Presiden menjelaskan bahwa kebijakan impor bawang merah yang saat ini dilakukan dimaksudkan untuk mencukupi ketersediaan bibit bawang yang sekitar satu atau dua bulan ke depan akan dibutuhkan oleh para petani. Demikian seperti dilansir Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana.
Â
"Kita melakukan impor bawang itu untuk mencukupi bibit yang kurang lebih sebulan atau dua bulan lagi dibutuhkan oleh petani. Karena kita lihat harga bibitnya saat ini sekitar Rp 42 ribu sampai Rp 43 ribu rupiah. Jadi impor bawang merah itu titik beratnya ada di bibit bawang. Sehingga, sekarang petani punya kesempatan untuk menyimpan bibit yang nantinya akan dikeluarkan," jelas Presiden kepada para jurnalis yang menanyakan hal tersebut.
Â
Terkait dengan kebijakan impor daging sapi, Presiden menerangkan bahwa saat ini masih dalam proses pengiriman. Presiden mengharapkan pada minggu pertama bulan Ramadhan nanti, stok daging tersebut dapat segera didistribusikan. Semua itu dilakukan untuk menjaga harga bahan pangan tetap terjangkau di kalangan masyarakat.
Â
"Yang kita harapkan harga turun. Satu, harga bawang harus turun. Kedua, harga gula turun. Ketiga, harga daging turun, dan keempat beras juga harus turun," tambah Presiden.
Â
Ditanyakan para jurnalis mengenai alasan pemerintah membuka keran impor untuk beberapa komoditas pangan, Presiden menjelaskan bahwa langkah tersebut dimaksudkan untuk memenuhi permintaan pasar yang menjelang Ramadhan selalu meningkat.
Â
"Menteri pasti sudah menghitung supply dan demand nya. Saya kira kalau permintaannya banyak sementara kemampuan produksinya masih belum dapat memenuhi jumlah permintaan, maka harus ditutup dengan impor," ujar Presiden.
Â
Menutup sesi tanya jawab dengan para jurnalis, Presiden mengatakan masih akan terus melihat perkembangan di pasar apakah harga daging dapat turun menjadi sekitar Rp80 ribu sebagaimana yang telah ditargetkan sebelumnya. "Masih dilihat. Minggu kedua nanti dilihat," tutupnya. (Humas Kemensetneg)
Â
Â