Hubungan diplomatik Indonesia-Mauritania resmi dibuka sejak 27 September 2011, dengan dirangkap oleh KBRI Rabat dan Mauritania merangkap kedutaanya untuk Indonesia di Kuawait. Pertemuan terakhir kedua menteri di sela-sela Sidang Majelis Umum (SMU) PBB ke-68, tanggal 25 September 2013.
Â
Dalam pertemuan bilateral ini membahas dua isu penting yakni isu Palestina dan bilateral. Untuk isu Palestina lebih pada mendorong persatuan negara anggota OKI dalam mendukung kemerdekaan Palestina dan penyelesaian isu Al-Quds Al-Sharif. “Dorong peran negara-negara Islam anggota OKI untuk aktif berperan dalam upaya perdamaian di Palestina,†tutur Retno Marsudi.
Â
Indonesia berharap hubungan bilateral
kedua negara dapat terus ditingkatkan, termasuk menjajaki lebih lanjut potensi
bidang ekonomi. “Indonesia mengundang Mauritania untuk lebih mengenal produk
dan komoditas unggulan Indonesia,†ujar Menlu. Komoditas unggulan khususnya crude palm oil (CPO),
tekstil, consumer products, dan
peralatan listrik. Selain itu, “Indonesia siap membantu dalam hal peningkatan
kapasitas dan hubungan kedua masyarakat,†tutup Retno. (KTT LB OKI-Humas
Kemensetneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?