Jika pada masa lalu banyak orang tua yang melarang anak-anaknya menjadi seniman ataupun pekerja kreatif lainnya karena takut akan masa depannya, maka saat ini hal itu sepertinya tidak perlu ditakutkan lagi. Terbukti, di sektor itu banyak melahirkan insan dan wirausaha di bidang kreatif yang bisa mandiri secara ekonomi maupun memperoleh penghasilan yang lebih dari lumayan," lanjutnya.
"Banyak contoh, seperti para pelukis muda kita di Yogyakarta, pengusaha muda outlet di Bandung, dan tidak kurang musisi muda di Jakarta mendapatkan berkah sampai milyaran rupiah. Kondisi ini menjadi tidak mengherankan ketika perguruan tinggi di bidang kreatif seperti desain, multimedia, musik saat ini menjadi pilihan anak-anak muda sekarang. Cita-cita mereka tidak lagi selalu menjadi dokter, insinyur, polisi, tentara tetapi sekarang berani mengatakan saya ingin menjadi designer, seniman, pengusaha film, fotographer, atau juru masak kuliner," tambah Ibu Ani.
Sebagai orang tua, lanjut Ibu Ani, kita harus bisa mendorong, mengarahkan, dan membantu anak-anak kita untuk mendapatkan yang terbaik sesuai pilihannya, bukan pilihan orang tuanya. "Kita tidak boleh lagi mendikte anak-anak kita, biarkan mereka berkembang mengekspresikan kreatifasnya," tambahnya.
Saat melakukan video conference dengan para pengusaha di Mall Senayan City, Ibu Ani sempat berdialog dengan salah seorang pekerja kreatif muda yang bergerak di bidang DJ. Ketika Ibu Ani menanyakan kepada DJ Ari apakah betul gaji yang diterima oleh seorang DJ sekali bermain sebesar Rp 15 juta, dengan malu-malu Ari mengiyakan informasi tersebut. "Waduh berarti sebulan bisa dapat sekitar Rp 400 jutaan ya?. Kira-kira Pak SBY bisa atau tidak ya jadi DJ? Kalau bisa nanti saya usulkan alih profesi menjadi DJ," kata Ibu Ani disambut gelak tawa para undangan.
Dalam sambutannya Ibu Ani mengungkapkan rasa bahagianya melihat berbagai tren yang meningkat selama dua tahun belakangan ini. Salah satunya adalah meluasnya penggunaan batik dan busana Indonesia di semua lapisan masyarakat, meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap film dan musik Indonesia. "Nilai-nilai yang terkandung dalam budaya dan warisan budaya harus dapat dikemas dengan konteks kekinian agar dapat menciptakan apresiasi masyarakat yang lebih luas dan pada akhirnya akan menciptakan pasar yang lebih luas lagi," Ibu Ani menerangkan.
"Penciptaan pasar ini sekaligus akan menciptakan nilai ekonomi yang berharga sehingga akan membawa kepada kesejahteraan. Ekonomi kreatif harus terus kita kembangkan karena terbukti memberikan kontribusi yang sangat signifikan bagi perekonomian nasional dan menciptakan lapangan pejerjaan," ujarnya. Ibu Ani berharap hal ini dapat terus ditingkatkan di seluruh wilayah tanah air dari pusat sampai ke daerah sehingga dapat meningkatkan potensi daerah tersebut. Pelaku dan wiraswasta di sektor industri kreatif rata-rata adalah UMKM yang banyak melibatkan kaum muda.
Sumber:
http://www.presidenri.go.id/ibunegara/index.php/fokus/2008/08/07/428.html