“Kemarin, Utusan Khusus Presiden Palestina Nabeel Shaath telah mengadakan pertemuan dengan Presiden Yudhoyono untuk menyampaikan dua hal. Pertama, proses politik mengenai proses dialog dan perundingan ke arah penyelesaian Palestina. Kedua, mengenai situasi kemanusiaan yang sangat memprihatinkan yang sekarang terjadi di Gaza,� kata Hassan Wirajuda seusai ratas, kepada wartawan.
Merespon seruan Presiden Mahmoud Abbas yang disampaikan Nabeel Shaath, jelas Hassan, rapat ini membahas dimensi kemanusiaan masalah Palestina dan bantuan apa yang dapat diberikan Indonesia. “Pada prinsipnya telah disepakati upaya Indonesia untuk membantu rakyat Palestina,� terang Hassan. “Presiden meminta kepada tim, dalam hal ini di bawah pimpinan kementerian Kesra untuk merancang jenis-jenis bantuan. Disepakati bantuan yang diberikan bukan berupa uang tunai, namun dalam bentuk barang seperti makanan atau obat-obatan yang dibutuhkan rakyat Palestina. Mengenai jumlah dan cara penyaluran bantuan masih akan dibicarakan lagi,� Menlu menambahkan.
Sejak terbentuknya pemerintahan kesatuan Palestina, menyusul terjadinya kesepakatan di Mekkah pada 17 Februari 2007, telah terjadi internal konflik yang menjurus pada konflik terbuka khususnya antara kelompok Hammas dan kelompok Fattah, terutama di wilayah Jalur Gaza. “Dengan terjadinya konflik ini, telah mengakibatkan akses ke Gaza dari beberapa tempat, baik melalui Tepi Barat Sungai Jordan maupun dari perbatasan dengan Mesir, utamanya di Sinai, menjadikan lintas barang termasuk komoditi utama yang diperlukan negara itu menjadi terganggu,� Hassan menerangkan.
Akibat konflik ini, 6.000 warga Palestina dari Gaza menyeberang ke perbatasan Mesir. “Situasi ini telah mendapat perhatian masyarakat internasional. Sekjen PBB sendiri mengirim utusan khususnya, Michael Williams, untuk mengkonfirmasikan situasi kemanusiaan yang sangat memprihatinkan di Gaza,� ujar Hassan.
Berkaitan dengan perkembangan politik di Palestina, Presiden Mahmoud Abbas mengajak agar Indonesia dapat ikut serta dalam satu proses --kemungkinan konferensi internasional mengenai Palestina. “Mengenai hal ini, masih perlu kita cermati lagi. Indonesia terbuka atas ajakan itu walaupun kita masih akan mempelajari kerangka konferensi internasional tersebut,� kata Menlu Hassan.
Hassan Wirajuda menjelaskan, pemerintah akan menjajaki kemungkinan-kemungkinan untuk membicarakan masalah keikutsertaan Indonesia dalam konferensi internasional mengenai Palestina, khususnya antara Presiden SBY dengan Presiden Mahmoud Abbas dalam kesempatan yang mungkin akan terbuka dalam waktu dekat. Salah satunya di sela-sela Sidang Umum PBB pada akhir September nanti.
Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/08/03/2093.html