Di Indonesia, setiap tanggal 1 November diperingati sebagai Hari Inovasi Indonesia (HII). Bertepatan dengan itu, Presiden Joko Widodo mengajak seluruh kalangan untuk berinovasi. Tak melulu hanya anak-anak muda, BUMN sekalipun diajaknya untuk berinovasi.
"Sudah bukan zaman lagi kayak dulu-dulu BUMN bisa duduk dengan tenang, merasa sudah berada pada posisi nyaman. Perubahan-perubahan ini bisa menggerus kalau kita tidak hati-hati merespons setiap perubahan," kata Presiden dalam acara peresmian kawasan The Telkom Hub di Jakarta Selatan pada Kamis, 1 November 2018.
Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menggambarkan bahwa perubahan itu begitu nyata dan berdampak luas. Ia memaparkan kondisi perusahaan-perusahaan multinasional terbesar menurut kapitalisasi pasar pada 11 tahun lalu yang kini sangat berbeda.
Sebelas tahun lalu, menurut data yang didapat Presiden, hanya ada satu perusahaan teknologi yang masuk ke dalam daftar 10 perusahaan terbesar di dunia. Namun kini, kondisi tersebut berubah dengan 5 perusahaan teknologi masuk ke dalam daftar tersebut.
"Tadi hanya salah satu contoh kecil bagaimana kemajuan teknologi sudah mengubah dunia kita. Revolusi industri 4.0 sedang terjadi dalam proses terus membawa perubahan yang sangat dahsyat dan cepat," jelas Presiden, seperti dilansir dari siaran pers Deputi Bidang Pers, Protokol dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
Kunci dari keberhasilan sejumlah perusahaan teknologi tersebut ialah cermat memantau perubahan, berani mengambil peluang sekecil apapun, serta cepat merespons situasi.
"Kalau masih ada BUMN yang lamban tinggal menunggu waktu ditinggal. Saya titip, perubahan begitu cepat, segera respons setiap perubahan. Sekali lagi, yang cepat akan mengalahkan yang lambat," imbuh Presiden.
Selain itu, inovasi juga harus terus dilakukan, baik oleh kalangan BUMN maupun swasta. Perubahan-perubahan global yang ada menuntut perubahan cepat agar dapat bertahan dalam kompetisi yang semakin ketat.
"Pilihannya hanya dua, inovasi atau ditinggal. Hanya itu saja," tandas Presiden.
Maka itu, Kepala Negara menegaskan bahwa untuk mendukung tumbuh suburnya inovasi di Tanah Air, Indonesia melalui sejumlah kebijakannya akan terus mendukung pertumbuhan perusahaan rintisan (startup) untuk berkembang menjadi perusahaan unicorn (startup dengan valuasi di atas USD 1 miliar) serta lahirnya banyak inovasi yang mampu memajukan Indonesia.
"Saya tegaskan bahwa pemerintah akan terus mendorong supaya Indonesia jadi negara subur untuk startup, unicorn, dan inovasi. Contoh nyatanya adalah bahwa kita sudah punya roadmap e-commerce Indonesia yang semuanya sudah mulai untuk dijalankan," sambung Presiden.
Turut hadir mendampingi Presiden dalam acara tersebut, Menteri BUMN Rini Soemarno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pariwisata Arief Yahya, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?