Seusai rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, Bambang Sudibyo mengatakan dalam pertemuan itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengarahkan untuk membangun sebuah institusi pendidikan di bidang pertahanan yang selama ini belum ada di Indonesia.
"Impian beliau adalah Indonesia mempunyai sebuah institusi pendidikan pertahanan yang 'world class' setara S2. Lemhanas memang sudah ada, tetapi itu lebih pada ketahanan bukan pertahanan," kata Mendiknas.
Lembaga pendidikan itu, lanjut Mendiknas, akan bekerja sama dengan enam perguruan tinggi negeri yang sudah masuk jajaran kelas dunia, yaitu UGM ITB, UI, Undip, Unair, dan IPB.
Bambang mengatakan peserta pendidikan ini nantinya bukan saja dari kalangan militer, juga terbuka untuk diplomat, akademisi dan masyarakat sipil yang tertarik mendalami ilmu pertahanan.
"Di kampus ini nantinya selain mata kuliah pertahanan dan militer, juga diajarkan mata kuliah mutakhir lainnya, seperti sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi informasi," katanya.
Menurut dia, kampus itu akan berbasis teknologi informasi sehingga diharapkan bisa mengurangi kebutuhan tempat kuliah.
"Presiden berpesan untuk jangan terlalu berpikiran 'kampus sentris' karena lebih baik memikirkan produknya atau lulusannya seperti apa. Yang penting adalah sumber daya manusianya bukan kampusnya," katanya.
Mengenai anggaran pembangunan lembaga pendidikan itu, Mendiknas mengatakan tidak terlalu penting, karena akan memanfaatkan kapasitas yang sudah ada di enam perguruan tinggi tersebut.
"Kampusnya tidak perlu membangun yang baru. Bisa saja kampus virtual atau manfaatkan yang sudah ada. Dananya juga bisa 'cost sharing' dari Depdiknas, TNI, Dephan dan Deplu," katanya.
Hadir juga dalam rapat itu, Menlu Hassan Wirajuda, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso dan Sekjen Dephan Letjen TNI Syafrie Sjamsoedin. (*)
Sumber : http://www.antara.co.id/arc/2008/3/25/indonesia-akan-bangun-lembaga-pendidikan-pertahanan-kelas-dunia/