Ketidakpastian dan tantangan global sangat dirasakan dampaknya oleh banyak negara, tak terkecuali negara-negara di kawasan Indo-Pasifik. Menghadapi hal itu, diperlukan kerja sama erat antarnegara-negara di lingkar Samudra Hindia dan Pasifik. Konsep ini telah diangkat oleh Indonesia dalam sejumlah pertemuan regional.
Dalam KTT ASEAN-RRT yang berlangsung di Suntec Convention Centre, Rabu, 14 November 2018, Presiden Joko Widodo mengajak ASEAN dan Republik Rakyat Tiongkok untuk saling berkolaborasi di bawah konsep Indo-Pasifik.
"Kita menghadapi berbagai tantangan keamanan di kawasan, bukan saja di Samudra Pasifik namun juga Samudra Hindia. ASEAN-RRT tidak memiliki pilihan kecuali berkolaborasi menyikapi perkembangan tersebut. Satu isu yang ingin saya garis bawahi adalah pentingnya ASEAN dan RRT memperkuat kerja sama di kawasan Indo-Pasifik," jelas Presiden.
Kepala Negara menekankan prinsip penting mengenai konsep Indo-Pasifik tersebut bahwa Indo-Pasifik tidak hendak mengisolasi satu atau beberapa negara tertentu dalam pergaulan dan kerja sama antarnegara di kawasan. Sebaliknya, sambil menyinggung sentralitas dan peranan ASEAN, konsep Indo-Pasifik menurut Presiden justru dicetuskan untuk meningkatkan keterbukaan kerja sama negara-negara di kawasan itu.
"Kerja sama Indo-Pasifik yang dikembangkan ASEAN saat ini tidak akan mengisolasi negara tertentu. Selama ini ASEAN telah membuktikan mampu membangun arsitektur kawasan yang terbuka, inklusif, dan berorientasi pada kerja sama, bukan persaingan. Sudah lebih 5 dekade ASEAN telah membuktikan diri sebagai lokomotif positif perubahan di kawasan," kata Presiden, seperti dilansir dari siaran pers Deputi Bidang Pers, Protokol dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
ASEAN memandang RRT sebagai mitra potensial bagi peningkatan kerja sama Indo-Pasifik. Presiden menyebut, ASEAN dan RRT setidaknya dapat meningkatkan kerja sama dalam sektor kemaritiman.
"Saya berharap RRT dapat menjadi mitra ASEAN dalam kerja sama sektor maritim di kawasan Indo-Pasifik, termasuk dalam mengatasi keamanan laut di Samudra Pasifik dan Hindia, mengatasi polusi laut, dan mengembangkan kapasitas search and rescue di laut," tambah Presiden.
Selain itu, Presiden Joko Widodo juga berpandangan bahwa inisiatif ASEAN dan RRT mengenai konektivitas sebenarnya dapat saling bersinergi dan mendukung satu sama lain. Konektivitas kawasan dalam visi Indonesia yang sejalan dengan ASEAN Connectivity 2025 dapat diperkuat dengan inisiatif "Belt and Road" milik RRT untuk memperkuat konektivitas antarkawasan.
"Hanya melalui kolaborasi kita mampu menjadikan ASEAN-RRT sebagai pilar penting perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan," pungkas Kepala Negara. (Humas Kemensetneg)