Jakarta: Senin (21/4) malam, Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono menghadiri acara Kartini Award dan Lomba Rancang Kebaya Kartini 2009 dalam rangka memperingati Hari Kartini 2009. Di dalam acara tersebut, Ibu Negara juga menyerahkan Kartini Awards Tahun 2009 dari Majalah Kartini kepada 100 wanita terinspiratif. Acara tersebut diselenggarakan di Nusa Indah Teater, Balai Kartini, Jakarta, pukul 20.30 WIB.
Pemilihan 100 Wanita Terinspiratif merupakan wujud penghormatan kepada tokoh pejuang emansipasi Indonesia, Raden Ajeng Kartini, dan perempuan Indonesia yang sudah berkarya di berbagai bidangnya. "Kandidat dipilih berdasarkan pengamatan redaksi majalah Kartini sekaligus masukan dari berbagai pihak, termasuk para pembaca dan panelis. Selain memperhitungkan prestasi mereka, penilain juga dilakukan dengan mempertimbangkan karakter masing-masing kandidat. Pada kesempatan tersebut majalah Kartini juga menggelar Lomba Rancang Kebaya yang memperebutkan Trofi Ibu Negara," ujar Ketua Panitia Majalah Kartini, Endang Werdiningsih, dalam sambutannya.
Tahun ini Majalah Kartini untuk kedua kalinya memilih 100 Wanita Terinspiratif yang ditetapkan berdasarkan sembilan kategori, yakni bidang pemerintahan, politik, ilmu pengetahuan, sosial, lingkungan, profesi, usaha, olahraga, seni budaya, dan kreatif. Mereka dipilih redaksi dengan melibatkan empat panelis, yakni pengamat sosial Imam B. Prasodjo, Linda Agum Gumelar, Mien F Uno serta Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto.
Tujuh dari 100 Wanita Terinspiratif itu adalah Maria Goreti, Dr.Deby Susanti Niski, Kiswanti, Mia Siscawati, Dr Suryani Soepardan M.M , Tria Gunawan, dan Widyawati.
Maria Goerati, anggota Dewan Perwakilan Daerah mewakili Kalimantan Barat, memperoleh penghargaan Wanita Terinspiratif dalam kategori politik. Bersama rekan-rekannya, Maria memperjuangkan izin mendirikan Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pengetahuan (STKIP) di Kabupaten Simpang yang memiliki peran penting sebagai salah satu pelayanan pendidikan bagi masyarakat di Kalbar.
Dr. Deby Susanti Vinski menerima pengharagaan dalam kategori ilmu pengetahuan. Ia dikenal sebagai ahli anti penuaan dini ternama di Indonesia. Di kancah internasional, reputasinya telah diperhitungkan. Beberapa waktu lalu ia diundang sebagai pembicara dalam kongres anti penuaan dini di Monte Carlo, Monaca. Ia merupakan dokter Indonesia pertama yang diundang sebagai pembicara dalam momen dunia itu.
Penghargaan kategori sosial diterima Kiswanti, penjual jamu yang sambil berjualan membawa buku lalu meminjamkan pada anak-anak yanng mau membacanya. Pada awal kegiatannya ia hanya memiliki 180 buku, kini telah berkembang menjadi 4.700 judul buku. Sementara Mia Siscawati masuk dalam kategori lingkungan. Ia merupakan sukarelawan Walhi, sekaligus pendiri Rimbawan Muda Indonesia (RMI) sebagai bentuk kekhawatiran beberapa mahasiswa kehutanan terhadap kondisi hutan di Indonesia yang semakin rusak.
Sedangkan penghargaan bidang profesi diterima Dr Hj Suryani Soepardan M.M masuk dalam kategori profesi. Sementara Tria Gunawan masuk dalam kategori usaha. Ia adalah pengusaha yang mengembangkan kain songket dan jumputan khas
Palembang setelah di-PHK pada 1997.
Ibu Negara mengucapkan selamat atas penghargaan dan seluruh prestasi yang telah dicapai oleh para perempuan tersebut. "Prestasi itu penting bagi pembangunan kaum perempuan khususnya dan negara pada umumnya. Kita ikut merasa bangga, karena prestasi tadi turut meningkatkan harkat dan martabat kaum perempuan Indonesia," kata Ibu Ani.
Kerja keras serta semangat yang telah dicurahkan oleh mereka, menurut Ibu Ani, telah menunjukkan keberadaan kaum perempuan yang semakin berdaya dan bermakna bagi diri sendiri, keluarga, lingkungan, kaum perempuan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. "Mudah-mudahan saudara mampu dan ikhlas untuk mendedikasikan diri dalam menyebarkan semangat positif di tengah-tengah masyarakat," ujar Ibu Ani.
Sumber:
http://www.presidensby.info/ibunegara/index.php/fokus/2009/04/21/489.html
Pemilihan 100 Wanita Terinspiratif merupakan wujud penghormatan kepada tokoh pejuang emansipasi Indonesia, Raden Ajeng Kartini, dan perempuan Indonesia yang sudah berkarya di berbagai bidangnya. "Kandidat dipilih berdasarkan pengamatan redaksi majalah Kartini sekaligus masukan dari berbagai pihak, termasuk para pembaca dan panelis. Selain memperhitungkan prestasi mereka, penilain juga dilakukan dengan mempertimbangkan karakter masing-masing kandidat. Pada kesempatan tersebut majalah Kartini juga menggelar Lomba Rancang Kebaya yang memperebutkan Trofi Ibu Negara," ujar Ketua Panitia Majalah Kartini, Endang Werdiningsih, dalam sambutannya.
Tahun ini Majalah Kartini untuk kedua kalinya memilih 100 Wanita Terinspiratif yang ditetapkan berdasarkan sembilan kategori, yakni bidang pemerintahan, politik, ilmu pengetahuan, sosial, lingkungan, profesi, usaha, olahraga, seni budaya, dan kreatif. Mereka dipilih redaksi dengan melibatkan empat panelis, yakni pengamat sosial Imam B. Prasodjo, Linda Agum Gumelar, Mien F Uno serta Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto.
Tujuh dari 100 Wanita Terinspiratif itu adalah Maria Goreti, Dr.Deby Susanti Niski, Kiswanti, Mia Siscawati, Dr Suryani Soepardan M.M , Tria Gunawan, dan Widyawati.
Maria Goerati, anggota Dewan Perwakilan Daerah mewakili Kalimantan Barat, memperoleh penghargaan Wanita Terinspiratif dalam kategori politik. Bersama rekan-rekannya, Maria memperjuangkan izin mendirikan Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pengetahuan (STKIP) di Kabupaten Simpang yang memiliki peran penting sebagai salah satu pelayanan pendidikan bagi masyarakat di Kalbar.
Dr. Deby Susanti Vinski menerima pengharagaan dalam kategori ilmu pengetahuan. Ia dikenal sebagai ahli anti penuaan dini ternama di Indonesia. Di kancah internasional, reputasinya telah diperhitungkan. Beberapa waktu lalu ia diundang sebagai pembicara dalam kongres anti penuaan dini di Monte Carlo, Monaca. Ia merupakan dokter Indonesia pertama yang diundang sebagai pembicara dalam momen dunia itu.
Penghargaan kategori sosial diterima Kiswanti, penjual jamu yang sambil berjualan membawa buku lalu meminjamkan pada anak-anak yanng mau membacanya. Pada awal kegiatannya ia hanya memiliki 180 buku, kini telah berkembang menjadi 4.700 judul buku. Sementara Mia Siscawati masuk dalam kategori lingkungan. Ia merupakan sukarelawan Walhi, sekaligus pendiri Rimbawan Muda Indonesia (RMI) sebagai bentuk kekhawatiran beberapa mahasiswa kehutanan terhadap kondisi hutan di Indonesia yang semakin rusak.
Sedangkan penghargaan bidang profesi diterima Dr Hj Suryani Soepardan M.M masuk dalam kategori profesi. Sementara Tria Gunawan masuk dalam kategori usaha. Ia adalah pengusaha yang mengembangkan kain songket dan jumputan khas
Palembang setelah di-PHK pada 1997.
Ibu Negara mengucapkan selamat atas penghargaan dan seluruh prestasi yang telah dicapai oleh para perempuan tersebut. "Prestasi itu penting bagi pembangunan kaum perempuan khususnya dan negara pada umumnya. Kita ikut merasa bangga, karena prestasi tadi turut meningkatkan harkat dan martabat kaum perempuan Indonesia," kata Ibu Ani.
Kerja keras serta semangat yang telah dicurahkan oleh mereka, menurut Ibu Ani, telah menunjukkan keberadaan kaum perempuan yang semakin berdaya dan bermakna bagi diri sendiri, keluarga, lingkungan, kaum perempuan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. "Mudah-mudahan saudara mampu dan ikhlas untuk mendedikasikan diri dalam menyebarkan semangat positif di tengah-tengah masyarakat," ujar Ibu Ani.
Sumber:
http://www.presidensby.info/ibunegara/index.php/fokus/2009/04/21/489.html
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?