Indonesia dinilai sebagai salah satu negara dengan nilai pertumbuhan ekonomi yang baik. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Ekonom dan Direktur Penelitian IMF, Maurice Obstfeld, saat pengarahan pers (press brief) yang diadakan dalam rangkaian Annual Meetings IMF-Worl Bank Group 2018, Bali (9/10).
Menurutnya, sejarah pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan kisah sukses yang patut dibanggakan. “Walaupun kami menurunkan proyeksi pertumbuhan untuk beberapa tahun yang akan datang karena beberapa faktor yaitu kondisi keuangan global, harga minyak, tensi perdagangan US-China yang dapat mempengaruhi kondisi Indonesia; pertumbuhan Indonesia tetap dianggap cukup kuat.” katanya.
Maurice juga mengatakan bahwa fakta ini sebenarnya merupakan kesempatan bagi pemerintah Indonesia untuk melewati standar yang sudah ditetapkan, yaitu pertumbuhan pendapatan masyarakat Indonesia yang lebih konsisten.
Akan tetapi Maurice menyayangkan bagaimana masyarakat Indonesia sangat mudah menganggap kondisi pelemahan rupiah menjadi sebuah kelemahan. Padahal, menurutnya, jika melihat dari perspektif yang lebih luas, penguatan nilai USD terhadap mata uang negara-negara di dunia terjadi secara global. Penyebab utamanya adalah penguatan ekonomi dalam negeri Amerika Serikat. “Saya pikir penting bahwa banyak negara harus memahami, kebijakan moneter Amerika yang semakin kuat dan posisi finansial yang semakin kuat dalam menghadapi pasar yang berkembang di seluruh dunia adalah faktor utama,” ungkapnya.
Dalam catatanya, Maurice melihat bahwa walaupun nilai rupiah mengalami depresi sekitar 10 persen terhadap USD tetapi dibandingkan dengan negara-negara lain, nilai tukar rupiah hanya mengalami depresi sekitar 4 persen. Negara seperti Sri Langka mengalami pelemahan nilai mata uang hingga lebih dari 5%. Sementara India mengalami penurunan hingga mencapai angka 10% sepanjang tahun 2018.
Indonesia Perlu Tingkatkan Kualitas SDM
Untuk negara dengan tingkat pendapat seperti Indonesia, Maurice menyarankan untuk dapat meningkatkan penerimaan nilai pajak yang bisa diinvestasikan dalam sistem Pendidikan, infrasturktur, jaringan pengaman sosial (semacam KJP, KJS) yang dapat memberikan manfat untuk khalayak.
Menurutnya seluruh negara dengan kondisi ekonomi yang serupa dengan Indonesia, perlu memperhatikan isu-isu tersebut dan meningkatkan kualitas sumber daya pekerja, meningkatkan modal pekerja, serta melawan kesenjangan yang terjadi di Indonesia beberapa tahun terakhir. (WUK, ART, RHS – Humas Kemensetneg)