan ASEAN. Ini harus segera diperbaiki sebelum berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir 2015. Bursa Efek Indonesia harus menjadi percontohan penerapan tata kelola perusahaan.
Selain itu, kualitas dan ketersediaan informasi adalah bagian penting dari perkembangan pasar modal di mana pun. Keberadaan televisi pasar modal yang baru saja diluncurkan, harus disandarkan pada pemberitaan yang jernih, berimbang, konstruktif, dan terkini.
Investasi Masyarakat
Pada perkembangan lain, saat ini sudah semakin banyak masyarakat yang berinvestasi di pasar modal, selain melalui transaksi saham, juga melalui reksadana. Karena itu, pembelian reksadana harus semakin dipermudah, khususnya bagi nasabah biasa perorangan karena nasabah jenis inilah yang akan meningkatkan investasinya dengan membeli saham secara langsung di bursa.
Ketersediaan dana murah dan berjangka panjang adalah salah satu pilar penting bagi pengembangan usaha yang berkelanjutan. Dana yang terkumpul akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan ekspansi perusahaanyang pada akhirnya akan menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan cara ini demokrasi ekonomi diperkuat dan kue ekonomi nasional tidak hanya dinikmati pemodal besar.
Presiden Jokowi juga menghimbau perusahaan yang sudah go public bisa melakukan program distribusi kepemilikan saham bagi para karyawannya. Melalui mekanisme ini generasi investor baru di pasar modal Indonesia akan bertumbuh.
Hal lain yang disinggung Presiden Jokowi adalah program perlindungan bagi investor, termasuk dari tindakan penggelapan (fraud), dengan menaikkan perlindungan investasi pasar modal dari Rp 25 Juta menjadi Rp 100 Juta. Penegakan peraturan dan hukum harus dijalankan, sanksi bagi pelaku penggelapan di pasar modal Indonesia harus serius dan tanpa pandang bulu agar membangkitkan rasa aman bagi dunia investasi.
Kedepannya, Presiden Jokowi berharap kelak porsi dana domestik akan cukup memadai sehingga pasar modal kita lebih kokoh dalam menghadapi arus keuangan global yang mudah berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Pasar modal yang kokoh akan menjadi salah satu pilar percepatan pembangunan nasional. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?