Presiden SBY menjelaskan tentang program pembangunan berkelanjutan yang
dilaksanakan Indonesia untuk 1.000 warga Palestina di berbagai bidang dan
pelatihan 842 pejabat Palestina dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Terkait itu, Presiden SBY menyerukan negara-negara OKI untuk juga
menguatkan dukungan dan diplomasi bagi Palestina dalam perjuangan memperoleh
haknya sebagai negara.
Penerimaan bersejarah Palestina sebagai negara peninjau di PBB adalah
kemenangan diplomasi dan moral sehingga OKI harus membantu menguatkan kapasitas
kelembagaan bagi negara Palestina.
Sementara dalam Pembukaan KTT, Presiden SBY menyampaikan pandangan tentang
penguatan peran dan kelembagaan OKI dalam perdamaian dan kesejahteraan dunia
serta mempromosikan demokrasi dan HAM.
Pertama, OKI harus menjadi kontributor utama terhadap perdamaian dan
keamanan dunia dengan membantu mengatur dan menyelesaikan konflik yang terjadi
di kalangan umat, seperti konflik Suriah dan Palestina. OKI harus mempunyai
satu pandangan dalam mendorong gencatan senjata untuk mengakhiri pertumpahan
darah, mengupayakan bantuan kemanusiaan, serta mengedepankan proses politik.
Kedua, OKI harus menjadi kontributor utama terhadap pembangunan ekonomi dan
pemerataan kesejahteraan untuk berbuat lebih banyak dalam mengatasi kemiskinan
global, kerja sama investasi dan perdagangan, ilmu pengetahuan dan tekonologi
di antara dunia Muslim. Hal ini terus dilakukan mengingat negara-negara OKI
memiliki cadangan dua pertiga migas dunia dengan kombinasi GDP mempresentasikan
8,3 persen ekonomi global.
Ketiga, OKI harus menjadi kontributor utama dalam mendorong demokrasi serta
mempromosikan dan memproteksi HAM, antara lain melalui penguatan Independent
Permanent Human Rights Commission (IPHRC) dalam OKI.
Pada tingkat global, Indonesia mendorong OKI untuk
berkontribusi dalam mempromosikan toleransi dan dialog antar-keyakinan, serta
mengambil peran dalam perancangan agenda pembangunan pasca-2015. (dukjak-humas
setneg)
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?