Hadiri Muktamar NU, Presiden Jokowi: NU Adalah Jembatan Peradaban

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 01 Agustus 2015
Di baca 1313 kali

Sebagai Jamiyah Diniyah Islamiyah yang sejak kelahirannya mengedepankan nilai-nilai Islam moderat, NU diharapkan dapat meningkatkan kerjasama dengan berbagai kalangan, bersama-sama membangun tatanan dunia yang berkeadilan, khususnya dalam mengentaskan kemiskinan, keterbelakangan dan ketimpangan yang merupakan akar dari bentuk-bentuk terorisme dan radikalisme.

Demikian pokok sambutan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pembukaan Muktamar NU ke -33, di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (1/8).

Dengan sikap NU yang mengutamakan solidaritas kemanusiaan, ukhuwwah basyariyyah, maka warga Nahdliyin berperan besar dalam membangun peradaban antar bangsa yang semakin terbuka, demokratis,  dan berkeadilan.

Dengan cara itu, Indonesia, sebagai negeri dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, akan selalu dikenang serta menjadi rujukan dunia.

Menurut Presiden Jokowi, sebagai salah satu Jamiyah Diniyah Islamiyah  terbesar di Indonesia, NU telah memberikan kontribusi besar menjaga Indonesia agar tetap menjadi Indonesia.

Sejarah mencatat, sejak didirikan pada 1926, tokoh-tokoh NU turut membidani lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjaga dari berbagai bentuk ancaman.

Karena itu tidak diragukan lagi jika NU senantiasa menjadi garda terdepan dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Pancasila. Sekaligus menjadi bukti, keteguhan sikap NU  dalam menjunjung semangat kebangsaan, menegakkan ke-indonesia-an dan menghargai ke-bhineka-an.

Presiden Jokowi juga mengapresiasi tema besar muktamar "Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia".  Tema ini menunjukkan bahwa NU dan Umat Islam Indonesia mempunyai posisi yang strategis, bukan hanya dalam membentuk peradaban bangsa, tetapi bisa menjadi inspirasi peradaban dunia, sebagai “role model” pengusung Islam yang rahmatan lilalamin,  yang memberikan kedamaian dan manfaat bagi alam semesta.

Selain itu, tema ini juga cermin keteguhan warga Nahdliyin yang menjadikan Islam sebagai pijakan terciptanya masyarakat unggulan, yaitu masyarakat yang menjadikan agama sebagai sumber kemajuan, keadilan, dan kedamaian.

Dalam kesempatan ini, Presiden Joko Widodo juga menganugerahkan gelar  pahlawan nasional kepada tokoh NU dari Jombang yaitu KH. Abdul Wahab Hasbullah.

Sejumlah Menteri Kabinet Kerja turut hadir dalam pembukaan Muktamar NU ke-33 di antaranya Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Presiden Republik Indonesia ke-5 Megawati Soekarno Putri, Ibu Shinta Nuria Wahid, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Bupati Jombang, serta sejumlah Tokoh NU dan Kyai seperti KH. Said Aqil Siradj, Ahmad Mustofa Bisri. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0