Cikeas: Ibu Ani Bambang Yudhoyono, Jumat (31/7) pagi, menerima Panitia 9th International Congress on AIDS in Asia and the Pacific (ICAAP) di kediaman pribadi, Puri Cikeas Indah, Bogor. Ketua panitia ICAAP, Zubairi Djoerban usai diterima Ibu Ani menjelaskan, kongres ICAAP ke-9 yang diadakan di Bali pada tanggal 9-13 Agustus 2009 rencananya akan dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Diharapkan pesertanya paling sedikit di atas 3000 orang karena yang sekarang terdaftar dan dikombinasi dengan yang beasiswa berjumlah lebih kurang 3000 orang," kata Zubairi. "Kami optimis bahwa penyelenggaraan ICAAP ke-9 ini akan sukses, Zubairi menjelaskan.
Lebih dari 40 negara akan hadir, tidak hanya dari Asia Pasifik saja. Akan ada kongres pleno ilmiah, pertemuan simposium, dan satelit simposium. Sekedar informasi, abstrak yang akan disampaikan nanti sudah lebih dari 2.300. "Jadi selain ilmiah, yang juga penting disadari adalah dalam hal AIDS masyarakat akan banyak sekali berperan," Zubairi menambahkan.
Sementara itu, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, Nafsiah Mboi menerangkan, tanggal 9 Agustus pukul 12.00 sampai jam 15.00 WIB, akan ada acara khusus yang baru pertama kali dilaksanakan di dunia, yaitu AIDS Ambassador Meeting. "Ini adalah pertemuan duta besar AIDS dari kurang lebih 40 negara di Asia dan Pasifik. Ibu Ani sebagai duta besar AIDS Indonesia akan menjadi tuan rumah," ujar Nafsiah.
Ibu Ani sebagai duta besar AIDS Indonesia akan mengajak semua duta besar AIDS dari negara-negara lain untuk bekerjasama bagi pencegahan infeksi virus AIDS dan mereka yang sudah terlanjur terinfeksi bisa mendapatkan pengobatan secara manusiawi. "Kalau bisa pengobatan dilakukan secara gratis," kata Nafsiah. "Ibu Ani juga akan mengajak para duta besar AIDS untuk bekerjasama mengurangi dampak sosial ekonomi dari epidemi ini," tambahnya.
Dampak sosial ekonomi epidemi AIDS sudah mulai terlihat di banyak negara di Asia maupun Pasifik, termasuk terjadinya kemiskinan. Untuk mengurangi dampak sosial ekonomi itu selain secara umum, juga mengurangi stigma dan diskriminasi. Tidak hanya kepada orang yang sudah terinfeksi tetapi juga kepada kelompok masyarakat yang menderita dan rentan terhadap inveksi itua, apakah karena dia dimarginalkan. "Di sini kita menunjukkan bahwa mereka tetap adalah warga negara dan berhak mendapatkan pendidikan, pengobatan kalau mereka sakit," Nafsiah menegaskan.
Disamping itu, lanjut Nafsiah, ada juga program pemberdayaan ekonomi ODA. "Jadi bagi mereka yang sudah terinfeksi dan mengalami kemiskinan di dalam keluarganya, akan mendapat pelatihan untuk mengatur suatu pemasukan sehingga dia bisa mempunyai penghasilan," Nafsiah menuturkan.
Panitia ICAAP lain yang diterima Ibu Ani adalah Koordinator Program UNAIDS Krittayawan Boonto, Koordinator Kongres Elis Widen, dan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional Lolita Prasatania.
Sumber:
http://www.presidensby.info/ibunegara/index.php/fokus/2009/07/31/506.html
"Diharapkan pesertanya paling sedikit di atas 3000 orang karena yang sekarang terdaftar dan dikombinasi dengan yang beasiswa berjumlah lebih kurang 3000 orang," kata Zubairi. "Kami optimis bahwa penyelenggaraan ICAAP ke-9 ini akan sukses, Zubairi menjelaskan.
Lebih dari 40 negara akan hadir, tidak hanya dari Asia Pasifik saja. Akan ada kongres pleno ilmiah, pertemuan simposium, dan satelit simposium. Sekedar informasi, abstrak yang akan disampaikan nanti sudah lebih dari 2.300. "Jadi selain ilmiah, yang juga penting disadari adalah dalam hal AIDS masyarakat akan banyak sekali berperan," Zubairi menambahkan.
Sementara itu, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, Nafsiah Mboi menerangkan, tanggal 9 Agustus pukul 12.00 sampai jam 15.00 WIB, akan ada acara khusus yang baru pertama kali dilaksanakan di dunia, yaitu AIDS Ambassador Meeting. "Ini adalah pertemuan duta besar AIDS dari kurang lebih 40 negara di Asia dan Pasifik. Ibu Ani sebagai duta besar AIDS Indonesia akan menjadi tuan rumah," ujar Nafsiah.
Ibu Ani sebagai duta besar AIDS Indonesia akan mengajak semua duta besar AIDS dari negara-negara lain untuk bekerjasama bagi pencegahan infeksi virus AIDS dan mereka yang sudah terlanjur terinfeksi bisa mendapatkan pengobatan secara manusiawi. "Kalau bisa pengobatan dilakukan secara gratis," kata Nafsiah. "Ibu Ani juga akan mengajak para duta besar AIDS untuk bekerjasama mengurangi dampak sosial ekonomi dari epidemi ini," tambahnya.
Dampak sosial ekonomi epidemi AIDS sudah mulai terlihat di banyak negara di Asia maupun Pasifik, termasuk terjadinya kemiskinan. Untuk mengurangi dampak sosial ekonomi itu selain secara umum, juga mengurangi stigma dan diskriminasi. Tidak hanya kepada orang yang sudah terinfeksi tetapi juga kepada kelompok masyarakat yang menderita dan rentan terhadap inveksi itua, apakah karena dia dimarginalkan. "Di sini kita menunjukkan bahwa mereka tetap adalah warga negara dan berhak mendapatkan pendidikan, pengobatan kalau mereka sakit," Nafsiah menegaskan.
Disamping itu, lanjut Nafsiah, ada juga program pemberdayaan ekonomi ODA. "Jadi bagi mereka yang sudah terinfeksi dan mengalami kemiskinan di dalam keluarganya, akan mendapat pelatihan untuk mengatur suatu pemasukan sehingga dia bisa mempunyai penghasilan," Nafsiah menuturkan.
Panitia ICAAP lain yang diterima Ibu Ani adalah Koordinator Program UNAIDS Krittayawan Boonto, Koordinator Kongres Elis Widen, dan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional Lolita Prasatania.
Sumber:
http://www.presidensby.info/ibunegara/index.php/fokus/2009/07/31/506.html
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?