Dalam pengantar pada pertemuan bilateral, Presiden Joko Widodo mengatakan, bahwa Indonesia dan Malaysia adalah dua tetangga yang sudah lama berhubungan dengan baik. "Hal ini antara lain dapat dilihat dari angka-angka perdagangan, investasi, dan pariwisata antar kedua negara. Pertemuan konsultasi tahunan ke-11 ini merupakan kesempatan yang baik untuk membahas isu-isu prioritas yang perlu kita tingkatkan," ujar Presiden.
Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin dalam rilisnya menerangkan pertemuan bilateral yang dihadiri kedua kepala negara beserta delegasi itu sendiri membahas sejumlah isu bilateral kedua negara, salah satunya mengenai masalah perbatasan Indonesia dan Malaysia. Pertemuan bilateral Indonesia-Malaysia dilakukan sebelum pertemuan World Economic Islamic Forum (WIEF) ke-12 yang rencananya akan dihadiri oleh kedua Kepala Negara pada esok, Selasa 2 Agustus 2016.
"Mengenai penetapan batas wilayah, kita sepakat untuk lebih mengintensifkan negosiasi-negosiasi dan pertemuan-pertemuan," ucap Presiden dalam pernyataan bersama usai pertemuan.
Terkait dengan kasus penculikan dan penyanderaan yang akhir-akhir ini marak terjadi di perairan kedua negara, Presiden Joko Widodo mendorong percepatan kerja sama antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina untuk dapat menanggulangi kasus tersebut.
"Kerja sama keamanan di perairan Sulu dan sekitarnya, Indonesia menyampaikan konsen terhadap kasus penculikan dan penyanderaan di wilayah tersebut. Indonesia mendorong agar kerja sama trilateral antara Malaysia, Filipina, dan Indonesia terhadap pengamanan perairan Sulu dan sekitarnya ini segera dilakukan," terangnya.
Kerjasama Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia
Adapun terhadap perlindungan bagi Warga Negara Indonesia yang berada di Malaysia, Presiden juga mendorong pemerintah Malaysia untuk dapat bekerja sama dalam hal tersebut.
"Yang berkaitan dengan kerja sama perlindungan warga negara Indonesia, kita menekankan pentingnya kerja sama melindungi tenaga kerja Indonesia yang berada di Malaysia," ujar Presiden.
Penandatanganan Kerjasama di Bidang Ekonomi
Pertemuan yang berlangsung sekitar 30 menit tersebut juga menghasilkan kesepakatan yang berupa kerja sama antara Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Negara Malaysia di bawah perjanjian "ASEAN Banking Integration Framework". Selain itu, kedua kepala negara juga sepakat untuk menandatangani perjanjian negara tuan rumah bagi sekretariat dewan negara-negara dewan penghasil produsen minyak sawit.
"Indonesia menyambut baik penandatanganan dua dokumen kerja sama, yaitu perjanjian negara tuan rumah bagi sekretariat dewan negara-negara produsen minyak sawit dan juga perjanjian ASEAN Banking Integration Framework antara OJK dengan Bank Negara Malaysia," terang Presiden.
Dalam kunjungannya kali ini, Perdana Menteri Malaysia datang bersama sejumlah delegasi yang termasuk di dalamnya Gubernur Bank Nasional Malaysia. Sementara itu, sejumlah Menteri Kabinet Kerja yang di antaranya Menkopolhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Hanif Dhakiri, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Darmansyah Hadad, Deputi Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara, hingga Duta Besar Indonesia Untuk Malaysia Herman Prayitno turut mendampingi Presiden Joko Widodo dalam pertemuan tersebut. (Humas Kemensetneg)