Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan hal tersebut di hadapan
All Party Parliamentary Group on Indonesia (APPGI), di Palace of
Westminster, London, Inggris, Kamis (1/11) siang waktu setempat.
"Pada abad ke-21 ini, Indonesia yang saya wakili sangat berbeda dari yang dunia ketahui tentang Indonesia abad 20," kata Presiden SBY. "Di masa lalu, kami disebut dunia ketiga --dan harus jujur, saya tidak pernah menyukai istilah itu," SBY menambahkan.
Indonesia saat ini, lanjut SBY, adalah Indonesia dengan ekonomi yang tumbuh cepat (emerging economies). "Padahal sebelumnya, kami merasa agak terpinggirkan dari ekonomi dunia," ujar Presiden. Saat ini, Indonesia, seperti halnya Inggris, adalah anggota aktif dari G20. Produk domestic bruto (GDP) Indonesia mencapai 1 triliun dolar AS.
Di masa lalu, Indonesia dipandang sebagai negara otoriter, saat ini Indonesia diakui sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk salah satu yang tercepat. "Saat ini Indonesia adalah sebuah oase stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi," Presiden SBY menegaskan.
"Indonesia telah membuktikan bahwa kita tidak harus memilih antara demokrasi dan pembangunan," kata Kepala Negara. Indonesia merupakan contoh yang mematahkan mitos bahwa negara berkembang tidak bisa memilih kedua-duanya.
Tahun ini, ujar Presiden SBY, Indonesia diramalkan mengalami pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua di Asia, setelah Cina, dan melampaui India.
"Inilah sebabnya mengapa beberapa pengamat berpendapat bahwa pengalaman Indonesia dalam transisi demokrasi mengandung pelajaran berharga bagi negara-negara yang ingin mengembangkan demokrasi. Mereka juga memuji keberhasilan Indonesia dalam melaksanakan reformasi dalam situasi yang kompleks," SBY menjelaskan. (har)
"Pada abad ke-21 ini, Indonesia yang saya wakili sangat berbeda dari yang dunia ketahui tentang Indonesia abad 20," kata Presiden SBY. "Di masa lalu, kami disebut dunia ketiga --dan harus jujur, saya tidak pernah menyukai istilah itu," SBY menambahkan.
Indonesia saat ini, lanjut SBY, adalah Indonesia dengan ekonomi yang tumbuh cepat (emerging economies). "Padahal sebelumnya, kami merasa agak terpinggirkan dari ekonomi dunia," ujar Presiden. Saat ini, Indonesia, seperti halnya Inggris, adalah anggota aktif dari G20. Produk domestic bruto (GDP) Indonesia mencapai 1 triliun dolar AS.
Di masa lalu, Indonesia dipandang sebagai negara otoriter, saat ini Indonesia diakui sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk salah satu yang tercepat. "Saat ini Indonesia adalah sebuah oase stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi," Presiden SBY menegaskan.
"Indonesia telah membuktikan bahwa kita tidak harus memilih antara demokrasi dan pembangunan," kata Kepala Negara. Indonesia merupakan contoh yang mematahkan mitos bahwa negara berkembang tidak bisa memilih kedua-duanya.
Tahun ini, ujar Presiden SBY, Indonesia diramalkan mengalami pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua di Asia, setelah Cina, dan melampaui India.
"Inilah sebabnya mengapa beberapa pengamat berpendapat bahwa pengalaman Indonesia dalam transisi demokrasi mengandung pelajaran berharga bagi negara-negara yang ingin mengembangkan demokrasi. Mereka juga memuji keberhasilan Indonesia dalam melaksanakan reformasi dalam situasi yang kompleks," SBY menjelaskan. (har)
http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2012/11/02/8445.html
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?