Hadiri Istighotsah, Presiden Jokowi Minta NU Ambil Bagian Menjawab Tantangan Bangsa
“Ini adalah sumbangan
otentik yang nyata dari para ulama NU. Semangat ini harus terus
dikembangkan di masa yang akan datangâ€, kata Presiden Jokowi saat
memberikan sambutan pada acara Istighotsah Menyambut Ramadhan1436 H dan
Pembukaan Munas Alim Ulamaâ€, di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (14/6)
sore.
Presiden berharap para ulama NU melanjutkan kembali jejak sejarahnya, mengambil bagian dalam menjawab tantangan bersama, dan menempatkan NU menjadi bagian penting dari tiang penyangga Republik Indonesia berdasarkan Pancasila.
Bersama berbagai elemen bangsa yang lain, kata Kepala Negara, NU bisa menjadi contoh bagaimana membangun masyarakat yang damai dan rukun dalam keragaman, sehingga bangsa ini bisa menjawab tantangan kebangsaan dalam semangat persatuan Indonesia dan gotong royong.
Bantu Pemerintah
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga berharap agar NU turun berperan aktu membantu pemerintah menjawab tantangan ke depan. Ia menyebutkan, tantangan kita banyak sekali, yang kalau disebutkan tidak akan selesai dalam sehari.
“Tantangan itu adalah para mafia. Saya harap NU bisa membantu melawan merekaâ€, pinta Presiden Jokowi.
Kepala Negara menyebutkan, setiap hari kita berhadapa dengan mafia narkoba, mafia illegal fishing, mafia migas, dan mafia pangan yang harus bersama-sama kita selesaikan
Mengenai penetapan Hari Santri Nasional, Presiden Jokowi menegaskan akan mengikuti saran PBNU yang menetapkan hari santri pada 22 Oktober.
“Jika sudah melalui musyawarah dan proses yang matang, saya minta kepada Menteri Agama agar secepatnya diproses sehingga cepat masuk ke meja saya untuk langsung saya tandatangani ketetapan hari santri tersebutâ€, tegas Presiden Jokowi.
Musyarawah Nasional Alim Ulama NU yang dibuka hari ini merupakan rangkaian dari Muktamar ke-33 NU pada awal Agustus mendatang di Jombang, Jawa Timur.
Tampak hadir dalam acara tersebut antara lain Menteri Agama Lukma Hakim Saifuddin, Menkominfo Rudiantara, Menpora Imam Nahrawai, Menteri PAN-RB Yuddy Chrisnandi, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki, tokoh muda NU yang juga Kepala BNP2TKI Nusron Wahid, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, dan ribuan warga NU Jabodetabek. (Humas Setkab-Humas Kemensetneg)
Presiden berharap para ulama NU melanjutkan kembali jejak sejarahnya, mengambil bagian dalam menjawab tantangan bersama, dan menempatkan NU menjadi bagian penting dari tiang penyangga Republik Indonesia berdasarkan Pancasila.
Bersama berbagai elemen bangsa yang lain, kata Kepala Negara, NU bisa menjadi contoh bagaimana membangun masyarakat yang damai dan rukun dalam keragaman, sehingga bangsa ini bisa menjawab tantangan kebangsaan dalam semangat persatuan Indonesia dan gotong royong.
Bantu Pemerintah
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga berharap agar NU turun berperan aktu membantu pemerintah menjawab tantangan ke depan. Ia menyebutkan, tantangan kita banyak sekali, yang kalau disebutkan tidak akan selesai dalam sehari.
“Tantangan itu adalah para mafia. Saya harap NU bisa membantu melawan merekaâ€, pinta Presiden Jokowi.
Kepala Negara menyebutkan, setiap hari kita berhadapa dengan mafia narkoba, mafia illegal fishing, mafia migas, dan mafia pangan yang harus bersama-sama kita selesaikan
Mengenai penetapan Hari Santri Nasional, Presiden Jokowi menegaskan akan mengikuti saran PBNU yang menetapkan hari santri pada 22 Oktober.
“Jika sudah melalui musyawarah dan proses yang matang, saya minta kepada Menteri Agama agar secepatnya diproses sehingga cepat masuk ke meja saya untuk langsung saya tandatangani ketetapan hari santri tersebutâ€, tegas Presiden Jokowi.
Musyarawah Nasional Alim Ulama NU yang dibuka hari ini merupakan rangkaian dari Muktamar ke-33 NU pada awal Agustus mendatang di Jombang, Jawa Timur.
Tampak hadir dalam acara tersebut antara lain Menteri Agama Lukma Hakim Saifuddin, Menkominfo Rudiantara, Menpora Imam Nahrawai, Menteri PAN-RB Yuddy Chrisnandi, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki, tokoh muda NU yang juga Kepala BNP2TKI Nusron Wahid, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, dan ribuan warga NU Jabodetabek. (Humas Setkab-Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?