Demikian disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam sambutan apel pencanangan hemat energi dan air nasional di Silang Monas, Jakarta, Minggu (10/8/2008).
"Kalau secara nasional kita bisa menghemat 20-30% degnan harga minyak US$ 120 per barel, maka subsidi APBN bisa berkurang Rp 45-70 triliun," katanya.
Bahkan jika hanya tercapai setengahnya saja, subsidi APBN yang bisa dihemat mencapai Rp 20 triliun lebih. Penghematan energi dan air menurut presiden menjadi sangat penting mengingat harga minyak yang tinggi subsidi BBM yang membengkak tapi dibarengi dengan konsumsi yang masih boros.
"Kita tidak ingin harga BBM dan listrik terus naik, kita tidak ingin APBN jeblok karena subsidi yang besar diluar kepantasan. Karena itu bagi masyarakat atau kalau untuk pemerintah saya perintahkan untuk melakukan penghematan BBM, listrik dan air sekarang juga," katanya.
Khusus untuk kalangan pemerintah sasaran penurunan penggunaan energi dan air mencapai 30%. Presiden mengakui, gerakan hemat energi dan air ini pasti diragukan efisiensinya, namun ia yakin hal itu bisa dilakukan.
"Banyak kalangan yang pesimis apa benar bisa, paling-paling hanya apel saja. Jawabannya bisa, dan mungkin kita lakukan bukan hanya apel. Jangan dengarkan yang hanya mengeluh tapi tidak berbuat apa-apa," tegasnya.
Ia mencontohkan untuk lingkungan kepresidenan, sekretariat negara dan sekretariat kabinet secara total bisa menghemat 31,7% pada bulan Mei, Juni dan Juli.
Â
Â
Â
Â
Â
Sumber:
http://www.detikfinance.com/read/2008/08/10/081826/985845/4/hemat-energi-nasional-diharap-kurangi-subsidi-rp-45-70-triliun
http://www.detikfinance.com/read/2008/08/10/081826/985845/4/hemat-energi-nasional-diharap-kurangi-subsidi-rp-45-70-triliun
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?