Indonesia dan India sepakat untuk meningkatkan kemitraan kedua negara dari kemitraan strategis menjadi kemitraan strategis komprehensif. Hal ini merupakan salah satu hasil dari pertemuan Presiden Joko Widodo dengan PM India Narendra Modi di Istana Merdeka Jakarta, 30 Mei 2018. Kemitraan tersebut diharapkan akan mengukuhkan hubungan kedua negara yang membawa keuntungan bagi masyarakat kedua negara dan kemakmuran kawasan.
Saat memberikan pernyataan pers bersama selepas pertemuan bilateral dan pengumuman dokumen kerjasama, Presiden Joko Widodo memandang bahwa India merupakan mitra strategis utama bagi Indonesia di bidang ekonomi. India diketahui merupakan mitra dagang ekspor terbesar bagi Indonesia di Asia Selatan dan Asia Tengah.
"India adalah mitra strategis Indonesia di bidang ekonomi. India adalah mitra dagang ekspor terbesar Indonesia di Asia Selatan dan Tengah dengan nilai lebih USD15 miliar," ujarnya pada Rabu, 30 Mei 2018 di Istana Merdeka, Jakarta, sebagaimana dilansir dari siaran pers Deputi Bidang Pers, Protokol dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
Tahun lalu, Indonesia juga mendapatkan kunjungan wisatawan asal India yang melonjak hingga 28 persen dengan jumlah hampir 500 ribu wisatawan. Data juga menunjukkan bahwa dalam kurun waktu dua tahun ke belakang, penerbangan Indonesia-India meningkat dari tidak ada menjadi 28 kali per minggu.
Presiden pun menyambut baik adanya penerbangan langsung dari Indonesia ke India. “Saya menyambut baik penerbangan langsung Garuda Indonesia dari Bali ke Mumbai mulai April 2018,” kata Presiden.
Sementara di bidang ekonomi, kedua negara sepakat untuk menjadikan perekonomiannya lebih terbuka satu sama lain. Untuk itu, Presiden berharap agar negosiasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang mengusung semangat untuk memperkuat hubungan ekonomi dan meningkatkan kegiatan perdagangan dan investasi negara-negara ASEAN dan India dapat diselesaikan pada tahun ini.
"Secara khusus saya juga meminta perhatian PM Modi mengenai tingginya tarif atas produk kelapa sawit di Indonesia. Beliau tadi menyanggupi untuk melihat dari masalah-masalah yang tadi kita sampaikan," katanya.
Di bidang politik dan keamanan, Indonesia dan India diketahui aktif bekerja sama dalam forum Indian Ocean Rim Association (IORA) dan lain-lainnya di wilayah Indo-Pasifik. Keduanya juga sepakat memajukan kerja sama infrastruktur dan konektivitas termasuk di antaranya pembangunan di Pulau Sabang dan Pulau Andaman.
Pentingnya hubungan kedua negara di bidang pertahanan ditunjukkan dengan adanya pembaruan kerja sama pertahanan dan produksi bersama sejumlah industri strategis termasuk pembuatan water canon antara PT Pindad dan Tata Motors. Dengan pentingnya kemitraan itu, kedua negara sepakat meningkatkan kemitraan strategisnya menjadi kemitraan strategis-komprehensif.
"Pada tahun 2019 India dan Indonesia akan merayakan 70 tahun hubungan diplomatik dan berbagai kegiatan akan dilaksanakan untuk semakin mendekatkan masyarakat kita. Indonesia siap menjalin kerja sama yang lebih erat, lebih baik, dan lebih kuat dengan India," kata Presiden mengakhiri.
Dalam kesempatan yang sama, PM Modi menyambut dengan penuh sukacita hubungan kedua negara yang semakin meningkat kepada kemitraan strategis-komprehensif. Masing-masing negara juga menginginkan adanya peningkatan nilai perdagangan di masa mendatang.
"Saya senang karena kita sudah mampu meningkatkan kemitraan kita ke level kemitraan strategis komprehensif antara Indonesia dan India. Kita juga ingin melipatgandakan upaya kita untuk membawa nilai perdagangan kita mencapai USD50 miliar di tahun 2025," kata Modi.
Lebih jauh, India juga menyambut usulan Indonesia yang mendorong kerja sama di bidang pendidikan serta transfer pengalaman di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Kita menyambut baik saran yang disampaikan oleh Indonesia untuk meningkatkan kerja sama tersebut dan khususnya kerja sama di bidang informasi teknologi. Ini akan membawa keuntungan bersama kepada kedua negara," katanya.
Turut hadir mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekreteris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala BKPM Thomas Lembong, Kepala Badan POM Penny Kusumastuti Lukito dan Duta Besar Republik Indonesia untuk India Sidharto Suryodipuro. (Humas Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?