Ketua Yayasan Ginjal Nasional (Yagina) Chaerul Tanjung dalam laporannya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Negara yang telah mengambil prakarsa untuk mengaktifkan kembali Yayasan Ginjal Nasional, dan sekaligus bertindak sebagai pelindung yayasan. "Di Indonesia sekarang ini terdapat 70 ribu penderita gagal ginjal yang perlu mendapat perawatan berupa dialisis rutin maupun cangkok ginjal. Namun karena terbatasnya fasilitas dan mahalnya proses, hanya sekitar 10 ribu penderita yang dapat ditolong, sisanya meninggal dunia," kata Chaerul.
Ditambahkan, "Berdasarkan data yang diperoleh Yagina, 6,7 persen dari penduduk Indonesia sudah mempunyai gangguan fungsi ginjal dengan tingkatan sedang sampai berat, dengan trend yang meningkat sesuai dengan kemajuan sebuah negara yang merubah pola konsumsi masyarakatnya. Pengobatan dan perawatan sakit ginjal di Indonesia terhambat oleh tiga faktor utama, yaitu terbatasnya dokter ahli ginjal, terbatasnya fasilitas dialisi dan pusat-pusat perawatan ginjal, dan sulit mendapatkan donor ginjal untuk melakukan cangkok ginjal," lanjutnya.
Dalam sambutannya Menkes Siti Fadillah Soepari menjelaskan bahwa penyakit ginjal sudah dapat diobati. "Bagi masyarakat miskin, dialisis atau cuci darah dan transplantasi dapat dijalani tanpa harus membayar karena adanya program Askeskin atau Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin," ujar Menkes di hadapan sekitar 200 undangan.
Menteri Kesehatan juga menekankan bahwa saat ini Indonesia masih membutuhkan dokter-dokter ahli penyakit ginjal. "Bayangkan saja, untuk begitu banyaknya penduduk di Indonesia, hanya terdapat 64 dokter ahli ginjal. Itupun ada beberapa yang sudah mau pensiun. Hal ini dikarenakan lamanya pendidikan untuk menjadi seorang dokter ahli ginjal, dan juga biaya pendidikan yang cukup mahal. Oleh karena itu kami sedang mencari jalan keluar untuk memecahkan masalah ini," kata Siti Fadillah.
Pada acara ini, Ibu Ani menyematkan pin emas Yagina kepada sebelas orang yang berperan khusus dalam turut serta memajukan kegiatan yang bermanfaat bagi Yagina. Sebelas orang yang menerima penghargaan diantaranya adalah almarhum Prof. Dr. Sidabutar, pionir dalam menangani penderita penyakil ginjal di Indonesia, almarhum Dr. Irawan Santosa, dokter ahli bedah pertama yang melakukan operasi transplantasi atau cangkok ginjal di Indonesia, dan Luciana Tjiusnoyo, pendonor ginjal pertama dan terlama di Indonesia sejak tahun 1977.
"Ginjal adalah organ tubuh yang sangat penting, namun sayang masih belum banyak masyarakat Indonesia yang tahu manfaat dari menjaga kesehatan ginjal. Saya berharap, dengan aktif kembalinya Yagina dapat membantu pemerintah mensosialisasikan pentingnya ginjal bagi kehidupan kita," kata Ibu Ani Bambang Yudhoyono dalam sambutannya. Usai acara, Ibu Ani menandatangani cover majalah Yagina edisi perdana, kemudian berdialog dengan para undangan, dipandu Menteri Kesehatan Siti Fadillah Soepari.
Sumber :
http://www.presidensby.info/ibunegara/index.php/fokus/2007/03/12/222.html