Jakarta: Hari Jumat (11/9) pagi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan Perdana Menteri Republik Persatuan Tanzania, Mizengo Peter Pinda, di Kantor Kepresidenan. Dalam pertemuan, kedua pemimpin membahas hubungan bilateral kedua negara. “Satu isu yang secara khusus dibahas adalah mengenai pertanian. Memang antara Indonesia dan Tanzania sudah lama ada fokus terhadap kerjasama pertanian. Di Tanzania sendiri masalah pertanian merupakan prioritas nasional yang utama,†kata Juru Bicara Presiden, Dino Patti Djalal, usai mendampingi Presiden SBY.
Dalam pertemuan tadi, PM Mizengo mengatakan bahwa Tanzania ingin sekali belajar dari Indonesia karena Indonesia dianggap sebagai salah satu negara yang sukses dalam program pembangunan pertanian. “Presiden SBY menyambut baik kunjungan tersebut karena Tanzania memang salah satu negara yang selama ini penting bagi Indonesia. Presiden menjanjikan beberapa hal untuk kerjasama kedepan,†terang Dino.
“Pertama adalah kerjasama di bidang capacity-building, kemudian kerjasama di bidang teknis dimana Presiden rencananya akan mengirim ahli-ahli pertanian Indonesia dan juga petani-petani sukses dari Indonesia ke Tanzania untuk memperagakan teknik-teknik dan teknologi-teknologi yang berkembang di Indonesia, agar dapat dipelajari juga dengan counterpart mereka di Tanzania. Presiden SBY juga mengatakan akan bersedia untuk mendorong pengusaha, sektor swasta dari Indonesia untuk melihat peluang-peluang bisnis yang ada di Tanzania,†Dino menjelaskan.
Presiden SBY setuju dengan usulan dari PM Mizengo mengenai pentingnya kerjasama antara research and development centre kedua belah pihak. “Di Indonesia sudah ada dan cukup mapan. Di Tanzania juga ada. Yang perlu adalah sumber daya-sumber daya dari kerjasama mengenai hasil-hasil riset antara keduabelah pihak. Presiden juga mendorong perlunya kerjasama di bidang micro-finance. Paling tidak berbagi pengalaman karena di Indonesia program micro-finance, micro-credit cukup berhasil dan kita juga dapat berbagi dengan pemerintah Tanzania,†lanjutnya.
Bulan November 2009 nanti akan diadakan joint commission meeting di Makassar antara Indonesia dan Tanzania. Tujuannya adalah untuk membahas lebih lanjut program-program kongkrit kerjasama pertanian sebagaimana yang tadi diusulkan Presiden SBY. “Presiden mengharapkan agar hasil kerja joint commission ini dapat menghasilkan kerjasama yang kongkrit di bidang pertanian antara kedua negara,†terang Dino.
Mendampingi PM Mizengo Peter Pinda antara lain, Minister Agriculture, Food Security and Cooperatives Stephen Masato Wassira; Minister Agriculture, Livestock and Environment Burhani Saadat Haji, dan Deputy Minister for Foreign Affairs and International Cooperation Seif A. Iddi. Seluruh tamu-tamu tersebut datang menggunakan batik. Sementara Presiden SBY didampingi antara lain, Mensesneg Hatta Rajasa, Menlu Hassan Wirajuda, Mentan Anton Apriyantono, dan Dubes LBBP RI untuk Negara Tanzania Yudistira.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/09/11/4643.html
Dalam pertemuan tadi, PM Mizengo mengatakan bahwa Tanzania ingin sekali belajar dari Indonesia karena Indonesia dianggap sebagai salah satu negara yang sukses dalam program pembangunan pertanian. “Presiden SBY menyambut baik kunjungan tersebut karena Tanzania memang salah satu negara yang selama ini penting bagi Indonesia. Presiden menjanjikan beberapa hal untuk kerjasama kedepan,†terang Dino.
“Pertama adalah kerjasama di bidang capacity-building, kemudian kerjasama di bidang teknis dimana Presiden rencananya akan mengirim ahli-ahli pertanian Indonesia dan juga petani-petani sukses dari Indonesia ke Tanzania untuk memperagakan teknik-teknik dan teknologi-teknologi yang berkembang di Indonesia, agar dapat dipelajari juga dengan counterpart mereka di Tanzania. Presiden SBY juga mengatakan akan bersedia untuk mendorong pengusaha, sektor swasta dari Indonesia untuk melihat peluang-peluang bisnis yang ada di Tanzania,†Dino menjelaskan.
Presiden SBY setuju dengan usulan dari PM Mizengo mengenai pentingnya kerjasama antara research and development centre kedua belah pihak. “Di Indonesia sudah ada dan cukup mapan. Di Tanzania juga ada. Yang perlu adalah sumber daya-sumber daya dari kerjasama mengenai hasil-hasil riset antara keduabelah pihak. Presiden juga mendorong perlunya kerjasama di bidang micro-finance. Paling tidak berbagi pengalaman karena di Indonesia program micro-finance, micro-credit cukup berhasil dan kita juga dapat berbagi dengan pemerintah Tanzania,†lanjutnya.
Bulan November 2009 nanti akan diadakan joint commission meeting di Makassar antara Indonesia dan Tanzania. Tujuannya adalah untuk membahas lebih lanjut program-program kongkrit kerjasama pertanian sebagaimana yang tadi diusulkan Presiden SBY. “Presiden mengharapkan agar hasil kerja joint commission ini dapat menghasilkan kerjasama yang kongkrit di bidang pertanian antara kedua negara,†terang Dino.
Mendampingi PM Mizengo Peter Pinda antara lain, Minister Agriculture, Food Security and Cooperatives Stephen Masato Wassira; Minister Agriculture, Livestock and Environment Burhani Saadat Haji, dan Deputy Minister for Foreign Affairs and International Cooperation Seif A. Iddi. Seluruh tamu-tamu tersebut datang menggunakan batik. Sementara Presiden SBY didampingi antara lain, Mensesneg Hatta Rajasa, Menlu Hassan Wirajuda, Mentan Anton Apriyantono, dan Dubes LBBP RI untuk Negara Tanzania Yudistira.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/09/11/4643.html
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?